Sunday, March 23, 2014

Harga Kopi Dalam Beberapa Bulan ke Depan Bakal Melambung

Kekeringan yang melanda Brasil, salah satu negara produsen kopi dunia ditelah mengerek harga kopi dan akan terus mendorong kenaikan harga di pasar global. Asosiasi Eksportir dan Industri Kopi Indonesia (AEKI) memprediksi tren kenaikan harga akan berlanjut hingga enam bulan ke depan.

Pranoto Soenarto, Ketua Kompartemen Industri dan Spesialti Kopi AEKI menuturkan, dalam tiga pekan terakhir harga kopi naik cukup signifikan gara-gara kondisi di Brazil  tersebut. Kenaikan harga kopi itu terjadi baik untuk jenis kopi arabika maupun kopi robusta. "Naiknya harga kopi internasional juga berpengaruh pada harga kopi Indonesia," jelasnya kepada KONTAN Senin (10/3/2014).

Pranoto bilang, saat ini harga kopi arabika ada di kisaran US$ 4 per kilogram (kg), naik 81,8% ketimbang tiga pekan lalu yang ada di kisaran US$ 2,2 per kg. Sedangkan harga kopi robusta saat ini ada di kisaran US$ 2,1 per kg, naik 31,25% dari tiga pekan yang lalu yang ada di kisaran US$ 1,6 per kg.

Pranoto memperkirakan, dalam enam bulan ke depan harga kopi arabika akan mencapai US$ 5 per kg. Sementara untuk harga kopi robusta diprediksi bakal terkerek ke kisaran US$ 2,5 per kg.
ESPRESSO yang keluar hasilnya terdiri dari crema di lapisan atasnya dan kopi cair di bagian bawahnya
ESPRESSO yang keluar hasilnya terdiri dari crema di lapisan atasnya dan
kopi cair di bagian bawahnya

Saimi Saleh, Presiden Direktur PT Indokom Citra Persada bilang, fluktuasi harga kopi sangat dipengaruhi oleh hasil panen di negara produsen kopi dunia. Selain itu kondisi ekonomi global seperti adanya perlambatan ekonomi di Eropa dan Amerika juga turut berpengaruh terhadap permintaan kopi.

Seperti dikutip Bloomberg pekan lalu, cuaca kering dan panas melanda Brasil yang  merupakan salah satu sentra produksi kopi pada Januari hingga Februari lalu. Kondisi  tersebut diperkirakan bakal berdampak pada produksi kopi dunia di dua tahun ini, yaitu 2014 - 2015.

Mengenai Indonesia sendiri, menurut data Kementerian Pertanian, realisasi produksi kopi 2013 mencapai 670.000 ton, naik 1,97% dari 657.000 ton di tahun 2012. Sementara itu, secara global produksi kopi dunia untuk periode 2013-2014 sekitar 526,77 juta ton, turun dari periode 2012-2013 sekitar 542,56 juta ton.

Tahun ini AEKI memperkirakan produksi biji kopi nasional sekitar 480.000-500.000 ton. Jenis produksi kopi Indonesia ini terdiri dari 75% merupakan jenis kopi robusta, dan sekitar 25% kopi arabika. Sementara itu, ekspor kopi Indonesia tahun ini diperkirakan sama seperti tahun lalu yang sekitar 400.000 ton.

Selama ini Indonesia mengekspor kopi ke lebih dari 80 negara. Diantaranya, Jerman, Amerika Serikat, Jepang, Belgia, Italia, Inggris, Afrika, Timur Tengah, dan negara-negara ASEAN seperti Filipina, Malaysia dan Singapura.


Sumber:
http://aceh.tribunnews.com/2014/03/11/hingga-beberapa-bulan-ke-depan-harga-kopi-bakal-melambung
Read More

Mengenal Tanaman Kopi

Sebelum kita bercocok tanam kopi, terlebih dahulu kita harus mengenal bagaiamana sebenarnya pohon kopi tersebut. Sehingga dengan demikian kita bisa mengetahui dan dapat mencarikan hal-hal apa yang diperlukan untuk bercocok tanam kopi yang baik.

Misalkan saja kita bisa mencarikan tanah yang baik untuk bercocok tanam kopi, dan iklim yang bagaimana pula yang diperlukan oleh tanaman kopi dan sebagainya.

