Thursday, April 10, 2014

Kopi, Duta Pariwisata Indonesia

JAKARTA, KOMPAS.com - Kopi sangat erat kaitannya dengan pariwisata Indonesia. Sebab, kopi Indonesia merupakan salah satu kopi terbaik di dunia. "Salah satu dari industri kreatif yang tengah kita kembangkan, salah satu sektor terbesar yang harus kita jual adalah culinary. Dari culinary ini bisa makanan dan minuman. Pariwisata tanpa makanan dan minuman itu tidak mungkin. Kopi menjadi bagian penting dari industri kreatif," ungkap Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sapta Nirwandar di Gedung Sapta Pesona, Jakarta, Selasa (28/8/2012).
Sapta mengungkapkan potensi kopi di Indonesia sangat beragam mulai dari Aceh, Sidikalang di Sumatera Utara, Lampung, Jawa, Bali, Flores, Toraja, sampai Wamena. Menurut Director Indonesian Coffee Festival 2012, Ellyanthi Tambunan, ada 14 provinsi penghasil kopi kualitas ekspor di Indonesia. Ia menuturkan kopi-kopi dari 14 provinsi di Indonesia tersebut memiliki 14 cita rasa yang berbeda-beda.
"Karakter dan rasanya berbeda. Sangat unik dan kita tak bisa temukan di belahan bumi mana pun. Karena itu, kami ingin adanya awareness (kesadaran) ini, supaya masyarakat Indonesia bisa bangga dengan produk-produk lokal," tutur Ellyanthi.
Hal senada juga diungkapkan oleh Tuti Mochtar dari Indonesian Coffee Festival 2012 yang juga seorang ahli kopi. Ia mengungkapkan Indonesia merupakan produsen kopi terbesar ketiga di dunia.
"Pariwisata tidak bisa dipisahkan dengan minuman. Indonesia mempunyai kopi beragam dengan kualitas yang baik. Kita punya cara membuat kopi yang unik, seperti dengan kaos kaki, tubruk," ungkapnya.
Ia menambahkan bahwa kopi juga sudah menjadi bagian dari gaya hidup dengan dibukanya kedai-kedai kopi. Para barista Indonesia yaitu peracik kopi yang bekerja dengan mesin espresso pun diharapkan memiliki keahlian lebih mengenai kopi Indonesia dan mengeluarkan cita rasa kopi Indonesia dengan mesin espresso.
Untuk semakin mengangkat kopi Indonesia, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif pun berencana mengadakan Festival Kopi Indonesia pertama yang diberi tajuk Indonesian Coffee Festival 2012 di Ubud, Bali, pada 15-16 September 2012.
Festival ini merupakan hasil kerja sama Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Pemkab Gianyar, Kerajaan Ubud, Asosiasii Kopi Spesial Indonesia, Komunitas Kopi, dan Blogger Kopi. Nantinya, selain menampilkan kopi-kopi dari berbagai daerah di Indonesia, dalam festival juga cara mengolah dan menyajikan kopi khas Indonesia.
Misalnya penyajian Kopi Tubruk dan Kopi Aceh yang menggunakan kaus. Keunikan dalam penyajian kopi menjadi daya tarik wisata kuliner sebagai bagian dari wisata minat khusus. 
Read More

Tuesday, April 8, 2014

Piala Dunia dan Pemilu Bakal Dongkrak Konsumsi Kopi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ekspor kopi dari Indonesia diperkirakan akan turun, menyusul besarnya permintaan dari pasar dalam negeri, yang dipicu oleh pelaksanaan pemilihan umum (pemilu) dan gelaran Piala Dunia 2014 di Brasil.

Dua helatan besar itu diperkirakan bakal mendorong laju konsumsi kopi di dalam negeri. Sementara itu, kondisi cuaca juga turut menyumbang penurunan produksi kopi.

Mengutip Bloomberg, Kamis (20/2/2014), Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia memproyeksikan permintaan kopi dari pasar domestik akan naik 7,5 persen per tahun. Level tersebut mengalami kenaikan dari sekitar 5 persen per tahun.

Turunnya pasokan tersebut dirasakan oleh produsen minuman instan, Nestle SA, sehingga mendorong naiknya harga komoditas tersebut di pasar berjangka.

Dalam kaitannya dengan pemilu di Indonesia, kampanye akan mendorong naiknya konsumsi berbagai komoditas, mulai dari beras, gula dan kopi. Piala Dunia juga akan mengerek permintaan yang ada di pasar dalam negeri.

“Tahun ini merupakan tahun politik, di mana sektor industri makanan dan minuman akan mendapatkan banyak keuntungan," ujar Hutama Sugandhi, Ketua Asosiasi EKsportir Kopi Indonesia.

Analis dari Oversea-Chinese Banking Corp (OCBC) Wellian Wiranto menyatakan kampanye akan mendorong naiknya konsumsi berbagai komoditas, mulai dari beras, gula dan kopi. Piala Dunia juga akan mengerek permintaan yang ada di pasar dalam negeri. 

“Secara umum, kami melihat konsumsi masyarakat menjadi kunci utama bagi perekonomian Indonesia. Kami akan mencermati sejumlah dampak dari naiknya suku bunga acuan," ujarnya.
Read More

Pengolahan Biji Kopi

Buah kopi ini masak biasanya pada bulan-bulan April/ Mei sampai bulan September/ Oktober. Untuk distribusi daerah-daerah basah panen dapat lebih merata bila dibandingkan dengan daerah-daerah kering. Hingga demikian maka masa panennya lebih panjang yaitu dari April samai Oktober. Buah kopi setelah masak akan berwarna merah, dan ini harus kita petik satu persatu dari tiap dompolnya dengan giliran petik antara 2-3 minggu.

