Saturday, April 5, 2014

Pemupukan Tanaman Kopi

Kebutuhan pemupukan dalam tanaman kopi ini ditentukan oleh 2 faktor utama, keduanya tu adalah:
1.      Pengambilan hara oleh tanaman dari dalam tanah
2.      Persediaan kandungan hara dalam tanah.

A. Pengambilan Hara

Tanaman kopi ini mengambil hara dari dalam tanah untuk pertumbuhan vegetatif dan juga untuk pertumbuhan buah. Pertumbuhan vegetatif ini sama pentingnya dengan pembuatan buah, karena buah kopi ini hanya terbentuk oleh cabang-cabang lateral yang merupakan produk pertumbuhan vegetatif.

Sedangkan pengambilan hara dari tanaman kopi ini sangat berbeda-beda dan menurut jenis kopi itu sendiri. Kebutuhan pengambilan hara oleh panen 1 ton kopi biji per hektar/tahun adalah sebagai berikut:

Tabel 2: Kebutuhan Pengambilan Hara Tanaman Kopi
Kebutuhan Pengambilan Hara Tanaman Kopi
Pengambilan tersebut belum termasuk kebutuhan untuk pertumbuhan vegetatif, yang justru lebih besar jumlahnya. Apabila kebutuhan ini juga diperhitungkan, maka hara mineral yang diambil oleh kopi jenis Robusta dari areal 1 hektar selama setahun adalah sebagai berikut:
Jumlah tersebut adalah setara dengan 672 Kg pupuk yang terdiri dari Urea, DS, dan ZK seperti yang disebutkan diatas.

B. Persediaan Hara dalam Tanah

Praktis semua wilayah kebun-kebun kopi di Jawa Tengah maupun Jawa Timur memiliki kandungan N yang rendah sekali. Disamping kekuranagn N ada juga daerah-daerah yang kekurangan P, K, atau Mg, misalnya saja daerah:
1.      Daerah pegunungan Kendeng Selatan (Jawa Timur), kekurangan NPMg
2.      Daerah Semeru Selatan dan Kawi; kekurangan NK
3.      Daerah Jawa Timur dan Ungaran Jawa Tengah; kekurangan NPK

Keadaan tanah cukup berbeda-beda, bahkan dalam satu kebun sekalipun. Maka karena itulah untuk mengetahui kebutuhan pemupukan diperlukan analisa tanah dan analisa daun, yang sedapat mungkin dilengkapi dengan percobaan lapangan.

C. Manfaat Pemupuan

1.      Perbaikan Kondisi Tanaman
Tanaman yang dipupuk secara optimal dan teratur maka akan memiliki daya tahan yang lebih besar, dengan demikian maka tidak mudah dipengaruhi oleh keadaan yang ekstrim. Misalnya; kekurangan air karena musim kemarau yang terlalu panjang, temperatur tinggi atau rendah, pembuahan terlalu lebat dan sebagainya.

2.      Peningkatan Produksi dan Mutu
Dalam tahun pertama maka pemupukan akan lebih banyak berpengaruh terhadap pertumbuhan vegetatif. Sebab cabang-cabang menjadi lebih banyak. Walaupun dalam tahun pertama produksi belum banyak meningkat, tetapi pemupukan telah memberikan keuntungan besar, yaitu:
a.      Biji kopi menjadi lebih besar dengan mutu yang lebih baik;
b.      Rendaman atau uitivering lebih tinggi, sehingga biaya pemetikan relatif lebih murah
Efek pemupukan ini pengaruhnya terhadap produksi pada umumnya baru terjadi pada tahun  kedua setelah pemupukan.

3.      Stabilisasi Produksi
Tanaman kopi ini bersifat biennial bearing, yang artinya suatu saat akan panen tinggi dan kemudian akan panen rendah. Pada tahun panen rendah, biasanya akan menurun 40% dibandingkan dengan panen sebelumnya (panen tinggi). Apalagi kalau makin buruk kondisi tanaman, maka akan makin buruk pula penurunannya. Namun kalau tanaman yang dipupuk secara optimal, maka biasanya hanya akan mengalami penurunan sebesar 20%, hingga dengan demikian maka produksi agak bisa setabil.

