Thursday, April 3, 2014

Hama dan Penyakit Tanaman Kopi

A. Hama

Hama-hama yang biasa menyerang tanaman kopi di Indonesia anatara lain adalah:
1.      Hama tanaman kopi yang merusak akar tanaman kopi, yaitu Cacing Akar. Cacing akar menyerang perakaran tanaman kopi:
a.      Tylenchus Sinensis dan Tylenchus coffea;
b.      Heterodera Marioni.

2.      Hama yang merusak bagian batang dan dahan kopi, meliputi:
a.      Larva dari hama menggerek batang, untuk menjadi tempat ketika larva tersebut menjadi kepompong. Cara pemberantasan hama ini adalah dengan memotong dan kemudian membakar pohon yang sudah pernah diserang.
b.      Xylosamdrus Morstati atau Xylobarus Morstati. Hama ini menggerek batang inang yang berukuran +1,80mm;
c.       Phassus Damar, merupakan ulat penggerek kulit batang secara meingkar;
d.      Xylosamdrus Morigerus atau Xylobarus Morigerus.

3.      Hama-hama lainnya yag merusak tanaman kopi, meliputi:
a.      Kutu, Kutu tanaman kopi
b.      Hama Bubuk buah kopi, yaitu Stephanoderis Hampei

B. Penyakit

Adapun penyakit yang sering menyerang tanaman kopi di Indoensia yang penting adalah sebagai berikut:
1.      Penyakit yang menyerang bagian akar
Tanda-tanda secara umum, pertumbuhan daun-daun kelihatan tidak segar. Layu dan arahnya menggantung. Warna dari hijau berubah menjadi kuning lalu cokelat dan kemudian gugur.
a.      Fomes Noxius Carner atau Cendawan akar Coklat.
Jenis cendawan ini disamping biasa menyerang perakaran kopi juga tanaman lain, seperti karet. Disamping itu juga menyerang pohon pelindung dan pohon-pohon pembantu lainnya. Cara menjalar melalu infeksi kontak dari akar yang sakit ke akar yang sehat yang tumbuhnya berdekatan.

b.      Cendawan akar hitam.
Dari Golongan ini akan kita kenal 2 jenis cendawan, pertama adalah cendawan Rosellinia Bunodes dan kedua adalah cendawan Rosellinia Arcuata.
Cendawan yang pertama memiliki tanda-tanda pohon mati secara mendadak. Pada batang dekat leher akar terdapat benang-benang cendawan berwarna hitam. Benang-benang ini pada tingkatan selanjutnya akan merupakan anyaman. Pada saat itu kulit batang yang terserang sudah mati.

Cendawan jenis kedua memiliki bentuk dan keadaan seperti Rosellinia Bunodes dan demikian juga dengan tanda-tandanya. Mysellium antara kulit batang dan kayu bentuk binatang dengan warna putih.

c.       Penyakit busuk pada kulit akar.
Menyerang akar tunggang dan bagian-bagian akar lain yang besar. Penyakit ini terutama menyerang pada tumbuh-tumbuhan yang masih muda. Kemungkinan besar infeksi berlangsung melalui luka-luka bekas kena pacul-an, arit atau alat-alat lain dan waktu mengerjakan tanah atau pun pada waktu merumput.

Penyakit yang menyerang bagian akar ini secara umum dapat diberantas dengan jalan pohon yang terserang penyait dibongkar. Semua tunggul dan perakaran dari bekas tanaman yang berada disekitar pohon kopi tersebut ikut dibongkar dan dibakar pula.

2.      Penyakit yang menyerang batang, dahan dan ranting
a.      Penyakit Jamur Upas (Conticium Salmonicolor)
-          Penyakit ini menyerang pohon kopi
-          Batang yang terserang terdapat selaput warna merah jambu, kemudian menjadi putih (kumpulan spora). Biasanya pada saat itu kulit menjadi mati.Benag-benag cendawan selanjutnya dapat menjalar ke tangkai daun, helai daun, bunga dan buah kopi.
Cara pemberantasan penyakit jamur upas adalh dengan cara memotong dan membakar bagian tanaman kopi yang terserang jamur.

b.      Penyakit mati ujung atau Top Sterfte
Penyakit ini disebabkan oleh cendawan jenis Rhizoctonia, menyerang terutama pada kebun-kebun kopi yang masih muda, dan belum dipangkas. Tanda-tanda tanaman kopi yang terserang penyakit ini adalah:
-          Pertumbuhan percabangan asimetris, disusul dengan matinya ujung-ujung batang secara berangsur-angsur dari ujung pohon.
-          Daun-daun berada pada cabang yang pendek dengan warna hijau suram, kekuning-kuningan dan kemudian gugur.

Penyakit ini banyak terdapat diantara tinggi 200 meter ke atas dan pada kebun yang naungannya kurang tebal.
Cara pemberantasan penyakit ini adalah dengan cara memangkas dan membakar cabang yang sakit, serta dilakukan secara bergilir sekali sebulan oleh tenaga-tenaga yang khusus.

3.      Penyakit-penyakit pada daun
a.      Hemileia Vastatrix
Menyerang teruatama pada jenis kopi Arabika di dataran rendah. Serangan pada helai daun sebelah bawah. Tanda tandanya adalah adanya bercak-bercak warna kuning muda, kemudian berubah menjadi kuning tua. Akhirnya menjadi Cokelat dan hitam, kemudian daun tersebut gugur dengan sendirinya. Pemberantasan penyakit ini dilakukan pada waktu tanaman masih berada di persemaian, yaitu dengan cara disemprot dengan B.B pada daun sebelah bawah.

b.      Cercospora Coffeicola
Tanda-tanda serangan hampir sama dengan Hemileia Vastatrix, perbedaannya hanya bercak-bercak itu bulat dan jelas sekali. Cara pemberantasan penyakit ini sama dengan cara pemberantsan penyakit Hemileia Vastatrix, yaitu dengan disemprot dengan B.B pada daun sebelah bawah.

c.       Penyait Hangus
Tanda-tandanya adalah permukaan atas helai daun terdapat selaput warna hitam (berasal dari bekas-bekas kotoran serangga yang menghisap cairan zat makanan di bagian tanaman yang masih muda). Selaput hitam ini sebagai media cendawan yang sangat baik, menghalangi asimilasi daun dan mengabsorber panas sehingga daun-daun menjadi mati.