Rendemen buah kopi, yaitu perbandingan antara berat kopi biji dan berat kopi gelondong, rendemen ini berbeda-beda menurut jenisnya:
a.      Rendemen Kopi Robusta; antara 22 samapi dengan 24 persen;
b.      Rendemen Kopi Arabika; antara 16 sampai dengan 18 persen;
c.       Rendemen Kopi Liberika; antara 10 sampai dengan 12 persen.

Pada prinsipnya pengolahan kopi ini bertujuan untuk memisahkan kopi dari dagingnya, kulit tanduk, dan kulit ari. Hingga tinggal biji kopinya. Pengolahan ini secara garis besarnya dibagi menjadi 2 cara yaitu pengolahan kering dan pengolahan basah.

Kalau diperkebunan-perkebunan besar, biasanya kopi ini diolah dengan secara basah, kecuali buah-buah inferior yang berasal dari pemetikan bubuk lelesan, racutan dan buah-buah yang masih muda. Sebaliknya kopi rakyat akan diolah secara kering.

A. Pengolahan Kering

Cara pengolahan kering atau Oost Indische Bereiding ini akan lebih sederhana dan terdiri atas pengeringan; pengupasan; dan sortasi. Pengeringan kopi gelondong dilakukan dengan jalan menjemur diatas lantai tanah ataupun semen. Untuk lebih mempercepat proses pengeringan, ada kalanya gelondong dimemarkan terlebih dahulu baru dijemur. Pengeringan dalam bentuk gelondong ini menyebabkan beberapa kerugian, yaitu:
1.      Memakan waktu lama antara 10 sampai 15 hari;
2.      Kulit ari melengket pada biji, hingga kopi menjadi kelemben;
3.      Warna lebih kekuningan;
4.      Menimbulkan fresh smell.

Kemudian setelah kopi kering baru dikupas, yaitu dipisahkan dari daging, kulit tanduk, dan kulit arinya. Hal ini biasanya dilakukan dengan cara menumbuk di lesung atau dengan cara buler.

Sortasi dilakukan untuk memisahkan dedek serta biji-bji yang pecah ataupun kena bubuk, hitam dan lain-lain.

Gambar 25: Penjemuran Biji Kopi
(menutup tempat penjemuran dengan plastik agar terhindar dari hujan)

B. Pengolahan Basah

Pengolahan basah atau West Indesche bereiding, dipakai di Indonesia ini semenjak kopi Robusta berkembang. Karena sebelum itu untuk jenis kopi Arabika hanyalah dipergunakan pengolahan kering.

Pengolahan basah ini memerlukan banyak air, yaitu sekitar 16-18 Liter/Kg kopi biji. Karena pengolahan justru terjadi di musim kemarau, maka masalah air sangatlah penting dalam cara pengolahan ini.

Pengolahan basah ini mengenal dua cara pula, yaitu dengan fermentasi dan tanpa fermentasi. Pengolahan dengan fermentasi ini akan menghasilkan kopi bersih dari lendir, sehingga dengan cepat dapat dicuci. Akan tetapi sebaliknya, cara fermentasi ini menyebabkan penyusutan berat kopi. Fermentasi selama 36 jam menyebabkan berat susut 2-4 persen dan ini tergantung dari temperatur. Makin tinggi temperatur (jadi makin rendah letak pabrik) makin besar pula penyusutannya.

Selama fermentasi biji kopi masih hidup, sehingga terjadi dessimilasi yang menghasilkan produk-produk yang menguap, ini yang menyebabkan penyusutan berat. Oleh karena itu kopi yang diolah dengan tanpa fermentasi mempunyai rendemen yang lebih tinggi.

Proses pengolahan basah terdiri dari beberapa tingkat pengolahan sebagai berikut:

Proses Pengolahan Basah pada Biji Kopi

1. Sortasi Kopi Gelondong

Setelah tiba di emplasemen, buah kopi akan kita pisahkan dari buah-buah yang berwarna hijau. Kemudian buah kopi yang berwarna merah akan dimasukkan dalam sifon (conische tank) untuk memisahkan:
a.      Kopi yang masak dan baik diolah secara basah
b.      Kopi yang inferior (bubuk, gabuk, kering, dan lain sebagainya) diolah secara kering.

Pemisahan ini didasarkan atas perbedaan berat jenis dengan jalan merambangnya dalam air. Hingga dengan demikian buah inferior yang mengambang akan kita pisahkan dan diolah secara kering. Buah yang bik dan tenggelam disedot masuk kedalam pulper, untuk diolah secara basah.

2. Pulping

Pulping bertujuan untuk memisahkan kopi dari pulp yang terdiri dari atas daging dan kulit buah. Juga terdapat 2 pulper, macamnya adalah disk puper; dan cylinder pulper. Akan tetapi sekarang ini praktis yang dipakai adalah cylinder pulper, yaitu Vis Pulper dan Raung Pulper (Aqua Pulper).

Raung pulper ini juga berfungsi sebagai pencuci, dari kopi yang keluar dari mesin ini tidak perlu difermentir dan dicuci lagi, karena memang sudah bersih dari lendir. Kopi yang baru dipetik haruslah di pulp pada hari itu juga, ini dilakukan agar lebih mudah dan juga loebih bersih. Lobang dalam saluran pulper harus disetel dengan seksama, agar kopi tidak terkelupas kulit tanduknya.

