Erna Knutsen, pencetus pertama terminologi specialty coffee, yang hadir pada acara pembukaan mengatakan kepada ribuan peserta dan buyer pameran SCAA bahwa Sumatra Mandailing merupakan kopi favoritnya. Erna Knutsen adalah penerima Life Achievement Award dari SCAA pada malam pembukaan pada Kamis (24/4/2014).
Menurut Atase 
Perdagangan Washington D.C. Ni Made Ayu Marthini, kopi Sumatra 
Mandailing ternyata menjadi sumber inspirasi bagi Erna Knutsen pada saat
 mencetuskan specialty coffee.
Bagi dunia
 perkopian, Erna Knutsen adalah tokoh legendaris dan pendiri Knutsen 
Coffee Ltd. Wanita berumur 92 tahun ini memperkenalkan terminologi specialty coffee pertama kali pada tahun 1974 di Tea and Coffee Trade Journal (knutsencoffee.com).
“Sudah sepantasnya specialty coffee Indonesia mendapat perhatian lebih di dunia perkopian internasional," kata Made, Sabtu (26/4/2014).
Paviliun Remarkable Indonesia kali ini menghadirkan setidaknya 34 jenis specialty coffee dari 6 pulau, yaitu Sumatra, Jawa, Bali, Sulawesi, Flores, dan Papua.
"Specialty coffee Indonesia memiliki keunikan tersendiri. Misalnya, cara pemrosesan tradisional yang dikenal dengan nama wet hulling [giling basah‘ yang menjadikan warna biji kopi Indonesia kebiruan," jelas Syafrudin.
Dia mengatakan specialty coffee
 Indonesia juga kaya akan rasa. Masing-masing daerah memiliki 
karakteristik rasa, seperti rasa buah-buahan, cokelat, tembakau, dan 
rasa keasamannya juga beragam seperti rasa wine dan butter.
Syarifudin menambahkan bahwa specialty coffee
 Indonesia memiliki variasi yang paling banyak di dunia dengan kualitas 
yang tinggi. "Setidaknya Indonesia memiliki enam variasi bibit specialty coffee," ujarnya.
Selain
 para produsen dan petani kopi, hadir juga Mira Yudhawati, barista 
Indonesia yang juga merupakan certified Q Grader dan juri resmi dari 
World Barista Championship (WBC). Kesuksesan Mira menunjukkan bahwa 
profesi terkait kopi seperti barista cukup menjanjikan.
Bicara
 mengenai kopi, Mira mengatakan bahwa Indonesia memiliki specialty 
coffee yang berkualitas dan beragam, namun pengetahuan para petani 
mengenai kopi harus lebih ditingkatkan supaya mereka dapat 
mengoptimalkan kualitas kopi dan meningkatkan nilainya.
Duta Besar Republik Indonesia untuk AS, Budi Bowoleksono, turut mengunjungi Paviliun Remarkable Indonesia.
“Bapak
 Dubes menegaskan pentingnya sinergi antara pemerintah dan pengusaha, 
serta petani dalam memajukan perkopian Indonesia. Digarisbawahi juga 
pentingnya peningkatan  kesejahteraan petani kopi mengingat permintaan 
kopi sangat tinggi dan harganya cukup baik. Beliau meminta agar seluruh 
pemangku kepentingan di Indonesia dapat bekerja sama melakukan kampanye 
positif untuk meningkatkan citra kopi Indonesia,” jelas Made Marthini.
EmoticonEmoticon