4.      Penyakit pada bunga dan buah kopi
a.      Penyakit Cephaleuros Coffea, menyerang pada buah kopi
b.      Penyakit Bunga Bintang, menyerang bunga terutama pada jenis Arabika di daerah-daerah yang basah.
c.       Penyakit Rontok Buah, untuk jenis-jenis penyakit yang menyerang pada buah kopi ini, benar-benarlah sangat merugikan bagi kita sebagai penanam kopi. Sebab akan mengakibatkan:
-          Pengguguran buah muda
Buah muda yang digerek akan gugur, dan terjadinya gugur buah bisa mencapai 7-14 persen dari produksi

-          Penurunan mutu kopi, yaitu biji kopi berlubang, dan tingkat serangan bisa mencapai 40-50 persen dari berat kopi. Sesuai dengan F.A.Q (Fir Average Quality of the Season), mutu kopi hanya boleh mengandung 2 persen kopi bubuk.

-          Penyusutan berat kopi, disebabkan karena berlobang-lobang maka berat kopi akan susut. Tingkat penyusutan bisa mencapai 30-50 persen dari berat biji yang diserang.
Read More

Wednesday, April 2, 2014

Pemangkasan Tanaman Kopi

Tujuannya adalah untuk mengatur pertumbuhan vegetatif tanaman kopi ke arah pertumbuhan generatif yang lebih produktif. Atau kalau kita mau berterus terang, mengatur supaya tanaman kopi ini tidak hanya banyak cabang dan daunnya saja, melainkan juga menghasilkan banyak buahnya. Karena dengan tujuan ingin memperoleh buahnya, maka oleh karena itu hendaknya pemangkasan diarahkan untuk:
1.      Memperoleh cabang-cabang buah-buah yang baru secara kontinue dan dalam jumlah yang optimal;
2.      Mempermudah pemasukan cahaya kedalam tubuh tanaman kopi untuk merangsang embentukan bunga;
3.      Memperlancar peredaran udara, ini penting untuk mengintensifkan penyerbukan bunga;
4.      Membuang cabang-cabang tua yang tidak produktif, dengan demikian maka zat-zat hara akan dapat disalurkan kepada cabang-cabang muda yang lebih produktif;
5.      Membang cabang-cabang yang terserang hama ataupun penyakit. Dengan demikian maka kita telah menjauhkan tanaman kopi dari sumber-sumber infeksi.

Sedangkan untuk sistem pemangkasan tanaman kopi ini ada dua macam cara yang sering dipergunakan. Pertama adalah pemangkasan berbatang tunggal dan yang kedua adalah pemangkasan berbatang ganda.

A. Pemangkasan Berbatang Tunggal

Sistem pemangkasan berbatang tunggal kebanyakan dipakai oleh perkebunan-perkebunan kopi di Indonesia, sedangkan kalau pemangkasan berbatang ganda itu dipakai oleh para petani kopi.

Pemangkasan batang tungga ini dengan tujuan agar:
1.      Tanaman kopi tidak tumbuh terlalu tinggi;
2.      Pertumbuhan cabang-cabang lateral menjadi lebih kuat dan panjang;
3.      Pertanaman lebih cepat menutup

Untuk ini biasanya juga pohon tersebut dipangkas secara membentuk. Hingga dikenal dengan nama pemangkasan bentuk.

Tinggi pemenggalan ini juga sangat berbeda-beda, ada yang 1 meter namun ada juga yang 2,5 meter. Semuanya itu tergantung dari jenis dan pertumbuhan kopi. Semakin cepat dan kuat maka semakin tinggi pemenggalan dapat dilakukan.

Berhubung demikian maka sistem pemenggalan inipun dibagi lagi menjadi 2, yaitu:
1.      Pemenggalan tanpa bayonet;
2.      Pemenggalan dengan bayonet.

Pada tanaman yang kuat pertumbuhannya maka dapat dilakukan pemenggalan satu kali dengan tanpa bayonet. Untuk jenis kopi Robusta setinggi 1 meter dan untuk jenis kopi Arabika setinggi 1,5 meter sampai 1,8 meter.

Akan tetapi kalau untuk tanaman yang kondisinya lemah, pemenggalan perlu dilakukan sampai 2 atau 3 kali. Yaitu supaya tumbuh batang susulan dan batang inilah yang kemudian kita kenal dengan nama bayonet. Karena itulah maka pemenggalan dapat diatur sebagai berikut:

Tabel 1: Tinggi Pemangkasan Berbatang Tunggal pada Tanaman Kopi
Tinggi Pemangkasan Berbatang Tunggal pada Tanaman Kopi
Karena pemenggalan itu juga terdiri dari dasar pertumbuhan tanaman maka tinggi pemenggalannya pun masing-masing pohon pun tidak sama. Setelah ohon kopi itu dipenggal maka akan tumbuh banyak tunas-tunas air atau wiwilan. Bila sudah demikian maka itu semua tunas harus segera dibuang.

Pemenggalan ini haruslah dilakukan pada akhir musim kemarau, dan dilakukan pada batang yang beruas-ruas pendek. Itu semua dilakukan agar kelak pertumbuhan bayonet lebih kuat. Untuk mencegah agar batang tidak pecah bila kelak terjadi pertumbuhan, maka cabang primair ada kalanya harus dipotong. Pemotongan ini dilakukan bersamaan dengan waktu pemenggalan.