Ruang pulper ini memerlukan lebih banyak tenaga kalau dibandingkan dengan Vis Pulper. Oleh karena itu cocok sekali untuk kebun-kebun yang memiliki turbin air.

3. Fermentasi

Kopi yang telah di Pulp dengan Vis pulper masih diselaputi lapisan lendir. Lendir itu sendiri harus segera dihilangkan untuk mempercepat proses pengeringan. Ada beberpa cara untuk menghilangkan lendir ini, yaitu melalui fermentasi; bahan bahan kimia; air panas; dan penggosokan.

Adapun cara yang termurah dan banyak dipergunakan adalah fermentasi. Untuk inipun terdapat 2 macam fermentasi, yaitu:
a.      Fermentasi basah/ dengan direndam air;
b.      Fermentasi kering/ tanpa direndam air.

Fermentasi basah ini dilakukan dengan jalan merendam pada bak air selama 36-60 jam. Makin tinggi letak pabrik maka makin lama fermentasi. Setelah direndam 10 jam maka cairan fermentasi harus dikeluarkan melalui saluran bawah bak, kemudian nanti akan ditambah air dengan secara berangsur-angsur. Banyak air yang ditambahkn 2/3 volume kopi.

Fermentasi kering dilakukan dengan menggundukkan kopi yang keluar dari pulper dan kemudian ditutup dengan karung goni, agar fermentasi ini merata maka gundukan perlu dibolak-balik.

4. Pencucian

Setelah di fermentasi maka kopi harus dicuci bersih-bersih, dan kalau dipegang terasa kasar. Pencucian ini dapat dipergunakan dengan mesin dan dapat pula dipergunakan melalu tangan.

Kopi yang tidak difermentir di pulp Vis Pulper haruslah dicuci dengan mesin cuci. Namun kalau yang di pulp dengan Raung Pulper tidak perlu dicuci, karena mesin tersebut telah sekaligus melakukan  pulping dan pencucian.

5. Pengeringan

Setelah kopi itu dicuci maka akan mengandung air 52 sampai dengan 54 persen terhadap berat basah. Kandungan tersebut dibagi menjadi 20 persen air permukaan; dan 80 persen air dalam sel.

Tujuan dari pengeringan itu sendiri adalah untuk menurunkan kandungan air kopi dari +54 persen menjadi +10 persen. Pengeringan ini dapat dilakukan dengan cara penjemuran; pengeringan mekanis; dan pengeringan kombinasi penjemuran dan mekanis.

Kalau diperkebunan-perkebunan jenis kopi Robusta ini dikeringkan dengan cara mekanis. Sedangkan untuk jenis kopi Arabika biasanya dipergunakan kombinasi antara penjemuran dan mekanis. Hal ini bertujuan supaya lebih mempercepat proses pengeringannya.

Pada kopi jenis Arabika ini penjemuran dilakukan untuk pembentukan aroma, walaupun penjemuran dilakukan lama maka jenis ini tak akan menjadi kurang, karena kulit arinya lebih mudah lepas bila dibandingkan dengan kopi jenis Robusta.

Untuk cara pengeringan melalui mekanis, dilakukan melalui penguapan dengan jalan pemanasan. Didalam proses penguapan ini dibedakan 2 stadium yaitu:
a.      Stadium Lembab
Terjadi penguapan air permukaan sehingga kandungan air turun dari 54 persen menjadi 30 persen.

b.      Stdium Higroskopis
Terjadinya penguapan air dari dalam sel. Kandungan air diturunkan dari 30 persen menjadi 10 persen. Stadium ini sangat penting karena mempengaruhi mutu dan warna kopi.

Sedangkan temperatur untuk kedua stadium tersebut dapat dilakukan dengan cara:
a.      Stadium lembab untuk fase pertama;
b.      Temperatur 100-120 derajat Celsius, hingga kandungan air mendekati 30 persen, aliran udara pengering yang besar;
c.       Stadium higroskopik fase kedua, temperatur diturunkan sehingga 70 sampai 60 derajat Celsius.

Untuk pengeringan secara mekanis ini memang terdapat beberapa type, antara lain adalah Vis Drier; Mason Drier; dan American Drying Systems. Vis Drier ini berbentuk rumah dengan lantai berlubang-lubang dan kopi dihamparkan pada lantai setelabl 8 cm. Pemanasan dilakukan dari pipa-pipa udara yang dipanaskan.

Mason drier ini berbentuk silinder berputar-putar dengan kecepatan 1-4 putaran per menit dan berdinding lubang-lubang. American Drying Systems, ADS drier berbentuk menara dan menggunakan pemanasan dari solar yang dibakar dalam burner gas. Gas hasil pembakaran ini langsung digunakan untuk pengeringan, setelah dicampur dengan udara segar.

6. Hulling

Setelah kering maka kopi dimasukkan dalam huller untuk melepaskan kopi dari kulit tanduk dan kulit ari. Untuk menghindari pecahnya biji kopi dan juga supaya kadar air kopi itu sama rata, maka baiknya kopi tersebut disimpan dulu sekitar 2 sampai 3 hari sebelum dikupas.

