Sunday, June 15, 2014

KOPI SUMATERA

KOPI SUMATERA SALAH SATU KOPI TERBAIK

Sumatera adalah salah satu daerah penghasil kopi di Indonesia dan dikenal sebagai penghasil kopi terbaik yang terkenal tak hanya di dalam negeri, kopi Sumatera terkenal juga hingga ke luar negeri. Kopi Sumatra menjadi salah satu kopi terlaris di negara Amerika Serikat yang merupakan negera dengan tingkat konsumsi kopi terbesar di dunia.

Kopi Sumatra termasuk salah satu kopi termahal. The Guardian melaporkan kopi luwak asal Sumatra sebagai kopi termahal di dunia. Mereka juga melaporkan perbandingan harga kopi Sumatra dengan kopi asal Brazil di mana harga kopi Sumatra lebih mahal. Tidak heran jika kopi Sumatera menjadi favorit warga Athens Ohio.

Kopi Sumatera sendiri beragam sesuai dengan lokasi asalnya, seperti kopi Aceh Gayo, kopi Sidikalang, kopi Mandailing, kopi Lintong dan kopi Lampung, , dan. Semua jenis kopi tersebut memiliki  aroma dan rasa yang khas.

Kopi Sidikalang, Nama kopi ini diambil dari nama Ibu Kota Dairi, yaitu Kota Sidikalang yang terletak didaerah pegunungan yang memiliki ketinggian 1.500 meter diatas permukaan laut. Kombinasi dari hawa dingin dan jenis tanah membuat kopi Sidikalang di Sumatera memiliki cita rasa yang khas. Kopi Sidikalang berasal dari wilayah Sumatera Utara yang memiliki tiga daerah penghasil kopi terbaik yaitu Sidikalang, Mandailing, dan Lintong Nihuta.

Kopi Sumatera lainnya  yang terkenal akan aroma dan kenikmatan yang khas adalah kopi Gayo Aceh. Berikut coba kita bahas kopi khas dari Sumatera.

BERAGAM KOPI DARI PULAU SUMATERA


Kopi  Aceh


Kopi Gayo Aceh adalah kopi dari kopi asal daerah Sumatera paling Utara. Biji kopi yang di hasilkan dari dataran tinggi yang bernama Gayo Aceh terkenal dengan kopi arabika nya yang khas dan sudah menjadi sebagai salah satu kopi terbaik di dunia. Kopi ini sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda. Takengon (Gayo) memiliki letak geografis yang menjadi salah satu rangkaian bukit barisan tentu punya kelebihan tersendiri. Tanahnya subur dan curah hujannya juga lumayan tinggi. Karena letaknya kurang lebih 1.300 m dpl maka sangat cocok untuk menanam kopi jenis Arabica.

Di Aceh terdapat dua jenis kopi yang dibudidayakan, Arabika dan Robusta. Jenis kopi Arabika yang sangat terkenal adalah Kopi Gayo, dan produksinya adalah yang terbesar di Asia. Kopi jenis Arabika ini umumnya dibudidayakan di wilayah dataran tinggi Tanah Gayo, Aceh Tenggara, dan Gayo Lues.

Kopi Sumatera
Biji Kopi



Jenis kopi Robusta adalah Kopi Ulee Kareng. Umumya dibudidayakan di Kabupaten Pidie (terutama wilayah Tangse dan Geumpang) dan Aceh Barat. Cita rasa yang unik dan khas dari kedua jenis kopi tersebut berhasil menarik minat pasar mancanegara sehingga membuat Aceh mendominasi ekspor kopi Indonesia hingga 60%.

Kopi Sidikalang (Sumatera Utara)


Jenis kopi arabika yang memiliki kenikmatan cita rasa luar biasa di Sumatera Utara adalah Kopi Sidikalang. Nama tersebut adalah nama daerah di mana kopi itu berasal. Kopi Sidikalang sendiri sudah terkenal hingga ke luar negeri. Kopi Sidikalang menjadi salah satu kopi terbaik di dunia yang berasal dari Brazil.