Untuk mengatur agar pembentukan cabang dan pembuahan lebih kontinue, serta tanaman tidak cepat berbentuk payung, maka beberapa cabang primair perlu diperpendek, ini untuk memberi kesempatan pembentukan cabang-cabang sekunder. Namun semua pemenggalan pohon itu sebenarnya tergantung juga pada keadaan setempat. Ada yang dibentuk seperti payung supay mudah pemetikannya, namun ada juga yang dibentuk seperti spiral.

PEMANGKASAN RINGAN:
Pemangkasan ringan ini akan meliputi antara lain; pembuangan-pembuangan cabang adventif (cabang balik dan cabang cacing) yang sering tumbuh pada cabang primair.

Juga pemangkasan cabang yang telah tua dan tidak produktif lagi. Hingga dengan demikian akan tumbuhlah cabang-cabang reproduksi yang terdapat pada cabang tersebut. Namun bila tidak ada cabang reproduksi maka sebaiknya cabang tersebut harus dipotong supaya zat hara dapat disalurkan bagi pertumbuhan cabang-cabang lain yang lebih produktif.

Kemudian pemangkasan wiwilan harus dilakukan sewaktu masih kecil, dengan interval dua minggu dalam musim penghujan dan empat minggu dalam musim kemarau. Kemudian pemangkasan cabang-cabang yang terserang hama dan penyakit, terutama sekali yang terserang bubuk cabang, agar tidak menjadi sumber infeksi.


PEMANGKASAN BERAT:
Pemangkasan ini dilakukan apabila produksi terlalu rendah, akan tetapi keadaan pohon itu sendiri masih cukup baik. Untuk kebun-kebun yang banyak hiat (+50 persen keatas) sebaiknya memang di dongkel dan dilakukan penanaman ulangan.

Pemangkasan ini dilakukan pada batang pada ketinggian +50 cm, juga dilakukan pada waktu menjelang musim penghujan. Apabila batang tampak halus, biasanya wiwilan suka keluar. Dalam hal ini, kira-kira 1 tahun sebelum rejuvenasi/pemotongan berat, sebagian cabang-cabang dibagian atas/cabang payung, harus dipotong. Sesudah wiwilan tumbuh barulah cabangnya dipotong.

Adapun dua aspek penting dari pemangkasan besar ini adalah:
1.      Mempermudah batang, dengan cara pemotongan;
2.      Memperbaiki mutu bahan tanaman dengan cara disambung dengan klon yang lebih unggul.

Untuk memperkecil pengurangan roduksi, pemangkasan rejuvenasi/pemangkasan berat ini hendaknya dilakukan pada khir tahun panen besar.

B. Pemangkasan Berbatang Ganda

Di Indonesia, sistem pemangkasan berbatang ganda terdapat banyak di perkebunan-perkebunan kopi rakyat. Sebagian besar pula menanam jenis kopi robusta, yang ditanam secara ekstensif. Akan tetapi diperkebunan-perkebunan besar sistem ini kadang-kadang dijumpai juga. Yaitu di kebun-kebun tua setelah di rejuvenasi. Karena jenis kopi robusta memang cenderung berbatang banyak. Dalam pertumbuhan alami, jenis kopi Robusta ini kira-kira 75 persen memiliki 3-8 buah batang.

Pada sistem berbatang ganda, pemangkasan bentuk ditujukan pada pembentukan suatu tunggul enyangga, untuk menumbuhkan beberapa batang. Sedangkan untuk pemangkasan produksi ditujukan terutama pada peremajaan batang. Itu baik dilakukan secara periodeik maupun secara insidentil.

Tapi ada juga sistem berbatang ganda tanpa peremajaan batang. Sebab dalam hal itu pemangkasan produksinya ditujukan pada peremajaan cabang tiap batangnya. Seperti pada sistem berbatang tunggal.

Untuk pembentukan tunggal penyangga dan batang dapat dilakukan beberapa cara seperti demikian:
1.      Memelihara beberapa wiwilan pada pangkal batang pokok (Metode Banyuwangi)
2.      Mencondongan batang pokok, atau menanam batang pokok dengan arah miring (Metode Toraja)
3.      Merundukkan batang pokok (Metode Agobiada)
4.      Menunggul batang pokok (Metode Kandelaber)

Memang disamping ini masih juga ada dikenal dengan metode-metode lain, yang mana peremajaannya tidak dilakukan pada batang akan tetapi pada pohonnya.

C. Metode Banyuwangi

Pada metode Banyuwangi ini terdapat dua variasi, yaitu dengan pemenggalan dan dengan tanpa pemenggalan. Peremajaan dilakukan secara periodik terhadap batang yang telah menurun produksinya. Metode ini biasanya dilakukan pada tanaman yang berumur kurang lebih 1 tahun dan dipelihara 2-4 batang yang terletak berhadapan pada pangkal batang.

Gambar 18: Pemangkasan Kopi dengan Metode Banyuwangi

D. Metode Toraja

Metode ini telah dilakukan di tanah Toraja – Sulawesi Selatan sejak permulaan abad 20. Dengan cara kalau tanaman telah berumur kurang lebih 1 tahun, maka tanaman tersebut dicondongkan kira-kira 45-60 derajat, dengan membuat lubang pada sisi pangkal batang.

Lubang tersebut kemudian ditimbun agar supaya pohon tetap dalam posisi condong. Setelah wiwilan keluar 3-4 lalu batang pokoknya dipotong, akan tetapi pohon dicondongkan dengancara diikat dengan tali yang diikatkan pada pasak di tanah. Peremajaan dilakukan dengan secara periodik atau insidentil.
Gambar 19: Pemangkasan Kopi dengan Metode Toraja

E. Metode Agobiada

Egitu tanaman pohon kopi telah berumur antara 1,5 tahun sampai 2 tahun, maka pucuk pohon ditundukkan dengan jalan ditarik dan diikat dengan tali yang dipasang pasak pada tanah. Kemudian setelh wiwilan keluar, batang pokoknya dipotong.