7. Sortasi Biji Kopi

Setelah dikupas maka kopi harus dipisahkan untuk memilih biji-biji yang baik dari kotoran yaitu sisa-sisa kulit tanduk, kulit ari, debu, dll. Juga disortir untuk memisahkan biji-biji inferior, yang pecah atau biji-biji yang sangat kecil.
Gambar 26: Proses Sortasi Biji Kopi

8. Warna

Warna kopi harus rata dan hidup serta segar. Juga tidak boleh mengandung biji berkulit ari. Warna yang dikehendaki ini tergantung dari pemasaran. Bisa saja dibuat hijau muda atau kuning kehijau-hijauan. Setelah kita mewarnai maka siaplah kopi tersebut kita lempar ke pasaran bebas.
Read More

Sunday, April 6, 2014

5 Manfaat Kopi Untuk Atlet

Sebagai atlet, strategi energi Anda mungkin melibatkan empat jenis minuman, yakni air, susu, minuman protein, serta minuman energi. Tetapi studi menunjukkan, secangkir kopi di pagi hari bisa bermanfaat untuk stamina. 
Kopi bukan hanya bermanfaat untuk para atlet tapi juga mereka yang termasuk "gila olahraga".
1. Mengurangi rasa sakit
Berlatih olahraga dengan keras hingga membuat otot sakit mungkin sudah jadi bagian sehari-hari para atlet. Kopi ternyata bisa menurunkan rasa sakit tersebut. Penelitian tahun 2009 menyebutkan, kafein yang dikonsumsi dalam jumlah moderat sebelum berolahraga bisa mencegah rasa sakit pada otot.
2. Mengurangi pegal setelah olahraga
Setelah berolahraga, terkadang bukan hanya rasa bugar yang kita rasakan tapi juga sakit pada otot-otot. Kopi diketahui bisa menurunkan rasa sakit hingga 48 persen. 
3. Mengembalikan energi
Minuman protein (protein shake) menjadi minuman para atlet setelah berlatih. Studi tahun 2008 menyebutkan, para atlet yang minum kopi setelah berolahraga memiliki glikogen otot 66 persen lebih tinggi dibanding yang hanya mengonsumsi plasebo. Glikogen otot ini bisa membantu kita lebih berenergi untuk latihan selanjutnya.
4. Menunda rasa lelah
Menyesap nikmatnya kopi ternyata bisa membantu menunda timbulnya rasa lelah. Mereka yang tidak mengonsumsi kopi diketahui lebih cepat lelah setelah berlatih sehingga secara psikologis lebih siap untuk berlatih lagi.
5. Menurunkan berat badan
Selain mengonsumsi makanan rendah kalori dan berolahraga, percepat usaha penurunan berat badan Anda dengan kopi. 


Penulis: Lusia Kus Anna
Sumber Kompas
Read More

Cara Pembiakan Tanaman Kopi

Pembiakan dari tanaman kopi ini ada dua macam cara, yaitu cara generatif dan cara vegetatif. Cara pembiakan secara generatif dengan menggunakan persemaian, yaitu menanam biji. Cara ini sebenarnya yang paing sederhana dan tidak perlu memakai kepandaian khusus. Akan tetapi cara ini buat kopi Robusta akan kurang baik hasilnya, karena binih kopi jenis Robusta ini pada umumnya banyak mengalami segregasi. Tanaman semaian ini sering tidak seragam, baik itu pertumbuhannya maupun produktivitasnya.

Pembiakan Vegetatif:
Cara pembiakan vegetatif semakin banyak dipergunakan orang luntuk menanam kopi jenis Robusta. Untuk pembiakan vegetatif ini pun dikenal denga 2 cara, yaitu: Sambungan dan Stek.

Kalau di Indonesia kebayakan yang dipergunakan adalah cara sambungan namun sekarang juga telah mulai diperhatikan pula cara-cara stek. Sebab pembiakan dengan cara-cara stek ini mempunyai banyak keuntungan, yaitu:
1.      Tidak perlu menggunakan tenaga terlatih;
2.      Dapat dilakukan dengan secara masal;
3.      Tidak mengalami kemungkinan pengaruh buruk dari batang bawah;
4.      Berbuah 1 tahun lebih awal;
5.      Akar serabut lebih banyak;
6.      Wiwilan hanya sedikit diwaktu mudanya;
7.      Tidak ada persoalan dengan tunas palsu.

Namun disamping ada keuntungannya, juga cara stek ini mempunyai beberapa kekurangan, yang antara lain adalah:
1.      Bagi pembentukan akar diperlukan kondisi yang perlu diatur dengan lebih seksama;
2.      Akar tunggang lebih pendek.

Untuk penanaman kopi jenis Robusta dengan cara stek ini tidak boleh ditanam hanya dengan 1 jenis klon saja. Sebab Robusta adalah kopi yang penyerbukannya bersilang.Jadi paling sedikit harus ditanam 3 sampai 5 jenis klon. Namun juga tidak boleh terlalu banyak jenis klonnya, karena semakin banyak semakin besar kemungkinan kopi yang dihasilkan juga kurang seragam.

A. Pembiakan dengan Sambungan

Bagi penyambungan ini maka diperlukan batang bawah dan calon batang atas (Entres). Batang Bawah ditanam dengan jarak 20x25 cm atau 20x30cm. Untuk batang bawah ini sebaiknya dipergunakan semaian yang berasal dari klonal yang mempunyai sistem perakaran yang baik. Batang bawah ini mulai dapat disambung pada umur 10 samai 12 bulan, kalau kira-kira batang itu sendiri telah setebal pensil.