Menurut para ahli kopi, aroma dan kekhasan rasa dari Kopi Sidikalang disebabkan oleh kombinasi hawa dingin dan jenis tanah di kawasan pegunungan dengan ketinggian 1.500 meter di atas permukaan laut.


Kopi Mandailing Natal


Mandailing Natal adalah daerah penghasil kopi berkualitas yang terkenal sejak zaman Belanda di Sumatera Utara. Dalam sejarah perkopian Indonesia desa yang jadi pusat kopi Arabica pertama kali di tanam adalah Desa Pakantan, Mandheling Natal.

Di salah satu desa di Mandailing Natal, yaitu desa Sambang Banyak Jae Ulu Pungud banyak sekali kebun kopi yang sudah berumur puluhan, bahkan ratusan tahun. Kebun kopi ini diyakini memiliki hubungan dengan sejarah kopi Arabica yang pertama kali dimasukkan oleh Belanda ke Indonesia pada 1699.

Ada dua jenis kopi yang ditanam di Mandailing Natal. Paling banyak adalah kopi jenis Arabica, baru kemudian Robusta.

Kopi Besemah (Sumatera Selatan)


Kopi yang berasal dari Sumatera Selatan adalah Kopi Besemah. Aroma dan rasanya yang gurih membuat kopi Besemah ini digemari oleh penduduk di wilayah Sumatera Selatan. Kopi Besemah merupakan jenis kopi Robusta yang tumbuh di dataran tinggi sekitar pegunungan dan perbukitan. Kopi Besemah yang berasal dari daerah Pagalaram adalah salah satu kopi favorit Ratu Belanda, yaitu Ratu Yuliana.


Kopi Lahat


Kota Lahat adalah kota tertua di Sumatera. Usia kota Lahat saat ini sudah mencapai 130 tahun dan merupakan kota yang dirancang khusus oleh Belanda ketika menjajah Indonesia. Budaya minum kopi di Lahat sudah berlangsung sejak dahulu. Di kabupaten Lahat banyak terdapat kebun kopi.

Kopi Pagaralam


Pagaralam berada diketinggian 1.000 m dpl di atas permukaan laut sehingga berhawa sejuk. Pagaralam adalah daerah penghasil kopi terbesar di Sumatera. Banyak kebun kopi yang ada di Pagaralam, tetapi sedikit tempat pengolahannya.
Biasanya para petani kopi Pagaralam menyimpan buah kopi dalam kondisi masih terbungkus dengan kulitnya supaya lebih awet dan tak mudah menyusut. Jika harga kopi lagi kurang baik para petani biasanya menyimpan buah kopi dalam karung-karung besar. Ketika harga membaik barulah diolah menjadi kopi.

Kopi Empat Lawang


Kabupaten Empat Lawang (Tebing Tinggi) merupakan daerah hasil pemekaran Kabupaten Lahat di Sumatera. Kota ini memiliki ikon Biji Kopi karena kopi adalah salah satu komoditas andalan kabupaten Empat Lawang. Hampir di semua tempat di daerah Empat Lawang memiliki kebun kopi yang hasilnya dapat diandalkan.
Kopi di Empat Lawang sangat khas karena merupakan hasil percampuran kopi Arabica dan Robusta. Wujud aslinya Robusta tapi aromanya Arabica. Kopi dari Empat Lawang sangat terkenal sehingga diminati para pedagang dari kota lain. Sebagian besar hasil panen kopi Empat Lawang mengalir keluar dari kota itu dan diberi cap atau diaku kopi daerah lain.

Kopi Curup-Kepahiang


Curup adalah salah satu sentra penghasil kopi di daerah Bengkulu di Pulau Sumatera. Kopi daerah Curup juga sering dikenal dengan sebutan Kopi Bengkulu. Perkebunan lokal kopi di Curup dan Kepahiang berjenis kopi Robusta dan biasanya diolah secara tradisional.

Kopi Lampung


Jenis kopi Sumatera berikutnya adalah kopi lampung yang termasuk jenis kopi Robusta dengan aroma dan kekhasan rasa. Kopi Lampung mempunyai rasa lebih pahit, dan sedikit asam. Kadar kafeinnya pun cukup tinggi. Kopi Lampung merupakan kopi robusta yang tanaman biji kopinya hanya dapat tumbuh dengan baik di ketinggian 400-700 meter diatas permukaan laut dengan temperatur sekitar 21 sampai 24 derajat celcius.