Untuk ini peremajaannya pun dilakukan secara periodik. Metode ini banyak dipergunakan di Tanzania, Porto Rico dan disana terkenal dengan nama metode Agobiamento.
Gambar 20: Pemangkasan Kopi dengan Metode Agobiamento

F. Kandelaber

Untuk metode ini terdapat du variasi, yaitu pertama dengan penunggulan dan yang kedua dengan variasi penunggulan dan diikuti dengan perundukan. Pada variasi pertama itu bibit dipotong setinggi 20-30cm pada umur antara 3-4 bulan. Juga demikia denganwiwilan yang keluar, hingga dengan demikian akan memperoleh 4 atau 8 buah batang.

Akan tetapi sistem ini sekarang akan kurang disukai sebab dengan demikian maka letak batang terlalu berdekatan.

Pada variasi kedua, tanaman dipotong sekitar 30-40cm pada waktu berumur 1 tahun. Kemudian 2 buah wiwilan yang tumbuh berhadapan dirundukkan hampir horizontal kemudian dipotong setelah tumbuh wiwilan diatasnya.

Beberapa modifikasi dari variasi pertama adalah antara lain:
1.      Pemangkasan kissing di Sumatera;
2.      Pemangkasan Fukunaga di Hawai, dimana pada batang pokok yang ditungul dipelihara 4 sampai 5 batang yang berbeda-beda umurnya, kemudian diremajakan secara bergiliran.



Gambar 21: Pemangkasan Kopi dengan Metode Kandelaber Ditunggul
Gambar 22: Pemangkasan Kopi dengan Metode
Kandelaber Ditunggul & Dirundukkan

G. Pemangkasan Beaumont – Fukunaga

Pemangkasan ini yang mula-mula dikembangkan untuk kopi jenis Arabika di Hawaii dan kemudian banyak dipakai di Porto Rico, dan ini yang merupakan sistem paling up to date.

Dipandang dari segi pemangkasan bentuk, pemangkasan Beaumont Fukunaga termasuk metode Kandelaber. Akan tetapi kalau dipandang dari segi pemangkasan produksi atau peremajaan, pemangkasan ini merupakan metode tersendiri.

Gambar 23: Pemangkasan Kopi dengan Metode Beaumont Fukunaga 
Pada umur antara 1-2 tahun tanaman kopi ditunggul setinggi satu kaki, dan kemudian pada tunggul tersebut dipelihara 4 buah batang. Pemangkasan peremajaan setelah rumpun batang berbuah satu kali. Ini dilakukan dengan cara memotong batang-batang rumpun setinggi 10-20cm diatas tempat pemotongan sebelumnya. Peremajaan ini dilakukan dalam satuan-satuan yang terdiri dari 4 baris, ini dengan mempergunakan rumus 1-3-2-4. Sesuai dengan nomor urut barisan pohon.

Pohon-pohon tersebut akan berbuah paling lambat dalam tahun ketiga setelah pemangkasan, jadi dalam setiap satuan barisan (4 baris) selalu terdapat paling sedikit 2 barisan yang berbuah. Serta masing-masing barisan memperoleh kesempatan berbuah paling sedikit dua kali sebelum dipangkas.
Read More

Tuesday, April 1, 2014

Naungan Tanaman Kopi

Naungan ini sebenarnya hanya diperlukan bagi tanaman kopi yang ditanam di daerah-daerah yang kurang subur. Sebab tanaman kopi sendiri sebenarnya bisa ditanam tanpa naungan. Dalam hal ini, yang dimaksud dengan daerah-daearah yang kurang subur adalah pada daerah yang kering apabila kita menanamnya di perkebunan. Disamping itu juga, kalau semakin baik tanaman kopi tersebut, maka semakin tidak perlu kita mempergunakan naungan.

Sebab kalau terlalu gelap maka respon terhadap pemumupukan akan berkurang.

Kebaikan maupun keguanan pohon naungan adalah sebagai berikut:
1.      Mengurangi penyinaran langsung, hingga dengan demikian maka humus tidak akan cepat hiang;
2.      Mengurangi erosi;
3.      Mencegah embun upas (frost) pada daerah0daerah tinggi;
4.      Sebagai bahan sumber organik;
5.      Megurangi pertumbuhan rumpai;
6.      Sumber bahan bakar, ini diperlukan nanti pada saat pengeringan kopi.

Keburukan maupun dampak negatif adanya pohon naungan:
1.      Saingan air dan zat hara tanah;
2.      Mengurangi rangsangan pembuangan;
3.      Perlu pemeliharaan dan pengaturan;
4.      Kadang-kadang menjadi inang hama dan penyakit

Oleh karena itulah maka pohon pelindung atau naungan ini harus memenuhi beberapa syarat, anatara lain adalah:
1.      Berakar dalam, ini untuk memperkecil saingan air dan zat hara;
2.      Mudah diatur secara periodik agar tidak menghambat pembuangan;
3.      Tidak menjadi tanaman inang hama atau penyakit kopi;
4.      Termasuk jenis leguminosa;
5.      Menghasilkan banyak bahan organik;
6.      Menghasilkan banyak kayu bakar yang baik dalam arti nilai bakarnya tinggi.

Lalu kegunaan dari pohon pelindung sementara dan pohon pelindung tetap itu adalah, bahwa pohon pelindung sementara dipergunakan untuk memberi naungan kepada tanaman kopi seblum pohon pelindung tetap dapat berfungsi dengan baik.