Calon batang atas (Entres) dikenal 2 macam, yaitu entres pucuk dan entres cabang. Untuk biasanya yang dipergunakan adalah entres pucuk yang berasal dari wiwilan. Sedangkan entres cabang ini berasal dari cabang primair, akan tumbuh kesamping. Ini umumnya hanya dipakai untuk keperluan rehabilitasi penanamn. Entres ini sebaiknya diambilkan dari kebun entres, sebab kalau dari entres tanaman produksi sering kurang baik.

B. Cara Menyambung

Saat yang baik untuk mengadakan penyambungan ini adalah pada waktu awal musim penghujan, ketika batang bawah sedang tumbuh dengan aktif. Kalau penyambungan dilakukan pada waktu musim penghujan, maka ini biasanya hasilnya akan kuran baik. Sebab batang bawah itu telah kurang aktif.

Kita juga mengenal dua cara penyambungan pada tanaman kopi, yaitu sambungan celah dan sambungan tempel. Akan tetapi yang sering dipergunakan adalah cara sambungan celah, karena lebih mudah dan hasilnya sama-sama memuaskan bila dengan mempergunakan sambungan tempel.

C. Sambungan Celah

Batang bawah dipotong rata dengan mempergunakan gunting stek, kemudian kita buat celah sepanang 3-4cm dengan pisau. Sedangkan entres dipotong seruas-seruas sepanjang +7cm. Daun dari cabang dipotong 1½ cm dari sumbu entres kemudian diruncingkan sepanjang 3-4cm. Entres lalu dimasukkan dalam celah-celah batang bawah dan lalu diikat dengan tali. Tebal batang bawah dan entres hendaknya dipilihkan yang sama.
Gambar 24: Contoh Gambar Entres dan Bentuk Sambungannya

D. Sambungan Tempel

Batang bawah dan entres dipotong miring, kemudian ditempelkan satu dengan lainnya. Setelah itu kita ikat dengan tali. Untuk melindungi dari kekeringan atau pun pembusukan maka biasanya akan kita gunakan lilin sambung (ent-was) atau ita tutup dengan kertas. Akan tetapi dalam praktek sehari-hari, sering kita jumpai mereka itu menutup dengan mepergunakan daun-daun, entah itu daun tanaman kopi sendiri ataupun daun pisang.

E. Pembiakan dengan Stek

Bahan stek ini biasanya dipergunakan wiwilan yang berasal dari kebun entres, sebab kalau stek yang kita pergunakan dari kebun produksi maka hasilnya kurang memuaskan. Sebab makin tua umur bahan stek maka aan makin kecil daya perakarannya.

F. Memperakarkan Stek

Stek diperakarkan pada medium yang terdiri dari campuran tanah dan pasir. Dengan perbandingan 1 banding 1 ; atau 1 bading 2, sebab makin berat jenis tanahnya makin banyak memerlukan pasir.

Tebal medium yang paling baik adalah 20cm, kemudian bawahnya kita beri lapisan kerikil untuk memperbaiki drainase dan tata udara. Sebab kalau medium terlalu basah dan tata udaranya jelek, stek akan menjadi kekeringan, kemudian busuk dan mati. Stek ditanam hingga daunnya akan menyentuh medium pada jarak antara 5x10cm.

Stek dapat juga diperakarkan dalam bak stek atau bedengan stek. Dalam bak sjtek kondisi tanaman dapat diatur dengan lebih mudah, bila dibandingkan dengan bedengan stek. Sedangkan faktor pertumbuhan yang perlu diatur adalah kelembaban udara, temperatur dan intensitas cahaya.

G. Bak Stek

Dalam bak stek ini kelembababn udara dapat diatur dengan pipa air yang berlubang-lubang, sehingga air dapat menetes dengan secara pelan pada tutup kaca yang dilapisi dengan kain. Kelembaban harus dijaga agar berkisar antara 85 sampai 90 persen.

Temperatur dan intensitas cahaya dapat diatur dengan mempergunakan naungan buatan. Temperatur rata-rata kit usahakan berkisar antara 23 sampai dengan 26 derajat Celsius. Medium harus disiram secukupnya akan tetapi jangan sekali-kali tergenang air.

H. Bedengan Stek

Bedengan stek ini biasanya dipergunakan didaerah yang agak tinggi dan mempunyai temperatur rata-rata lebih rendah. Kelembaban udara diatur dengan penyiraman air, setiap 2-3 jam pada siang hari. Sedangkan untuk temperatur dan intensitas cahaya diatur dengan naungan buatan, atau kombinasi naungan alam dan naungan buatan.

I. Pemindahan Stek

Stek telah cukup berakar dalam waktu antara 10-12 minggu. Kemudian stek ini perlu dipelihara dulu dalam pembibitan sebelum dipindahkan kepetanaman. Baiknya dalam pembibitan itu stek ditanam dalam jarak 20x20cm atau 20x25cm, atau kalau tidak dapat juga dipelihara dalam plastik ataupun keranjang. Setelah umur 8 sampai 10 bulan barulah dipindahkan kepetanaman.

J. Jadwal Pembuatan Stek

Waktu yang baik untuk pembuatan stek adalah awal dari musim penghujan, maka baiknya saja menurut jadwal umum:
1.      Bulan Oktober s/d Desember; tahap Pengakaran di bak stek
2.      Bulan Januari s/d Oktober; tahap Pemeliharaan dan Pembibitan
3.      Bulan Oktober s/d Nopember; tahap Penanaman di kebun atau petanaman.
Read More

Saturday, April 5, 2014

Pemupukan Tanaman Kopi

Kebutuhan pemupukan dalam tanaman kopi ini ditentukan oleh 2 faktor utama, keduanya tu adalah:
1.      Pengambilan hara oleh tanaman dari dalam tanah
2.      Persediaan kandungan hara dalam tanah.