Kopi Liwa


Liwa adalah daerah pegunungan di Lampung Barat di Pulau Sumatera, menghubungkan tiga provinsi: Lampung, Bengkulu, dan Sumatera Selatan. Kopi Luwak dari Liwa sangat popler hingga mancanegara. Harga per kilo kopi Luwak sangat mahal harganya berkisar antara Rp 400 ribuan sampai jutaan.
Read More

Omerta Koffie

JIKA Anda sudah membaui aroma kopi yang kuat saat mesin giling (grinder) dioperasikan, merasakan sedikit hawa panas karena ruang yang sedikit sempit dan langit-langit yang rendah plus obrolan yang mengalir lancar, menikmati setiap sesapan kopi hingga ampas terakhir, berarti, tak salah lagi Anda (memang) sudah tiba di Omerta Koffie.
Belum setahun usia kafe kecil yang berada di Jalan Wahid Hasyim no 9 (di depan kantor Golkar) Medan ini saat laman ini diluncurkan, persisnya di akhir Oktober 2013. Belum begitu banyak juga orang yang mengetahui atau pun bisa menikmati kopi hitam di sini, tapi kami yakin Anda yang membuka laman ini pasti akan segera mampir untuk merasakan kopi segar yang kami sajikan.
french press omertaUntuk maniak kopi, terutama bagi kalangan pecinta kopi hitam dengan penyajian manual, Omerta Koffie mungkin menjadi jawaban bagi Anda. Di sini, aneka kopi spesial (single origin coffee) terutama asal Sumatera Utara seperti Lintong, Mandheling, Dolok Sanggul, Sidikalang, Gayo, sudah menanti Anda. Sesekali, jika beruntung, Anda bisa juga menikmati kopi asal Kolombia, Guatemala, Ethiopia, karena tak selalu ada.
Kopi-kopi yang selalu dijaga kesegarannya itu akan disajikan di meja dengan pilihan metode yang diinginkan seperti espresso dengan moka pot, dripper, pour over, french press, ibrik, dan tentu saja dengan tubruk. Kami berjanji segera menghadirkan syphon untuk melengkapi petualangan kopi Anda diOmerta Koffie.
Nah, karenanya jangan malu-malu, singgah lah segera.

Read More

CIKOPI


Read More

Kopi Medan

http://kopimedan.com/

CONTACT PERSON:
Pak Awi
0813-6205-4088 (SMS, Whatsapp, Line, WeChat, KakaoTalk, Viber)
061-76852772
bb: 7660e7a2
email:info@mandheling.com
Alamat BINJAI:
UD SEGAR HARUM BINJAI
Jl A Yani no 250 Binjai
Tel: 061-8821147
Alamat Medan:
Toko Kopisidikalang.com
Jl. Majapahit no 75C Medan
OUTLET CAMBRIDGE MEDAN
KopiSidikalang.com
Cambridge City Square Medan
Lower Ground (dpn Brastagi Supermarket)
OUTLET SUN PLAZA MEDAN
KopiSidikalang.com
Sun Plaza Medan
Lantai 4 (kios dalam Hypermart)
Read More

Otten Coffee

HERE AT OTTEN COFFEE HOUSE, IS AN INDEPENDENT COFFEE  ROASTER BASED IN MEDAN, NORTH SUMATRA – INDONESIA. WE SPECIALIZE IN FRESHLY ROASTED 100% SUMATRAN COFFEE
ON THE BEAUTIFUL ISLAND OF SUMATRA, WE ROAST OUR COFFEE DAILY TO ENSURE THE FRESHNESS OF EVERY ROAST. TASTE THE FRESH FLAVORS OF THE SUMATRA ISLANDS DELIVERED TO YOUR FAMILY AND FRIENDS
OTTEN COFFEE HOUSE HUMBLY OFFER YOU SINGLE ORIGIN OF 100% SUMATRAN COFFEE. WE ARE PAYING ATTENTION AND INVESTED IN MAKING EACH CUP AN AUTHENTIC AND QUALITY EXPERIENCE. AND OF COURSE, COFFEE FARMS AND THE FARMER IS BENT ON GROWING THE BEST GREEN COFFEE EVER, THAT’S WHERE OTTEN COFFEE COMES FROM.
WE ARE OBSESSED WITH GOOD COFFEE. EVERYTHING WE DO—SOURCING, PROCESSING, ROASTING, BREWING, EDUCATING—IS ABOUT BRINGING YOU THAT PLACE IN A CUP. BECAUSE COFFEE SHOULD BE TRUE.