D. Jenis dan Dosis Pemupukan

Pupuk itu dibagi menjadi 2 golongan, yaitu pupuk tunggal (single fertilizer) dan pupuk majemuk (compound fertilizer). Pupuk tunggal itu hanya mengandung satu jenis unsur hara, yaitu N,P, atau K. Sedangkan kalau pupuk majemuk mengandung lebih dari satu unsur hara dalam berbagai kombinasi.

Bila saja mengandung NK, NP, NPK, dan NPKMg, dan lain sebagainya. Pupuk majemuk ini mempunyai beberapa kelebihan kalau dibandingkan dengan pupuk tunggal.

Akan tetapi sayangnya sekarang kebanyakan pupuk majemuk yang beredar di pasaran bebas tidaklah sesuai dengan pupuk untuk jenis tanaman kopi. Lebih-lebih pada daerah-daerah tertentu. Misalkan saja untuk jenis tanah yang hanya memerlukan N, pemberian P atau K baik secara sendiri-sendiri atau pun dikombinasikan dengan N tetap saja tidak akan memberi efek menguntungkan. Sebab pemberian pupuk yang salah itu bukannya saja tidak efektif, akan tetapi sering kali juga bahkan menurunkan produksi. Hal itu karena tanaman kopi sendiri kurang mempunyai daya serap selektif pada pemberian pupuk yang tidak seimbang.

Disamping itu, semua dosis juga sangat penting. Dosis yang diberikan kalau terlalu kecil dan kurang, maka sama saja dengan tidak akan memberikan keuntungan. Demikian juga kalau terlalu tinggi memberikan dosis harus pula didasarkan pada asil analisa tanah, daun dan juga harus dilakukan percobaan-percobaan terlebih dulu baik atau tidak hasilnya.

Berikut tabel dosis sementara yang lazimnya dipakai untuk pemupukan kopi, untuk dosis  per pohon tiap tahunnya:

Tabel 3: Dosis Pemupukan Tanaman Kopi (Pohon Per Tahun)



Dosis Pemupukan Tanaman Kopi (Pohon Per Tahun)

E. Saat Pemupukan

Saat pemupukan ini haruslah kita sesuaikan dengan kebutuhan tanaman, dan juga iklim. Biasanya yang lazim dilakukan sebagai berikut:

Waktu dan Dosis Pemupukan:





F. Efisiensi Pemupukan

Pemupukan hanya bisa menguntungkan dan efektif bila memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
PENGATURAN NAUNGAN:
Naungan diatas kopi itu harus seminim mungkin dan sebaliknya naungan diatas tanah harus semaksimal mungkin. Sebab pemupukan itu tidak akan banyak berpengaruh terhadap kenaikan produksi kalau keadaan gelap.

Namun harus pula diingat kalau pengurangan naungan ini haruslah dilakukan dengan cara bertahap. Tanaman yang baru saja dipupuk, jangan dulu terlalu banyak dikurangi naungannya. Dengan demikian maka tanaman tersebut akan lebih banyak memperoleh kesempatan memperbaiki kondisi vegetatifnya.

Hingga dengan demikian maka produksi tahun berikutnya akan meningkat. Juga akan memiliki cadangan-cadangan hara untuk mencegah terjadinya overbearing dan die back.

PEMANGKASAN:
Pupuk hendaknya baru diberikan setelah tanaman dipangkas. Hal ini untuk menghindarkan supaya sebagian hara tak terbuang bersama pemangkasan wiwilan dan cabang-cabang sewaktu dipangkas. Tanaman yang dipupuk maka akan mengeluarkan wiwilan lebih banyak. Pupuk ini hanya akan memberi efek maksimal apabila wiwilan dipangkas sekecil mungkin. Maksudnya semuda mungkin.

PERLAKUAN TANAH:
Teras ada tanah-tanah yang letaknya miring haruslah kita pelihara. Dengan demikian maka pupuk tidak mengalir terbuang karena erosi. Juga pengairan harus kita perbaiki. Jangan sampai ada rumpai disekitar pohon paling sedikit antara 1-3 bulan sejak pemberian pupuk. Perlu diketahui kalau pupuk N ini sebulan saja telah habis terserap. Akan tetapi untuk pupuk K dan P akan habis dalam waktu antara 2 sampai 3 bulan.