Beberapa jenis pohon pelidung sementara yang baik buat tanaman kopi adalah:
1.      Flemingia Congesta;
2.      Leucaena Glauca;
3.      Crotalaria Anaggyroides;
4.      Crotalaria Usaramoensis;
5.      Tephrosia Candida;
6.      Tephrosia Vogelii;
7.      Desmodium Gyroides;
8.      Acacia Villosa

Acacia Villosa ini baik sekali ditanam ditempat-tempat yang sukar ditumbuhi oleh lamtoro. Sedangkan untuk daerah-daerah nematoda, hendaknya kita pakai saja Crotalaria dan kalau untuk tempat yang tempatnya tinggi dan lebih dari 1000meter dpl, sebaiknya memang dipakai jenis Tephrosia karena akan cepat tumbuh.

Kemudian kalau untuk pohon naungan atau pohon pelindung yang tetap biasanya akan digunakan:
1.      Lamtoro atau Leucaena Glauca;
2.      Dadap/Erythrina Subumbrans dan Dadap Serep atau E. Mocropteryx;
3.      Sengon.

Akan tetapi kalau untuk perkebunan maka praktis pemakaian dadap tidak diperguakan. Hal ini disebabkan karena pohon dadap memiliki tajuk yang sukar untuk diatur serta banyak mengalami serangan hama dan penyakit. Selain itu, Pohon Dadap juga dinilai tidak memberi menjadi kayu bakar yang baik dan tidak bernilai tinggi.

Kemudian kalau sengon ini hanya dipakai di daerah-daerah tinggi yang ketinggiannya lebih dari 1000 meter sampai dengan 1500 meter, sebab di daerah-daerah tersebut Pohon Lamtoro akan tumbuh dengan lambat.

A. Pengaturan Pohon Naungan/Pelindung

Untuk pengaturan pohon pelindung yang tetap, dilakukan melalu pemangkasan. Adapun tujuan pengaturan pohon pelindung ini terutama untuk:
1.      Memberi cahaya matahari;
a.      Untuk merangsang pembentukan rimordia bunga
b.      Primordia bunga terbentuk pada akhir musim penghujan dan awal kemarau antara bulan April, Mei, dan Juni.
2.      Mempermudah peredaran udara dalam pertanaman;
a.      Bila cabang pohon pelindung  terlalu rendah dan rimbun, udara akan sukar beredar.
b.      Peredaran udara penting untuk penyerbukan, terutama sekali bagi tanaman kopi jenis robusta yang memerlukan penyerbukan bersilang.
3.      Mengurangi kelembaban udara selama musim penghujan;
a.      Bila terlalu lembab, maka akan mengakibatkan banyak buah yang gugur. Biasanya akan mencapai 20 – 30 persen.
b.      Untuk mencegah agar pertumbuhan cabang-cabang primair tidak lemah.

B. Pemangkasan Pohon Pelindung

Untuk pohon pelindung ini harus kita usahakan agar cabangnya paling rendah adalah dua kali dari pohon kopi itu sendiri. Sehingga dengan  demikian maka semakin tinggi pohon kopi tersebut, semakin tinggi pula cabang pohon pelindung itu kita pangkas.

Pengaturan Pemangkasan:
Pemangkasan ini dilakukan pada awal musim penghujan, adapun caranya adalah memotong batangnya, pemotongan ini dilakukan 50% dari jumlah pohon naungan. Pemenggalan ini dilakukan dengan secara bergiliran setiap tahunnya. Ini bisa dilakukan secara larikan atau silangan. Kalau pelindung untuk tanaman kopi jenis Robusta sambungan atau klonal maka pemangkasan pelindungnya dipangkas secara silangan. Hal ini untuk mengarahkan dan mendorong angin supaya memotong barisan klon yang berlainan.
Gambar 16: Contoh Pengaturan Pemangkasan
Pengaturan ini kalau tidak kita gunakan sistem pemenggalan, kita juga bisa mempergunakan sistem rempesan, artinya, kalau pada musim penghujan maka akan banyak cabang-cabang yang tumbuh, maka pada akhir musim penghujan cabang-cabang tersebut akan di rempe (dipotong), ini untuk merangsang pembentukan Primordia bunga kopi. Rempesan ini terutama ditujukan pada pohon-pohon yang tidak dipenggal, namun juga pada pohon-pohon yang telah dipenggal pada awal musim penghujan. Itupun kalau pertumbuhan cabangnya terlalu banyak.

C. Penjarangan

Apabila tanaman kopi telah menutup dengan pertumbuhan yang baik. Sehingga dapat memberi perlindungan satu dengan lainnya maka jumlah pohon pelindung dapat diperpanjang.

Intensitas penjarangan ini tergantung dari jenis pohon naungan dan sistem jarak tanam kopi. Untuk mengatasi kemungkinan-kemungkinan diluar perhitungan, penjarangan ini dapat dilakukan dengan memotong lamtoro pada tinggi kurang lebih 1 metr. Hal ini dilakukan bahwa nantinya kalau dalam keadaan darurat masih bisa ditumbuhkan lagi.
Gambar 17: Tinggi Percabangan Pohon Pelindung Tanaman Kopi
Read More

Monday, March 31, 2014

Penanaman Kopi

Untuk biasanya kita mulai menanam kopi, maka sebelumnya harus mempersiapkan 2 hal. Adapun yang pertama ialah menyiapkan bahan tanamannya dan yang kedua mempersiapkan areal tanahnya.

Untuk persiapan bahan tanamannya, kita memerlukan:
1.      Penyediaan benih/ untuk  bibit atau batang bawah;
2.      Penyemaian benih;
3.      Pembibitan.

Kemudian persiapan areal tanah, ini bisa dilakukan dari tanah yang berasal:
1.      Tanah bukaan baru (hutan cadangan);
2.      Tanah bukaan ulangan (dari kopi ke kopi);
3.      Tanah rotasi, yang artinya dari tanaman lainnya ke kopi dengan secara bergantian;
4.      Tanah konservasi, dengan arti kata dari tanaman lain ke kopi dengan secara permanen.