OUR COZY COFFEE HOUSE LOCATED AT
JL. KRUING NO.3 E-F, MEDAN – NORTH SUMATRA
Read More

Tuesday, June 10, 2014

Aroma Kopi Indonesia yang Mendunia

Jakarta (ANTARA News) - Kopi tidak hanya memberi pengalaman rasa tetapi juga identitas budaya bagi Indonesia.

Begitulah pesan yang diangkat oleh Budi Kurniawan dalam film dokumenter berjudul "Biji Kopi Indonesia" atau "Aroma of Heaven".

Budi butuh waktu tiga tahun untuk melakukan riset mendalam tentang catatan alur sejarah kopi Indonesia.

"Sekitar 300 tahun, kopi Indonesia telah berkembang, tetapi rasanya belum ada perjalanan visual yang utuh tentang sejarah kopi Indonesia," kata Budi tentang alasannya membuat film tentang kopi Indonesia.

Film itu membawa penonton ke tempat kopi mulai dikembangkan, seperti Desa Doro di Pekalongan, Jawa Tengah.

Belanda pernah membangun pabrik pengolahan kopi di desa itu dan tahun 1878 membangun pipa penggelontor biji kopi yang tersembunyi di bawah tanah. Dari sana lah kopi Indonesia kemudian mengalir hingga ke Eropa.

Pada abad 18, kopi Jawa sangat populer. Nama Jawa kemudian melekat dengan kopi.

"Saking populernya, dulu secangkir kopi itu disebut a cup of Java," ujar guru besar Antropologi dari Universitas Gajah Mada Yogyakarta, Pujo Semedi, di film itu.

Pujo mengatakan kepopuleran Kopi Jawa terus melesat hingga abad 19 akhir. "Dalam kurun dua abad, Jawa berkembang menjadi produsen kopi terbesar di dunia," ungkap Pujo.

Dari perkebunan kopi yang jauh dari hiruk pikuk kota, aroma kopi Indonesia sampai ke gerai-gerai kopi di seluruh dunia.

Namun popularitas kopi-kopi Indonesia tidak lantas berbanding lurus dengan kesejahteraan petani dan pekebun kopi Indonesia.

Petani Gayo di Aceh Tengah menanam sekitar 136 varietas kopi sejak tahun 1903 hingga menjadi areal terluas kopi Arabica di Asia. Namun nama besar kopi Gayo tidak berbanding lurus dengan kesejahteraan petani di sana.

Film tersebut mengungkap panjangnya rantai bisnis kopi Gayo, yang juga disebut Siti Kahwa. Biji kopi yang sudah dipanen dibawa ke Medan, Sumatera Utara, lalu baru diproses di sana.

Dari Aceh, penonton dibawa ke timur Indonesia. Di Ruteng, petani menyanyikan lagu-lagu daerah seraya memetik biji kopi. Bukan biji kopi yang berwarna merah seperti umumnya, melainkan berwarna kuning.

Itu lah ciri khas kopi di Manggarai, Nusa Tenggara Timur. Sudah sejak 100 tahun lalu kopi masuk ke sana dan kini Ruteng menjadi salah satu sentra pengembangan kopi. Hampir 90 persen warga di sana menaruh harapan hidup mereka pada kopi.

"Tetapi setelah kopi dibawa dari Ruteng, identitasnya terlupakan. Petani biasanya membawa kopi ke Surabaya untuk dijual tanpa membawa identitas kopi tersebut, dari mana ditanamnya," kata fasilitator pertanian Adam Musi.