G. Cara Pemberian Pupuk

Pupuk akan kita berikan pada lingkar piringan pohon. Tentu saja setelah kita pacul dengan secara pelan dan kita buat parit. Kalau kita mempergunakan pupuk urea hendaknya dibenamkan ditanah supaya tidak hilang menguap. Kalau pupuk itu menguap maka akan sia-sia kita memberikannya, sebab tak akan memberikan hasil keuntungan buat kita.
Read More

Thursday, April 3, 2014

Hama dan Penyakit Tanaman Kopi

A. Hama

Hama-hama yang biasa menyerang tanaman kopi di Indonesia anatara lain adalah:
1.      Hama tanaman kopi yang merusak akar tanaman kopi, yaitu Cacing Akar. Cacing akar menyerang perakaran tanaman kopi:
a.      Tylenchus Sinensis dan Tylenchus coffea;
b.      Heterodera Marioni.

2.      Hama yang merusak bagian batang dan dahan kopi, meliputi:
a.      Larva dari hama menggerek batang, untuk menjadi tempat ketika larva tersebut menjadi kepompong. Cara pemberantasan hama ini adalah dengan memotong dan kemudian membakar pohon yang sudah pernah diserang.
b.      Xylosamdrus Morstati atau Xylobarus Morstati. Hama ini menggerek batang inang yang berukuran +1,80mm;
c.       Phassus Damar, merupakan ulat penggerek kulit batang secara meingkar;
d.      Xylosamdrus Morigerus atau Xylobarus Morigerus.

3.      Hama-hama lainnya yag merusak tanaman kopi, meliputi:
a.      Kutu, Kutu tanaman kopi
b.      Hama Bubuk buah kopi, yaitu Stephanoderis Hampei

B. Penyakit

Adapun penyakit yang sering menyerang tanaman kopi di Indoensia yang penting adalah sebagai berikut:
1.      Penyakit yang menyerang bagian akar
Tanda-tanda secara umum, pertumbuhan daun-daun kelihatan tidak segar. Layu dan arahnya menggantung. Warna dari hijau berubah menjadi kuning lalu cokelat dan kemudian gugur.
a.      Fomes Noxius Carner atau Cendawan akar Coklat.
Jenis cendawan ini disamping biasa menyerang perakaran kopi juga tanaman lain, seperti karet. Disamping itu juga menyerang pohon pelindung dan pohon-pohon pembantu lainnya. Cara menjalar melalu infeksi kontak dari akar yang sakit ke akar yang sehat yang tumbuhnya berdekatan.

b.      Cendawan akar hitam.
Dari Golongan ini akan kita kenal 2 jenis cendawan, pertama adalah cendawan Rosellinia Bunodes dan kedua adalah cendawan Rosellinia Arcuata.
Cendawan yang pertama memiliki tanda-tanda pohon mati secara mendadak. Pada batang dekat leher akar terdapat benang-benang cendawan berwarna hitam. Benang-benang ini pada tingkatan selanjutnya akan merupakan anyaman. Pada saat itu kulit batang yang terserang sudah mati.

Cendawan jenis kedua memiliki bentuk dan keadaan seperti Rosellinia Bunodes dan demikian juga dengan tanda-tandanya. Mysellium antara kulit batang dan kayu bentuk binatang dengan warna putih.

c.       Penyakit busuk pada kulit akar.
Menyerang akar tunggang dan bagian-bagian akar lain yang besar. Penyakit ini terutama menyerang pada tumbuh-tumbuhan yang masih muda. Kemungkinan besar infeksi berlangsung melalui luka-luka bekas kena pacul-an, arit atau alat-alat lain dan waktu mengerjakan tanah atau pun pada waktu merumput.

Penyakit yang menyerang bagian akar ini secara umum dapat diberantas dengan jalan pohon yang terserang penyait dibongkar. Semua tunggul dan perakaran dari bekas tanaman yang berada disekitar pohon kopi tersebut ikut dibongkar dan dibakar pula.