A. Pengambilan Hara

Tanaman kopi ini mengambil hara dari dalam tanah untuk pertumbuhan vegetatif dan juga untuk pertumbuhan buah. Pertumbuhan vegetatif ini sama pentingnya dengan pembuatan buah, karena buah kopi ini hanya terbentuk oleh cabang-cabang lateral yang merupakan produk pertumbuhan vegetatif.

Sedangkan pengambilan hara dari tanaman kopi ini sangat berbeda-beda dan menurut jenis kopi itu sendiri. Kebutuhan pengambilan hara oleh panen 1 ton kopi biji per hektar/tahun adalah sebagai berikut:

Tabel 2: Kebutuhan Pengambilan Hara Tanaman Kopi
Kebutuhan Pengambilan Hara Tanaman Kopi
Pengambilan tersebut belum termasuk kebutuhan untuk pertumbuhan vegetatif, yang justru lebih besar jumlahnya. Apabila kebutuhan ini juga diperhitungkan, maka hara mineral yang diambil oleh kopi jenis Robusta dari areal 1 hektar selama setahun adalah sebagai berikut:
Jumlah tersebut adalah setara dengan 672 Kg pupuk yang terdiri dari Urea, DS, dan ZK seperti yang disebutkan diatas.

B. Persediaan Hara dalam Tanah

Praktis semua wilayah kebun-kebun kopi di Jawa Tengah maupun Jawa Timur memiliki kandungan N yang rendah sekali. Disamping kekuranagn N ada juga daerah-daerah yang kekurangan P, K, atau Mg, misalnya saja daerah:
1.      Daerah pegunungan Kendeng Selatan (Jawa Timur), kekurangan NPMg
2.      Daerah Semeru Selatan dan Kawi; kekurangan NK
3.      Daerah Jawa Timur dan Ungaran Jawa Tengah; kekurangan NPK

Keadaan tanah cukup berbeda-beda, bahkan dalam satu kebun sekalipun. Maka karena itulah untuk mengetahui kebutuhan pemupukan diperlukan analisa tanah dan analisa daun, yang sedapat mungkin dilengkapi dengan percobaan lapangan.

C. Manfaat Pemupuan

1.      Perbaikan Kondisi Tanaman
Tanaman yang dipupuk secara optimal dan teratur maka akan memiliki daya tahan yang lebih besar, dengan demikian maka tidak mudah dipengaruhi oleh keadaan yang ekstrim. Misalnya; kekurangan air karena musim kemarau yang terlalu panjang, temperatur tinggi atau rendah, pembuahan terlalu lebat dan sebagainya.

2.      Peningkatan Produksi dan Mutu
Dalam tahun pertama maka pemupukan akan lebih banyak berpengaruh terhadap pertumbuhan vegetatif. Sebab cabang-cabang menjadi lebih banyak. Walaupun dalam tahun pertama produksi belum banyak meningkat, tetapi pemupukan telah memberikan keuntungan besar, yaitu:
a.      Biji kopi menjadi lebih besar dengan mutu yang lebih baik;
b.      Rendaman atau uitivering lebih tinggi, sehingga biaya pemetikan relatif lebih murah
Efek pemupukan ini pengaruhnya terhadap produksi pada umumnya baru terjadi pada tahun  kedua setelah pemupukan.

3.      Stabilisasi Produksi
Tanaman kopi ini bersifat biennial bearing, yang artinya suatu saat akan panen tinggi dan kemudian akan panen rendah. Pada tahun panen rendah, biasanya akan menurun 40% dibandingkan dengan panen sebelumnya (panen tinggi). Apalagi kalau makin buruk kondisi tanaman, maka akan makin buruk pula penurunannya. Namun kalau tanaman yang dipupuk secara optimal, maka biasanya hanya akan mengalami penurunan sebesar 20%, hingga dengan demikian maka produksi agak bisa setabil.

D. Jenis dan Dosis Pemupukan

Pupuk itu dibagi menjadi 2 golongan, yaitu pupuk tunggal (single fertilizer) dan pupuk majemuk (compound fertilizer). Pupuk tunggal itu hanya mengandung satu jenis unsur hara, yaitu N,P, atau K. Sedangkan kalau pupuk majemuk mengandung lebih dari satu unsur hara dalam berbagai kombinasi.

Bila saja mengandung NK, NP, NPK, dan NPKMg, dan lain sebagainya. Pupuk majemuk ini mempunyai beberapa kelebihan kalau dibandingkan dengan pupuk tunggal.

Akan tetapi sayangnya sekarang kebanyakan pupuk majemuk yang beredar di pasaran bebas tidaklah sesuai dengan pupuk untuk jenis tanaman kopi. Lebih-lebih pada daerah-daerah tertentu. Misalkan saja untuk jenis tanah yang hanya memerlukan N, pemberian P atau K baik secara sendiri-sendiri atau pun dikombinasikan dengan N tetap saja tidak akan memberi efek menguntungkan. Sebab pemberian pupuk yang salah itu bukannya saja tidak efektif, akan tetapi sering kali juga bahkan menurunkan produksi. Hal itu karena tanaman kopi sendiri kurang mempunyai daya serap selektif pada pemberian pupuk yang tidak seimbang.