Kopi dan Budaya

"Kopi itu beyond a cup of coffee. Berbicara kopi artinya bicara tradisi, kedekatan, egalitiarisme, sense of equality yang ada dalam secangkir kopi. Itu bisa dilihat di Indonesia," ungkap pendiri cikopo.com, Tony Wahid.

Seperti orang Gayo yang memiliki tradisi mengunyah biji kopi dengan sebutan qertoev kopi. Makan biji kopi menjadi tradisi asli di Gayo. Biasanya warga bersantai bersama sambil mengunyah biji kopi dan gula merah atau ditambah dengan air putih hangat.

Kopi memang tak lepas dari budaya. Perjalanan kopi di Indonesia pun mencakup tradisi, budaya, seni, iman, serta keyakinan adat daerah masing-masing.

Kini kopi bergerak menjadi bagian dari gaya hidup. Dan rasa dari suatu jenis kopi kemudian terbentuk berdasarkan persepsi sosial.

"Konsumen yang membentuk selera pasar. Kita tidak bisa menyalahkan selera kopi masyarakat yang dibentuk suatu perusahaan karena terkait dengan tren. Kopi selalu subjektif, tidak ada kopi yang paling enak. Kopi adalah pengalaman pribadi dan kita harus menghargai itu," jelas Pujo.

Film berdurasi 65 menit itu tidak hanya membawa penonton mengenal kopi Indonesia meskipun tema yang diangkat begitu banyak sehingga film ini terkesan anti-klimaks.

Setidaknya film ini bisa menjadi awal bagi para penikmat kopi untuk mulai menyelami identitas Indonesia sebagaimana harapan sang sutradara.

Seperti yang disampaikan Peneliti Kopi Indonesia, Surip Mawardi, kopi Indonesia memiliki keunggulan tersendiri.

"Kopi Sumatera, misalnya, itu berbeda dengan Kopi Brasil. Di Brasil, panen kopi itu pakai mesin sehingga tidak selektif, begitu juga dengan cara pemrosesannya," terang Surip dari Pusat Penelitian Kopi dan Kakao.

"Selama hidup orang sayang sekali kalau belum menikmati kopi yang paling enak, yang disukai orang luar. Dan saya cuma mau ingatkan agar kita jangan melewati satu yang terbaik di dunia, kopi Indonesia," tutur Tony.
Read More