Lalu setelah kita mendapatkan tanah tersebut, maka entah mana yang kita pergunakan, maka kita harus memikirkan persiapannya yaitu:
1.      Persiapan tanah (pembukaan, pengolahan, teras dan lain-lain);
2.      Penanaman tanaman pelindung/ naungan. Ini termasuk juga bahan tanaman, lubang, acir dan lain-lainnya;
3.      Pembuatan lobang tanaman, yang meliputi acir, buka tutup lobang.

Adapun cara mengadakan/ membuat persiapan-persiapan diatas itu adalah sebagai berikut:

A. Penyediaan Benih

Untuk mendapatkan benih yang baik, maka kita harus mencari biji kopi dari pohon yang baik dan dipilih yang telah kering serta masak dan sudah tentu dari klon-klon tertentu yang kita kehendaki.

Kita juga harus menghindarkan biji-biji yang berlubang atau terserang bubuk, juga biji yang tidak normal, baik itu terlalu kecil maupun terlalu besar.

Lalu biji-biji tersebut kita kupas, baik itu dengan mempergunakan tangan maupun kaki, boleh juga memakai handpulper, asal saja kita bisa menjaga betul-betul agar kulit tanduk tidak rusak. Jadi yang dibuang hanya kulit dan daging buah.

Setelah kita mendapat biji yang ada tanduknya, maka biji tersebut harus kita hilangkan lendirnya hingga bersih. Cara menghilangkan lendir itu dengan jalan digosok oleh abu dapur lalu dicuci dengan air. Setelah itu biji tersebut kita angin-anginkan, tapi jangan dijemur dibawah sinar matahari. Lamanya kita mengangin-anginkan biji tersebut kurang lebih tiga hari.

Setelah itu kita mengadakan penyortiran lagi. Biji yang pecah ataupun masih ada yang kurang baik entah itu berbubuk ataupun tidak normal, harus kita buang.

Begitu benar-benar mendapatkan bibit yang baik, barulah biji-biji itu boleh kita semaikan di persemaian. Akan tetapi kalau waktu persemaian belum tiba, biji-biji tersebut dapat kita simpan.

Cara Penyimpanan Benih Kopi

Cara penyimpanan biji atau benih tersebut ada caranya tersendiri. Sebab kita harus menjaga dan mempertahankan kadar air agar tidak cepat menurun. Juga benih tersebut jangan sampai terserang penyakit bubuk.

Kalau akan disimpan dalam waktu yang cukup lama, maka bibit-bibit tersebut terlebih dahulu harus di desinfeksi. Desinfeksi terhadap bubuk buah dilakukan dengan fungisasi, dengan mempergunakan minyak terpentin. Untuk keperluan tersebut maka kita membutuhkan blek atau peti kayu, yang biasanya mempunyai ukuran 50x50x50cm dan dapat ditutup rapat.

Benih kopi tersebut ditebarkan berlapis-lapis hingga tebalnya 5cm, diatas kain lap yang terlebih dahulu telah kita beri terpentin dengan dosis 1cc per 100cm persegi – dari luas kain lap. Jadi kalau saja luas lap itu 50x50cm persegi sama dengan 2500cm persegi. Makaa masing-masing lap harus diberi 25cc minyak terpentin. Setelah itu peti harus ditutup rapat-rapat.

Desinfeksi itu berlangsung selama 3x24 jam dan setelah itu benih-benih tersebut dikeluarkan dari dalam peti serta diangin-anginkan lagi selama 3 jam, hal ini untuk menghilangkan bau minyak terpentin itu sendiri.

Setelah diangin-anginkan maka benih tersebut di campur degan serbuk arang yang dibasahi dengan air. Adapun perbandingan yang ideal adalah:
-        3 Kg benih kopi
-         1 Kg serbuk arang
-        150 cc air

Caranya serbuk arang dibasahi dulu dengan air hingga merata, kemudian barulah dicampurkan dengan benih-benih kopi. Setelah itu semuanya maka benih kopi tersebut dimasukkan ke dalam karung goni. Untuk menyimpannya carikanlah tempat yang gelap dan sejuk.

Lebih baik lagi kalau karung-karung benih tersebut diletakkan diatas rak yang dibawahnya ada tempat yang diisi dengn air. Hingga dengan demikian maka kelembaban udara +90 persen dengan temperatur antara 25 sampai 26 derajat Celsius. Dengan cara ini maka benih-benih kopi tersebut dapat disimpan selama 6 bulan dengan daya tumbuh sebesar 70 sampai 80 persen.

B. Persemaian

Untuk mendapatkan persemaian yang baik, maka hendaknya dibuat pada tempat yang:
1.      Tidak mengandung nematoda atau cendawan akar;
2.      Mempunyai drainase yang baik;
3.      Dekat dengan sumber air atau penyiraman;
4.      Terlindung dari gangguan hewan (bekicot, ternak, dll);
5.      Dekat ketempat pembibitan;
6.      Mudah diawasi;
Gambar 11: Persemaian Tanaman Kopi
Tanah harus kita cangkul +30 cm lalu kita bersihkan dari sisa-sisa akar maupun kerikil yang ada. Setelah itu dibuat dengan lebar 80 cm untuk bedengan. Untuk lapisan atas, tanah itu kita beri pasir setebal 5cm. Atas dari bedengan tersebut kita beri atap sebagai pelindung dari hujan dan terik matahari. Sebelum kita menyemai bibit maka tanah bedengan itu harus terlebih dahulu kita siram. Cara menanmkannya, benih kopi dibenamkan dengan permukaan yang datar terletak dibawah, hingga punggungnya terletak ½ cm dari permukaan bedengan.

Setiap hari bedengan ini harus disiram dengan air secukupnya, akan tetapi tidak boleh sampai tergenang air. Kemudian yang peru kita perhatikan, jangan sampai kita mengambil air yang mengalir dari selokan melalui komplek-komplek nematoda untuk menyiram bedengan tersebut.