Disamping itu, semua dosis juga sangat penting. Dosis yang diberikan kalau terlalu kecil dan kurang, maka sama saja dengan tidak akan memberikan keuntungan. Demikian juga kalau terlalu tinggi memberikan dosis harus pula didasarkan pada asil analisa tanah, daun dan juga harus dilakukan percobaan-percobaan terlebih dulu baik atau tidak hasilnya.

Berikut tabel dosis sementara yang lazimnya dipakai untuk pemupukan kopi, untuk dosis  per pohon tiap tahunnya:

Tabel 3: Dosis Pemupukan Tanaman Kopi (Pohon Per Tahun)



Dosis Pemupukan Tanaman Kopi (Pohon Per Tahun)

E. Saat Pemupukan

Saat pemupukan ini haruslah kita sesuaikan dengan kebutuhan tanaman, dan juga iklim. Biasanya yang lazim dilakukan sebagai berikut:

Waktu dan Dosis Pemupukan:





F. Efisiensi Pemupukan

Pemupukan hanya bisa menguntungkan dan efektif bila memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
PENGATURAN NAUNGAN:
Naungan diatas kopi itu harus seminim mungkin dan sebaliknya naungan diatas tanah harus semaksimal mungkin. Sebab pemupukan itu tidak akan banyak berpengaruh terhadap kenaikan produksi kalau keadaan gelap.

Namun harus pula diingat kalau pengurangan naungan ini haruslah dilakukan dengan cara bertahap. Tanaman yang baru saja dipupuk, jangan dulu terlalu banyak dikurangi naungannya. Dengan demikian maka tanaman tersebut akan lebih banyak memperoleh kesempatan memperbaiki kondisi vegetatifnya.

Hingga dengan demikian maka produksi tahun berikutnya akan meningkat. Juga akan memiliki cadangan-cadangan hara untuk mencegah terjadinya overbearing dan die back.

PEMANGKASAN:
Pupuk hendaknya baru diberikan setelah tanaman dipangkas. Hal ini untuk menghindarkan supaya sebagian hara tak terbuang bersama pemangkasan wiwilan dan cabang-cabang sewaktu dipangkas. Tanaman yang dipupuk maka akan mengeluarkan wiwilan lebih banyak. Pupuk ini hanya akan memberi efek maksimal apabila wiwilan dipangkas sekecil mungkin. Maksudnya semuda mungkin.

PERLAKUAN TANAH:
Teras ada tanah-tanah yang letaknya miring haruslah kita pelihara. Dengan demikian maka pupuk tidak mengalir terbuang karena erosi. Juga pengairan harus kita perbaiki. Jangan sampai ada rumpai disekitar pohon paling sedikit antara 1-3 bulan sejak pemberian pupuk. Perlu diketahui kalau pupuk N ini sebulan saja telah habis terserap. Akan tetapi untuk pupuk K dan P akan habis dalam waktu antara 2 sampai 3 bulan.

G. Cara Pemberian Pupuk

Pupuk akan kita berikan pada lingkar piringan pohon. Tentu saja setelah kita pacul dengan secara pelan dan kita buat parit. Kalau kita mempergunakan pupuk urea hendaknya dibenamkan ditanah supaya tidak hilang menguap. Kalau pupuk itu menguap maka akan sia-sia kita memberikannya, sebab tak akan memberikan hasil keuntungan buat kita.
Read More

Thursday, April 3, 2014

Hama dan Penyakit Tanaman Kopi

A. Hama

Hama-hama yang biasa menyerang tanaman kopi di Indonesia anatara lain adalah:
1.      Hama tanaman kopi yang merusak akar tanaman kopi, yaitu Cacing Akar. Cacing akar menyerang perakaran tanaman kopi:
a.      Tylenchus Sinensis dan Tylenchus coffea;
b.      Heterodera Marioni.

2.      Hama yang merusak bagian batang dan dahan kopi, meliputi:
a.      Larva dari hama menggerek batang, untuk menjadi tempat ketika larva tersebut menjadi kepompong. Cara pemberantasan hama ini adalah dengan memotong dan kemudian membakar pohon yang sudah pernah diserang.
b.      Xylosamdrus Morstati atau Xylobarus Morstati. Hama ini menggerek batang inang yang berukuran +1,80mm;
c.       Phassus Damar, merupakan ulat penggerek kulit batang secara meingkar;
d.      Xylosamdrus Morigerus atau Xylobarus Morigerus.

3.      Hama-hama lainnya yag merusak tanaman kopi, meliputi:
a.      Kutu, Kutu tanaman kopi
b.      Hama Bubuk buah kopi, yaitu Stephanoderis Hampei

B. Penyakit

Adapun penyakit yang sering menyerang tanaman kopi di Indoensia yang penting adalah sebagai berikut:
1.      Penyakit yang menyerang bagian akar
Tanda-tanda secara umum, pertumbuhan daun-daun kelihatan tidak segar. Layu dan arahnya menggantung. Warna dari hijau berubah menjadi kuning lalu cokelat dan kemudian gugur.
a.      Fomes Noxius Carner atau Cendawan akar Coklat.
Jenis cendawan ini disamping biasa menyerang perakaran kopi juga tanaman lain, seperti karet. Disamping itu juga menyerang pohon pelindung dan pohon-pohon pembantu lainnya. Cara menjalar melalu infeksi kontak dari akar yang sakit ke akar yang sehat yang tumbuhnya berdekatan.

b.      Cendawan akar hitam.
Dari Golongan ini akan kita kenal 2 jenis cendawan, pertama adalah cendawan Rosellinia Bunodes dan kedua adalah cendawan Rosellinia Arcuata.
Cendawan yang pertama memiliki tanda-tanda pohon mati secara mendadak. Pada batang dekat leher akar terdapat benang-benang cendawan berwarna hitam. Benang-benang ini pada tingkatan selanjutnya akan merupakan anyaman. Pada saat itu kulit batang yang terserang sudah mati.