Saturday, April 26, 2014

Kopi Sumatra Mandailing Ternyata Favorit Konsumen AS


Bisnis.com, JAKARTA – Kopi Sumatra Mandailing menjadi favorit konsumen Amerika Serikat selama acara Specialty Coffee Association of America (SCAA) ke-26 yang dihela di Washington Convention Center, Seattle akhir pekan ini.
Erna Knutsen, pencetus pertama terminologi specialty coffee, yang hadir pada acara pembukaan mengatakan kepada ribuan peserta dan buyer pameran SCAA bahwa Sumatra Mandailing merupakan kopi favoritnya. Erna Knutsen adalah penerima Life Achievement Award dari SCAA pada malam pembukaan pada Kamis (24/4/2014).
Menurut Atase Perdagangan Washington D.C. Ni Made Ayu Marthini, kopi Sumatra Mandailing ternyata menjadi sumber inspirasi bagi Erna Knutsen pada saat mencetuskan specialty coffee.
Bagi dunia perkopian, Erna Knutsen adalah tokoh legendaris dan pendiri Knutsen Coffee Ltd. Wanita berumur 92 tahun ini memperkenalkan terminologi specialty coffee pertama kali pada tahun 1974 di Tea and Coffee Trade Journal (knutsencoffee.com).
“Sudah sepantasnya specialty coffee Indonesia mendapat perhatian lebih di dunia perkopian internasional," kata Made, Sabtu (26/4/2014).
Paviliun Remarkable Indonesia kali ini menghadirkan setidaknya 34 jenis specialty coffee dari 6 pulau, yaitu Sumatra, Jawa, Bali, Sulawesi, Flores, dan Papua.
"Specialty coffee Indonesia memiliki keunikan tersendiri. Misalnya, cara pemrosesan tradisional yang dikenal dengan nama wet hulling [giling basah‘ yang menjadikan warna biji kopi Indonesia kebiruan," jelas Syafrudin.
Dia mengatakan specialty coffee Indonesia juga kaya akan rasa. Masing-masing daerah memiliki karakteristik rasa, seperti rasa buah-buahan, cokelat, tembakau, dan rasa keasamannya juga beragam seperti rasa wine dan butter.
Syarifudin menambahkan bahwa specialty coffee Indonesia memiliki variasi yang paling banyak di dunia dengan kualitas yang tinggi. "Setidaknya Indonesia memiliki enam variasi bibit specialty coffee," ujarnya.
Selain para produsen dan petani kopi, hadir juga Mira Yudhawati, barista Indonesia yang juga merupakan certified Q Grader dan juri resmi dari World Barista Championship (WBC). Kesuksesan Mira menunjukkan bahwa profesi terkait kopi seperti barista cukup menjanjikan.
Bicara mengenai kopi, Mira mengatakan bahwa Indonesia memiliki specialty coffee yang berkualitas dan beragam, namun pengetahuan para petani mengenai kopi harus lebih ditingkatkan supaya mereka dapat mengoptimalkan kualitas kopi dan meningkatkan nilainya.
Duta Besar Republik Indonesia untuk AS, Budi Bowoleksono, turut mengunjungi Paviliun Remarkable Indonesia.
“Bapak Dubes menegaskan pentingnya sinergi antara pemerintah dan pengusaha, serta petani dalam memajukan perkopian Indonesia. Digarisbawahi juga pentingnya peningkatan  kesejahteraan petani kopi mengingat permintaan kopi sangat tinggi dan harganya cukup baik. Beliau meminta agar seluruh pemangku kepentingan di Indonesia dapat bekerja sama melakukan kampanye positif untuk meningkatkan citra kopi Indonesia,” jelas Made Marthini.
Read More

Friday, April 18, 2014

Di Balik Nikmatnya Kopi

Kopi merupakan salah satu minuman favorit dalam menemani aktivitas keseharian, baik ketika sedang bekerja, saat bersantai di rumah, maupun saat bercengkrama dengan kerabat. Selain rasanya yang khas, kopi juga dipercaya dapat memberikan efek positif bagi penikmatnya. Asam klorogenat yang terkandung di dalam kopi, diyakini mampu menghambat penyerapan gula berlebih di dalam saluran pencernaan, sehingga dapat menurunkan risiko penyakit diabetes.

Namun di balik itu, minuman ini juga memiliki risiko yang tak kalah berbahaya.  Utamanya, bagi mereka yang memiliki penyakit maag dan penyakit jantung. Jika dikonsumsi secara berlebihan, kopi yang tadinya terasa nikmat justru menjadi ancaman serius bagi kesehatan.

Ahli gizi dari Universitas Kristen Indonesia (UKI), dr Leana Suniar, MSc, SpGK, mengungkapkan, bahaya pada kopi sebenarnya berasal dari kafein yang terkandung di dalamnya. Bagi mereka yang sensitif terhadap kafein, meminum kopi dapat menyebabkan sirkulasi darah menjadi lebih kencang. Sehingga, denyut jantung bertambah cepat. Risiko paling buruk dari situasi tersebut adalah kematian.

Bagi penderita penyakit maag, kata Leana, sebaiknya tidak mengonsumsi kopi saat perut kosong. Pasalnya, hal itu bisa menyebabkan asam lambung naik, sehingga membuat iritasi pada lambung. "Jadi, (kopi) memang bisa membuat asam lambung menjadi lebih tinggi," paparnya. 

Terkait manfaat kopi yang diyakini dapat mencegah kantuk, dia menilai, hal itu tetap mempunyai efek samping. Yakni, rasa lelah yang dialami penikmat kopi bisa menjadi dua kali lipat dari biasanya. 

"Karena yang seharusnya digunakan untuk waktu istirahat, tapi malah dipakai untuk belajar dan bekerja," tuturnya. 