Setelah kurang lebih 5 sampai 6 minggu, maka biji kopi tersebut telah mencapai suatu stadium yang dinamakan stadium serdadu. Yaitu dimana hypocotyl telah tegak lurus, panjangnya + 8cm, dengan cotyledon/ daun lembaga yang masih terbungkus dari sisa-sisa endosperm dan endoscarp/ kulit tanduk, yang semuanya telah retak.

Didalam stadium ini akar akan bertambah anjang, akan tetapi sebaliknya memang tinggi hypocotyl tidak akan berubah. Baru kemudian kurang lebih 406 minggu lagi cotyledon menjadi terbuka dan ini dinamakan stadium kepelan.

Setelah mencapai stadium kepelan, bibit harus segera dipindahkan ke pembibitan. Pemindahan ini haruslah kita lakukan dengan mempergunakan solet bambu, hingga dengan demikian maka akan dapat menghindarkan putus akar. Kalau kita tahu bahwa ada akar tunggang yang bengkok, maka kita harus memutusnya, hal itu kita lakukan supaya nanti dalam pembibitan tumbuhnya tidak terlambat. Kalau ada kepelan yang rusak atau terlalu kecil maka sebaiknya tidak perlu kita pakai. Namun Apabila kita memerlukan waktu yang cepat, benih dapat juga ditanam setelah kulita tanduknya dikupas.

C. Pembibitan

Untuk pemilihan tempat buat pembibitan ini adalah sama dengan persemaian. Sebaiknya memang kita carikan tempat yang subur dan tidak berbatu, banyak humus dan cukup datar. Tanah yang bekas timbunan abu dapur tidak boleh kita pakai, karena tanah yang demikian ini memiliki pH yang terlalu tinggi. Pengolahan tanah harus lebih dalam. Sebaiknya buat saja 2 kali lipat dari persemaian, yaitu+60cm. Hal itu karena bibit akan lama ditempat pembibitan ini, kurang lebih 6 bulan minimalnya. Lalu tempat itu sendiri harus benar-benar bersih dari sisa-sisa akar.

Bedengan dibuat antara 100-120cm lebarnya. Sedangkan untuk tingginya antara 10-15cm, untuk panjangnya kita sesuaikan dengan keadaan. Kemudian kalau kita akan mempergunakan naungan alam, maka baiknya yang dipakai adalah Lamtoro, dan penanaman Lamtoro itu sendiri dilakukan kurang lebih 1 sampai 2 tahun sebelumnya. Namun sebaiknya memang kita mempergunakan naungan buatan saja, karena dengan demikian maka kita dapat mengatur dengan lebih teliti.

Bibit kepelan ini ditanam di pembibitan pada jarak 20x20cm, 20x25cm, atau 20x30cm, ini apabila akan disambung. Lubang tanaman kita buat dengan tugal, diameternya 5cm sedalam 10cm. Bedengan harus disiram supaya tetap lembab serta selalu dibersihkan dari rumpai (weeds). Juga sekali-kali perlu didangir.
Gambar 12: Bibit Kopi di dalam Bedengan
Sebaiknya memang diberi pula muleh berupa potongan-potongan kecil daun alang-alang atau pun jerami. Lalu setiap dua bulan sekali perlu diberi pupuk ZA dengan dosis 20gr per meter persegi. Akan tetapi sebelum dipupuk, rumpai harus dibersihkan terlebih dahulu. Setelahnya harus kita siram. Beberapa minggu sebelum dipindahkan kepenanaman maka sedikit demi sedikit naungan harus dikurangi, hal ini dilakukan karena untuk melatih dan menyesuaikan dengan kondisi di petanaman.

Bibit itu dapat dipindahkan kepetanaman setalah berumur 6-8bulan berada di pembibitan. Namun Ada kalanya juga bibit harus ditanam lebih lama di pembibitan, karena penanamannya harus menunggu musim penghujan tiba. Kalau hal itu sampai terjadi, maka untuk mencegah bibit jangan sampai terlalu besar dan berbentuk cabang, yaitu apabila bibit akan ditahan selama 1-2 tahun, maka dapat ditempuh dua cara, yaitu dengan pemotongan daun dan atau penunggulan.

Untuk pemotongan daun ini hendaknya kita lakukan mulai dari bibit tersebut mempunyai 3-4 pasang daun. Daun kita potong 2/3 bagian, hingga tinggal 1/3nya. Kemudian juga nanti kalau tumbuh daun-daun yang baru, juga kita potong. Terus hingga sampai bibit tersebut kita pindahkan kepenanaman.

Sedangkan cara kedua atau penunggulan, ini biasanya dilakukan 2-4 bulan sebelum bibit dipindahkan kepenanaman. Bibit dipotong miring pada ketinggian 30-40cm, yaitu pada batas kayu berwarna cokelat dan hijau.

Apabila bibit akan disambung pemotongan daun tiak boleh dilakukan, karena ruas-ruasnya akan terlalu pendek, hingga dengan demikian maka penyambungan akan mengalami kesukaran.

Bibit telah bisa disambung setelah berusia 10-12 bulan di pembibitan. Pemindahan bibit kepenanaman ini dilakukan di musim penghujan dalam bentuk:
1.      Pencabutan/ untuk jenis akar yang terbuka
2.      Putaran/ untuk jenis akar yang terbungkus tanah

Lalu kalau kita akan mempergunakan suaman, maka sebaiknya yang kita pakai adalah yang putaran. Sebab hal itu untuk mengatasi stagnasi pertumbuhan di petanaman. Untuk mempermudah pemindahan maka bedengan perlu disiram sehari sebelumnya. Kita pun harus menjaga agar akar jangan sampai terputus. Akar tunggang yang terlalu panjang pun harus kita potong. Rata-rata panjang bibit muda yang lebih kecil dari 1 tahun adalah 20cm dan untuk bibit tua yang lebih besar dari 1 tahun panjangnya 35cm. Juga pada biit tua ini, akar samping juga perlu dipotong15cm dari sumbu batang.