Cendawan jenis kedua memiliki bentuk dan keadaan seperti Rosellinia Bunodes dan demikian juga dengan tanda-tandanya. Mysellium antara kulit batang dan kayu bentuk binatang dengan warna putih.

c.       Penyakit busuk pada kulit akar.
Menyerang akar tunggang dan bagian-bagian akar lain yang besar. Penyakit ini terutama menyerang pada tumbuh-tumbuhan yang masih muda. Kemungkinan besar infeksi berlangsung melalui luka-luka bekas kena pacul-an, arit atau alat-alat lain dan waktu mengerjakan tanah atau pun pada waktu merumput.

Penyakit yang menyerang bagian akar ini secara umum dapat diberantas dengan jalan pohon yang terserang penyait dibongkar. Semua tunggul dan perakaran dari bekas tanaman yang berada disekitar pohon kopi tersebut ikut dibongkar dan dibakar pula.

2.      Penyakit yang menyerang batang, dahan dan ranting
a.      Penyakit Jamur Upas (Conticium Salmonicolor)
-          Penyakit ini menyerang pohon kopi
-          Batang yang terserang terdapat selaput warna merah jambu, kemudian menjadi putih (kumpulan spora). Biasanya pada saat itu kulit menjadi mati.Benag-benag cendawan selanjutnya dapat menjalar ke tangkai daun, helai daun, bunga dan buah kopi.
Cara pemberantasan penyakit jamur upas adalh dengan cara memotong dan membakar bagian tanaman kopi yang terserang jamur.

b.      Penyakit mati ujung atau Top Sterfte
Penyakit ini disebabkan oleh cendawan jenis Rhizoctonia, menyerang terutama pada kebun-kebun kopi yang masih muda, dan belum dipangkas. Tanda-tanda tanaman kopi yang terserang penyakit ini adalah:
-          Pertumbuhan percabangan asimetris, disusul dengan matinya ujung-ujung batang secara berangsur-angsur dari ujung pohon.
-          Daun-daun berada pada cabang yang pendek dengan warna hijau suram, kekuning-kuningan dan kemudian gugur.

Penyakit ini banyak terdapat diantara tinggi 200 meter ke atas dan pada kebun yang naungannya kurang tebal.
Cara pemberantasan penyakit ini adalah dengan cara memangkas dan membakar cabang yang sakit, serta dilakukan secara bergilir sekali sebulan oleh tenaga-tenaga yang khusus.

3.      Penyakit-penyakit pada daun
a.      Hemileia Vastatrix
Menyerang teruatama pada jenis kopi Arabika di dataran rendah. Serangan pada helai daun sebelah bawah. Tanda tandanya adalah adanya bercak-bercak warna kuning muda, kemudian berubah menjadi kuning tua. Akhirnya menjadi Cokelat dan hitam, kemudian daun tersebut gugur dengan sendirinya. Pemberantasan penyakit ini dilakukan pada waktu tanaman masih berada di persemaian, yaitu dengan cara disemprot dengan B.B pada daun sebelah bawah.

b.      Cercospora Coffeicola
Tanda-tanda serangan hampir sama dengan Hemileia Vastatrix, perbedaannya hanya bercak-bercak itu bulat dan jelas sekali. Cara pemberantasan penyakit ini sama dengan cara pemberantsan penyakit Hemileia Vastatrix, yaitu dengan disemprot dengan B.B pada daun sebelah bawah.

c.       Penyait Hangus
Tanda-tandanya adalah permukaan atas helai daun terdapat selaput warna hitam (berasal dari bekas-bekas kotoran serangga yang menghisap cairan zat makanan di bagian tanaman yang masih muda). Selaput hitam ini sebagai media cendawan yang sangat baik, menghalangi asimilasi daun dan mengabsorber panas sehingga daun-daun menjadi mati.

4.      Penyakit pada bunga dan buah kopi
a.      Penyakit Cephaleuros Coffea, menyerang pada buah kopi
b.      Penyakit Bunga Bintang, menyerang bunga terutama pada jenis Arabika di daerah-daerah yang basah.
c.       Penyakit Rontok Buah, untuk jenis-jenis penyakit yang menyerang pada buah kopi ini, benar-benarlah sangat merugikan bagi kita sebagai penanam kopi. Sebab akan mengakibatkan:
-          Pengguguran buah muda
Buah muda yang digerek akan gugur, dan terjadinya gugur buah bisa mencapai 7-14 persen dari produksi

-          Penurunan mutu kopi, yaitu biji kopi berlubang, dan tingkat serangan bisa mencapai 40-50 persen dari berat kopi. Sesuai dengan F.A.Q (Fir Average Quality of the Season), mutu kopi hanya boleh mengandung 2 persen kopi bubuk.

-          Penyusutan berat kopi, disebabkan karena berlobang-lobang maka berat kopi akan susut. Tingkat penyusutan bisa mencapai 30-50 persen dari berat biji yang diserang.
Read More