Maka untuk mengenal pohon kopi, kita bisa melihat dari beberapa sudut berikut:

A. Akar

Perakaran dalam pohon kopi ini relatif dangkal. Boleh dikatakan kalau lebih dari 90 persen, akar-akar kopi ini terdapat di lapisan tanah yang dalamnya hanya antara 0-30 cm. Disebabkan karena inilah maka tanaman kopi sangat peka terhadap kandungan bahan organik, perlakuan tanah dan juga terhadap saingan rumpai.

Struktur tanah yang baik sangatlah diperlukan untuk tanaman kopi, karena memang pohon ini sangat memerlukan oksigen.
Gambar 5: Perakaran Tanaman Kopi

Gambar 6: Perakaran Tanaman Kopi


Lalu yang kita ketahui lagi, kalau pertumbuhan akar di dalam tanah itu baik, maka dapat dipastikan menjadikan pertumbuhan pohon diatas baik juga. Sebab untuk pohon kopi ini antara berat akar dan bagian-bagian pohon diatas tanah/shoot terdapat korelasi yang positif.

Bila saja pertumbuhan akar tanaman ini terhambat, maka akan dapat mengakibatkan tanaman tersebut kelihatan kerdil. Hal itu biasanya karena kekurangan air atau kekurangan udara atau bahkan tergenang air.

B. Batang dan Cabang

Kopi memperlihatkan dimorfisma dalam pertumbuhan vegetatifnya.
-        pertumbuhan ortotropik (tegak)
-        pertumbuhan plagiotropik (kesamping)

Batang dan tunas-tunas air atau yang sering disebut dengan nama wiwilan, tumbuh ortotropik, sedang cabang plagiotropik.

Bagian tanaman yang tumbuh ortotropik dapat menghasilkan pertumbuhan ortotropik dan plagiotropik. Namun sebaiknya bagian yang tumbuh plagiotropik hanya bisa menghasilkan pertumbuhan plagiotropik dan tidak dapat menghasilkan ortotropik. Oleh karena itu, sambungan cabang atau stek cabang tidak dapat tumbuh ke atas, namun biasanya tumbuhnya terus menyamping.
Gambar 7: Batang dan Dahan Tanaman Kopi

Pada ketiak daun batang terdapat 2 macam kuncup tunas yaitu:
1.      Kuncup tunas primair
a.      Hanya satu di bagian paling atas
b.      Dapat tumbuh menjadi cabang primair (cabang buah). Kecuali pada 2-5 pasang daun yang paling bawah.
2.      Kuncup tunas reproduksi
a.      Berjumlah 4-5 buah, terletak di bawah kuncup-kuncup primair.
b.      Dapat tumbuh menjadi tunas reproduksi (tunas air/wiwilan).

Kemudian pada setiap ketiak daun dapat tumbuh tunas reproduksi beberapa kali, akan tetapi cabang primair hanya terbentuk satu kali. Oleh karena itu buah terbentuk pada cabang-cabang primair maka cabang ini sangat penting artinya. Kemudian susunan tunas semacam ini juga terdapat pada ketiak-ketiak daun cabang primair dan dinamakan:
1.      Kuncup tunas sekunder
2.      Kuncup tunas reproduksi

Adalah berbeda dengan kuncup-kuncup tunas pada batang, kuncup-kuncup ini dapat tumbuh menjadi bunga. Namun pada umumnya pada setiap ruas hanya sekali berbentuk bunga, kecuali pada kopi Ekselsa.

Lalu pada cabang-cabang primair yang kuat pertumbuhannya, kuncup-kuncup tunas ini sebagian dapat menjadi cabang.
a.      Kuncup tunas sekunder dapat tumbuh menjadi cabang sekunder
b.      Kuncup tunas reproduksi dapat tumbuh menjadi cabang reproduksi, cabang cacing atau cabang balik.

C. Daun

Daun kopi ini tumbuh berhadapan dan berpasangan, baik itu yang tumbuh pada cabang maupun batang. Pada cabang, daun-daun itu berpasangan dan terletak pada satu bidang. Akan tetapi pada batang dan wiwilan pasangan-pasangan daun tersebut tak terletak pada satu bidang. Pasangan-pasangan daun tersebut akan terletak pada satu bidang. Pasangan-pasangan daun tersebut akan terletak pada bidang-bidang yang bersilangan. Kemudian yang perlu juga diketahui bahwa stomata atau mulut daun ternyata berbeda-beda dan ini menurut jenis kopi.