D. Pertanaman

Setelah persiapan areal tanah itu beres semua, maka kita harus mengatur jarak tanam. Untuk jarak tanam-tanaman kopi ini ada metodenya sendiri-sendiri. Yaitu jaraknya tergantung dari masing-masing jenisnya, kesuburan dari tanah dan iklim yang ada. Untuk jenis kopi Robusta, ini memerlukan jarak tanam yang lebih lebar bila dibandingkan dengan jenis kopi Arabika. Demikian juga bila tanah-tanah yang lebih subur atau mempunyai iklim yang lebih basah, maka memerlukan jarak tanam yang lebih renggang.

Jarak yang lazimnya dipakai juga dianggap baik adalah sebagai berikut:
Jarak Penanaman Tanaman Kopi
Keterangan:
Pada jarak tanam pagar dengan pagar ganda arah barisan adalah utara selatan. Kemudian pada tanah yang miring maka arah barisan kita sesuaikan dengan sabuk gunung. Disamping jarak tanam seperti tersebut, juga dipakai jarak tanam sementara yang lebih sempit kemudian nantinya diperlebar melalui penjarangan. Misalnya saja 2x2 meter, kemudian dijarangkan menjadi 2x4 meter atau kemudian menjadi 2x2x4, pagar berganda.

Penanaman tanaman naungan/pelindung haruslah kita tanam lebih kurang 1 atau 2 tahun sebelum tanaman kopi dipindahkan ke petanaman. Kemudian untuk jarak tanaman naungan ini pun harus kita sesuaikan dengan jarak tanam kopi yang akan kita pergunakan.

Tanaman pelindung ini dapat kita bagi menjadi dua macam, yaitu tanaman pelindung sementara dan tanaman pelindung tetap. Untuk jenis tanaman naungan sementara ini misalnya Flemingia Congesta dan ditanam dengan barisan arah utara ke selatan.

Untuk tanaman tetap dan tanaman naungan sementara ini dapat ditanam bersamaan. Kemudian setelah pohon naungan tetap tumbuh besar, maka pohon naungan sementara dapat kita pangkas sedikit demi sedikit.

Pada jarak tanam pagar dan pagar berganda, naungan sementara dapat dipertahankan lebih lama. Hal itu lalu bukan lagi sebagai naungan akan tetapi berganti fungsinya sebagai sumber bahan muleh dan ini harus dipangkas setiap 2 sampai 3 bulan sekali.

Kemudian setelah pohon kopi itu sendiri mulai menutup, maka pohon naungan tetap harus kita perjarang. Ini harus dilakukan dengan cara bertahap hingga nanti akhirnya kita akan mendapatkan perbandingan 1 banding 2 atau 2 banding 4.

Untuk mencari perbandingan yang mana yang harus kita pakai, maka ini tentu saja tinggal menyesuaikan dengan tempat perkebunan kopi kita sendiri. Bila tanahnya memang kecil, maka kita ambil perbandingan yang kecil dan juga demikian dengan sebaliknya.

Namun itu semua hanyalah dipakai di daerah perkebunan yang datar. Bila ditanah yang miring maka naungan harus ditanam di bagian sebelah luar dari teras.
Gambar 13: Contoh Pola Penanaman Pohon Naungan
Sistem Segi Empat dan Pagar
Gambar 14: Pola Penanaman Pohon Naungan 
Sistem Pagar Ganda
Gambar 15: Tanaman Kopi pada Teras untuk Tanah Miring

E. Pembuatan Lubang Tanaman

Pembuatan lubang pada tanaman kopi ini, sebenarnya lamanya ditentukan oleh struktur tanah yang akan kita tanami. Sebab makin berat struktur tanahnya, maka akan semakin awal kita membuat lubangnya. Namun biasanya dibuat kurang lebih antara 3 – 6 bulan sebelum kita mulai menanam di petanaman.

Juga yang paling baik ialah pembuatannya diakhir musim penghujan. Hingga dengan demikian maka keadaan tanahnya masih basah. Kemudian sambil menunggu musim tanam, yaitu pada awal musim penghujan berikutnya (+6 bulan) , lubang tersebut kita isi dengan bahan-bahan organik.

Untuk idealnya ukuran lubang tersebut akan kita buat 0,4x0,4x0,4 meter; atau paling lebar dan dalam adalah 1x1x1 meter. Hal ini juga tergantung dari struktur tanahnya, sebab pada struktur tanah yang berat, maka lubang harus kita buat lebih besar lagi, dengan demikian maka akan lebih banyak kita isi dengan bahan-bahan organik.

Lalu untuk tanah-tanah yang mempunyai lapisan kerikil atau padas, maka pembuatannya harus diperdalam. Hal ini untuk menggempur padas dan kerikil sehingga kelak akar tanaman kopi dapat tumbuh dengan baik.

Kemudian untuk tanah-tanah yang tidak mempunyai lapisan padas maupun kerikil, maka pembuatan lubang berkisar 0,6x0,6x0,6 meter, sudah cukup baik. Pembuatan lubang ini, tanah lapisan atas dan lapisan bawah harus dipisahkan.

2 atau 4 minggu setelah kita mau menanam, maka lubang tersebut hyarus telah kita tutup lagi dengan mempergunakan tanah yang bagian atas dan dicampur dengan kompos.

F. Penanaman

Sebaiknya penanaman kopi ini kita lakukan pada waktu musim penghujan. Hingga dengan demikian maka kalau kita memerlukan penyulaman bisalah diselesaikan pada musim itu juga.

Kemudian yang harus kita perhatikan, usahakanlah supaya akar kopi tersebut tidak mengelompok di suatu daerah saja, akan tetapi harus terpencar dan melebar dalam lubang. Kemudian permukaan lubang tidak boleh cekung namun sebaliknya harus cembung (tanahnya methuthuk dalam bahasa jawanya). 
Read More