Secara medis, tambahnya, meminum kopi tidaklah dianjurkan. Namun, jika Anda merasa benar-benar membutuhkan kopi untuk menunjang aktivitas pada malam hari atau pada saat kantuk menyerang, mengonsumsinya mungkin saja dilakukan. Namun dengan syarat, jumlahnya tidak terlalu banyak. Dalam sehari, sebaiknya cukup satu gelas saja.

Selain itu, pastikan Anda tidak memiliki rekam medis yang berisiko, seperti penyakit maag atau jantung. Sebab, seperti yang sudah dijelaskan, bagi penderita penyakit tersebut meminum kopi dapat membuka peluang menuju kematian. 

"Kalau dia biasa mengonsumsi kopi dan tidak berefek negatif bagi kesehatannya, silakan saja dikonsumsi," tuturnya.

Untuk meminimalisasi risiko gangguan kesehatan, dia menyarankan agar penikmat kopi memperbanyak konsumsi air putih dan susu. Sebab dua jenis minuman tersebut memiliki kemampuan untuk menetralisir dampak negatif dari kopi terhadap kesehatan. 

"Selain itu, sebaiknya jangan meminum kopi yang terlalu kental," tukasnya.
Read More

Wednesday, April 16, 2014

Misteri Nama Sanger di Warung Kopi Aceh

BANDA ACEH, KOMPAS.com — Satu racikan sedap dan sangat diminati warga di Banda Aceh adalah campuran kopi dan susu kental manis. Bedanya dengan kopi susu biasa adalah minuman ini memiliki komposisi 3 banding 1 antara kopi dan susu. Kopinya pun haruslah kopi yang disaring dengan gaya khas barista saring, bukan menggunakan mesin kopi, apalagiespresso

Hampir semua warung kopi di Kota Banda Aceh menyediakan menu kopi susu ala Aceh ini, namanya "sanger". Tetapi, nyaris tak ada pengunjung atau penikmat sanger di warung kopi yang tahu sejarah penamaan sanger untuk kopi susu dengan rasa nendang di lidah itu. 

“Wah, saya tidak pernah tahu juga kenapa minuman ini dinamakan sanger, yang jelas ini sangat nikmat dan ada perbedaan yang sangat kentara begitu terasa di lidah,” jelas Auliya, penikmat kopi di Banda Aceh, Selasa (26/11/2013). 

Menurut Auliya, dirinya mengenal minuman sanger sejak tahun 2008, ketika kembali ke Aceh, setelah sempat mengecap pendidikan di Ibu Kota Jakarta. “Nah, sejak itu saya kecanduan, tiada hari tanpa sanger,” ujarnya.

Hal senada juga dikatakan Deddy. Mahasiswa yang menjadikan warung kopi sebagai tempat tongkrongan "wajib"-nya setiap hari ini menjadikan sanger sebagai minuman sore harinya. “Rasanya asyik, bisa dikonsumsi panas atau dingin,” kata Deddy. 

Nurul, seorang mahasiswi di Banda Aceh, menyebutkan, sanger adalah racikan kopi yang menjadi pilihan bagi kaum hawa. “Biasanya kan kalau perempuan jarang minum kopi hitam. Nah, minum sanger ini tidak mengurangi cita rasa kopi yang ada,” jelas Nurul.

Pengusaha Coffee CafĂ© Solong Mini di kawasan Lampineung Banda Aceh, Sarbaini, mengatakan, minuman sanger mulai dikenal di warung kopi sejak tahun 1990. Berawal dari keinginan sejumlah mahasiswa yang berkantong tipis, tetapi ingin menikmati minuman bercita rasa tinggi. 

“Dulu, mahasiswa kan uang jajannya tidak banyak, tapi terkadang mereka ingin menikmati kopi dengan racikan susu. Katanya buat menambah vitamin. Alhasil, mereka mulai berkompromi dengan pemilik warung, dan minta sama-sama mengerti bahwa mahasiswa tidak punya banyak uang, tapi sesekali ingin minum kopi pakai susu,” jelas Sarbaini. 