Jumah Stomata Pada Daun:
1.      Kopi Arabika memiliki jumlah stomata 148-185 per mm2.
2.      Kopi Liberika memiliki jumlah stomata 216-326 per mm2.
3.      Kopi Robusta memiliki jumlah stomata 302-388 per mm2.

Jumlah stomata persatuan luas daun juga dipengaruhi oleh intensitas cahaya. Menurut Alvim, makin besar intensitas cahaya maka makin besar/banyak jumlah stomata.

Daun kopi ini akan menjadi lebar, tipis dan lembek apabila intensitas cahaya terlalu sedikit. Dengan demikian maka performance daun juga dapat dipakai untuk mengontrol pengaturan naungan.

D. Bunga dan Buah

Bunga kopi ini akan terbentuk pada ketiak-ketiak daun dari cabang. Pada tiap ketiak akan terdapat 4-5 tandan. Untuk itu masing-masing akan terdiri dari 3 sampai 5 bunga. Hingga dengan demikian maka tiap ketiak akan dapat dibentuk antara 12 sampai 25 bunga, atau katakanlah 24 sampai 50 bunga per dompolannya.

Pada kopi arabika, pada umumnya jumlah tandannya akan lebih sedikit hingga dompolannya lebih kecil bila dibandingkan dengan jenis kopi robusta. Pada kondisi iyang optimal jumlah bunga ini bisa mencapai lebih dari 6000 sampai 8000 per pohon. Namun bunga yang bisa menjadi buah hingga masak biasanya hanya berkisar antara 30 sampai 50 persen.

Mahkota bunga berwarna putih, dengan jumlah mahkota yang berbeda-beda menurut jenis kopinya, yatu:
1.      Kopi Arabika memiliki 5 daun mahkota;
2.      Kopi Robusta memiliki 308 daun mahkota;
3.      Kopi Liberika memiliki 6-8 daun mahkota.

Juga demikian dengan panjang tangkai putiknya, ini pun menurut dari jenis kopinya.
1.      Kopi Arabika memiliki panjang tangkai putik yang lebih pendek apabila dibandingkan dengan benang sarinya;
2.      Kopi Robusta memiliki panjang tangkai putik yang lebih panjang apabila dibandingkan dengan benang sarinya;
3.      Kopi Liberika memiliki panjang tangkai putik yang lebih panjang apabila dibandingkan dengan benang sarinya.


Gambar 8: Pohon Kopi yang Mulai Berbunga
Gambar 9: Pohon Kopi yang Mulai Berbuah


Kemudian penyerbukan dari masing-masing jenis ini juga berbeda:
1.      Kopi Arabika, menyerbuk sendiri/Self Pollinator;
2.      Kopi robusta, menyerbuk silang/ Cross ollinator;
3.      Kopi Liberika, menyerbuk silang/Cross Pollinator.

Penyerbukan pada tanaman kopi ini biasanya dibawa oleh angin. Pembawaaan ini bisa sampai 100 meter dari pohon itu sendiri, namun sebenarnya yang paling baik hanyalah yang dibawa berjarak 35 meter dari pohon itu sendiri. Pada umumnya tanaman kopi ini akan mengeluarkan bunga pada umur 3 tahun dan kemudian nanti pada usia 4 tahun baru mulai berubah. Untuk bakal buah ini terletak dibawah dan berisikan dua bakal biji. Pada setiap buah kopi masih kelihatan bekas tempat daun mahkota.

Buah kopi ini menjadi masak dalam waktu antara 9 bulan sampai 1 tahun. Hal ini sebenarnya juga tergantung dari jenis kopi itu sendiri masing-masing:
1.      Kopi Arabika, masak pada 9-10 bulan;
2.      Kopi Robusta, masak pada 10-11 bulan;
3.      Kopi Liberika, masak pada 11-12 bulan;
4.      Hibrida Kawisari, masak pada 9-10 bulan;
5.      Hibrida Conuga, masak pada 10-11 bulan;
6.      Hbrida O.P. masak pada 11-12 bulan.

Kemudian perlu diketahui pula, bahwa pertumbuhan bakal buah ada kalanya juga mengalami kelainan, sehingga berubah menjadi:
1.      Kopi Lanang, (rondboon/ pea berry) hanya satu bakal buah yang berkembang;
2.      Kopi Gabuk (voosboon/ emty bean) bakal buah tidak berkembang;
3.      Kopi Gajah (elephant bean) terdapat lebih dari dua biji karena adanya poliembrioni.

Keadaan yang abnormal ini banyak terjadi pada jenis kopi Arabika, yaitu sering dijumpai poliembrioni dan polispermi. Dimana dalam satu buah terdapat lebih dari 2 endosperm/ berbiji banyak.
Read More

Tabel Jenis Tanaman Komersial Di Dalam Kebun Kopi Multistrata


No
Nama Lokal
Nama Ilmiah
Klas Strata
Frekuensi
1
Dadap
Erythrina sububrams
D
89.5
2
Jarak
Ricinus communis
C
5.3%
3
Kihujan
Gliricidia sepium
C
84.2
4
Hamerang
Ficus fulva
C
26.3
5
Kayu afrika
Maesopsis eminii
E
21.1
6
Murbei
Morus alba
D
5.3
7
Petai cina
Leucaena leucocephala
C
42.1
8
Teureup
Artocarpus elasticus
E
15.8
9
Tisuk
Hibiscus cannabinus
E
10.53
10
Waru
Hibiscus spp.
D
5.3
11
Bayur
Pterospermum spp.
E
5.3
12
Cemara
Cryptomeria japonica
E
5.3
13
Jati
Tectona grandis
E
10.5
14
Mahoni
Swietenia mahogani
E
15.8
15
Pasang
Quercus sundaica
E
21.1
16
Sawo Manila
Manilkara zapota
E
21.1
17
Sengon
Paraserianthes falcataria
D
21.1
18
Trembesi
Samanea saman
D
5.3
19
Suren
Toona sureni
E
10.5
20
Tenam
Anisoptera spp.
E
5.3
21
Sonokeling
Dalbergia latifolia
D
42.1
22
Alpukat
Persea americana
D
73.7
23
Asam
Tamarindus indica
E
10.5
24
Belimbing
Averrhoa bilimbi
C
5.3
25
Cempedak
Artocarpus integer
E
10.5
26
Duku
Lansium domesticum
E
15.8
27
Durian
Durio zibethinus
D
78.9
28
Jambu air
Syzygium aqueum
C
36.8
29
Jambu batu
Psidium guajava
C
78.9
30
Jambu bol
Eugenia malaccencis
C
31.6
31
Jengkol
Pithecellobium jiringa
D
42.1
32
Jeruk
Citrus nobilis
C
36.8
33
Kedondong
Spondias pinnata
D
10.5
34
Lengkeng
Dimocarpus longan
D
10.5
35
Limus
Mangifera foetida
D
47.4
36
Mangga
Mangifera indica
D
68.4
37
Nangka
Artocarpus heterophyllus
D
100
38
Petai
Parkia speciosa
D
63.1
39
Rambutan
Nephelium lappaceum
D
52.6
40
Sawo
Manilkara kauki
D
15.8
41
Sirsak
Annona muricata
C
21.1
42
Tangkil
Gnetum gnemon
C
47.4
43
Aren
Arenga pinnata
E
47.4
44
Bambu
Bambusoidea spp.
E
42.1
45
Cengkeh
Eugenia aromatica
C
47.4
46
Coklat
Theobroma cacao
C
15.8
47
Kayu manis
Cinnamomum burmanii
C
68.4
48
Kelapa
Cocos nucifera
E
31.6
49
Kemiri
Aleurites moluccana
E
36.8
50
Kopi
Coffea robusta
B
100
51
Lada
Piper ningrum
52
Pepaya
Carica papaya
B
36.8
53
Pinang
Areca catechu
D
10.5
54
Pisang
Musa sp.
B
89.5
55
Randu
Ceiba pentandra
56
Salam
Eugenia polyantha
E
21.1
57
Cabe
Capsicum frutescens
A
5.3
58
Jahe
Zingiber offcinale
A
10.5
59
Kapulaga
Amomum compactum
A
10.5
60
Kunyit
Curcuma longa
A
21.1
61
Laja
Alpinia galanga
A
10.5
62
Nanas
Annanas comosus
A
10.5
63
Salak
Salacca zalacca
A
10.5
64
Singkong
Manihot esculenta
A
5.3
65
Talas
Colocasia esculenta
A
15.8
66
Rambai
Baccaurea motleyana
A
5.3

Keterangan Klas Strata:
Strata A : ketinggian 0-1 meter, terdiri dari tanaman permukaan
Strata B : ketinggian 1-5 meter, terdiri dari kopi, pisang dan pepaya
Strata C : ketinggain 5-15 meter
Strata D : ketinggian 15-20 meter
Strata E : ketinggian lebih dari 20 meter
Read More