Nah, ungkapan “sama-sama ngerti” yang disingkat menjadi “sanger” inilah yang kemudian dijadikan istilah oleh para mahasiswa yang nongkrong di warung kopi Jasa Ayah, Solong Ulee Kareng, untuk bisa menikmati kopi plus susu.

“Karena uangnya sedikit, makanya susunya juga tidak banyak, hanya seperdelapan ukuran gelas saja, lalu diberi kopi yang disaring. Nah, air kopi dari saringan yang ditarik tinggi oleh barista saring itulah yang menciptakan cita rasa khas dari sanger,” jelas pria yang dikenal sebelumnya juga menjadi barista saring di Warung Kopi Jasa Ayah Solong Ulee Kareeng, Banda Aceh. 

Meski misteri sanger tak terungkap di ajang Festival Kopi Aceh yang baru saja usai, tetapi sanger tetap menjadi pilihan utama selain racikan-racikan kopi lainnya. Harganya pun kini tetap masih bisa dijangkau oleh para penikmat kopi, hanya Rp 8.000 per gelasnya. 

Nah, jika Anda berkunjung ke Kota Banda Aceh, pastikan agenda meminum sanger menjadi salah satu agenda kuliner Anda.
Read More

Monday, April 14, 2014

Menjaring Turis dengan Kopi

JAKARTA, KOMPAS.com  Kopi menjadi minuman yang berkaitan erat dengan wisata kuliner sebagai bagian dari wisata minat khusus yang tengah dikembangkan Pemerintah Indonesia. Terlebih lagi, Indonesia memiliki beragam cita rasa kopi.
"Kopi kita memang berorientasi untuk ekspor. Kita punya kopi dari potensi Aceh, Sidikalang, Lampung, Jawa, Bali, Flores, Toraja, dan Wamena," tutur Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sapta Nirwandar di Gedung Sapta Pesona, Jakarta, Selasa (28/8/2012) lalu.
Terlebih lagi, luas areal perkebunan kopi di Indonesia mencapai 1,3 juta hektar. Sebagian besar kebun kopi tersebut dikembangkan sebagai agrowisata kopi yang diminati wisatawan mancanegara (wisman) dan wisatawan Nusantara.
Sapta memberikan contoh pasar wisman asal Eropa. Berdasarkan data kunjungan wisman ke Indonesia dari BPS, ada sekitar 1 juta wisman asal Eropa yang datang ke Indonesia. Sapta juga menjelaskan kebiasaan orang Eropa yang senang minum kopi.
"Sepengetahuan saya, orang Eropa minum kopi minimal 3 kali, minum di pagi, siang, dan sore hari, bahkan di sela-sela waktu seperti saat coffee break. Di Perancis, saya pernah tinggal di sana, orang Perancis dalam sehari bahkan bisa minum lima kali," ungkap Sapta.
Jika para wisman minum kopi dari biji kopi asli Indonesia, ataupun dengan penyajian khas Indonesia, maka hal itu tentu menjadi pasar besar bagi para petani kopi, produsen kopi, ataupun restoran dan kedai yang menyajikan kopi di Indonesia.
Sapta menuturkan bahwa keunikan kopi Indonesia tak hanya pada cita rasanya, tetapi juga cara pengolahannya dan penyajiannya. Oleh karena itu, pihaknya gencar mempromosikan kopi luwak yang berasal dari Indonesia serta kopi tubruk yang merupakan penyajian kopi khas Indonesia. Ia berharap keduanya lebih dikenal masyarakat dunia.
"Di dunia, juga ada perubahan dari peminum teh berat sekarang mulai minum kopi juga. China dan Korea dulu semuanya, 99 persen, minum teh. Sekarang mulai gerak minum kopi," ungkapnya.
Hal tersebut menurutnya tecermin pula dengan adanya kedai kopi luwak di Korea Selatan. Kedai asal Indonesia tersebut bisa menjual satu juta cangkir kopi sehari. Sapta pun berharap promosi kopi Indonesia dapat meningkatkan minat wisman untuk datang ke Indonesia dan mencobanya sebagai wisata kuliner.
Read More