2.      Penyakit yang menyerang batang, dahan dan ranting
a.      Penyakit Jamur Upas (Conticium Salmonicolor)
-          Penyakit ini menyerang pohon kopi
-          Batang yang terserang terdapat selaput warna merah jambu, kemudian menjadi putih (kumpulan spora). Biasanya pada saat itu kulit menjadi mati.Benag-benag cendawan selanjutnya dapat menjalar ke tangkai daun, helai daun, bunga dan buah kopi.
Cara pemberantasan penyakit jamur upas adalh dengan cara memotong dan membakar bagian tanaman kopi yang terserang jamur.

b.      Penyakit mati ujung atau Top Sterfte
Penyakit ini disebabkan oleh cendawan jenis Rhizoctonia, menyerang terutama pada kebun-kebun kopi yang masih muda, dan belum dipangkas. Tanda-tanda tanaman kopi yang terserang penyakit ini adalah:
-          Pertumbuhan percabangan asimetris, disusul dengan matinya ujung-ujung batang secara berangsur-angsur dari ujung pohon.
-          Daun-daun berada pada cabang yang pendek dengan warna hijau suram, kekuning-kuningan dan kemudian gugur.

Penyakit ini banyak terdapat diantara tinggi 200 meter ke atas dan pada kebun yang naungannya kurang tebal.
Cara pemberantasan penyakit ini adalah dengan cara memangkas dan membakar cabang yang sakit, serta dilakukan secara bergilir sekali sebulan oleh tenaga-tenaga yang khusus.

3.      Penyakit-penyakit pada daun
a.      Hemileia Vastatrix
Menyerang teruatama pada jenis kopi Arabika di dataran rendah. Serangan pada helai daun sebelah bawah. Tanda tandanya adalah adanya bercak-bercak warna kuning muda, kemudian berubah menjadi kuning tua. Akhirnya menjadi Cokelat dan hitam, kemudian daun tersebut gugur dengan sendirinya. Pemberantasan penyakit ini dilakukan pada waktu tanaman masih berada di persemaian, yaitu dengan cara disemprot dengan B.B pada daun sebelah bawah.

b.      Cercospora Coffeicola
Tanda-tanda serangan hampir sama dengan Hemileia Vastatrix, perbedaannya hanya bercak-bercak itu bulat dan jelas sekali. Cara pemberantasan penyakit ini sama dengan cara pemberantsan penyakit Hemileia Vastatrix, yaitu dengan disemprot dengan B.B pada daun sebelah bawah.

c.       Penyait Hangus
Tanda-tandanya adalah permukaan atas helai daun terdapat selaput warna hitam (berasal dari bekas-bekas kotoran serangga yang menghisap cairan zat makanan di bagian tanaman yang masih muda). Selaput hitam ini sebagai media cendawan yang sangat baik, menghalangi asimilasi daun dan mengabsorber panas sehingga daun-daun menjadi mati.

4.      Penyakit pada bunga dan buah kopi
a.      Penyakit Cephaleuros Coffea, menyerang pada buah kopi
b.      Penyakit Bunga Bintang, menyerang bunga terutama pada jenis Arabika di daerah-daerah yang basah.
c.       Penyakit Rontok Buah, untuk jenis-jenis penyakit yang menyerang pada buah kopi ini, benar-benarlah sangat merugikan bagi kita sebagai penanam kopi. Sebab akan mengakibatkan:
-          Pengguguran buah muda
Buah muda yang digerek akan gugur, dan terjadinya gugur buah bisa mencapai 7-14 persen dari produksi

-          Penurunan mutu kopi, yaitu biji kopi berlubang, dan tingkat serangan bisa mencapai 40-50 persen dari berat kopi. Sesuai dengan F.A.Q (Fir Average Quality of the Season), mutu kopi hanya boleh mengandung 2 persen kopi bubuk.

-          Penyusutan berat kopi, disebabkan karena berlobang-lobang maka berat kopi akan susut. Tingkat penyusutan bisa mencapai 30-50 persen dari berat biji yang diserang.
Read More

Wednesday, April 2, 2014

Pemangkasan Tanaman Kopi

Tujuannya adalah untuk mengatur pertumbuhan vegetatif tanaman kopi ke arah pertumbuhan generatif yang lebih produktif. Atau kalau kita mau berterus terang, mengatur supaya tanaman kopi ini tidak hanya banyak cabang dan daunnya saja, melainkan juga menghasilkan banyak buahnya. Karena dengan tujuan ingin memperoleh buahnya, maka oleh karena itu hendaknya pemangkasan diarahkan untuk:
1.      Memperoleh cabang-cabang buah-buah yang baru secara kontinue dan dalam jumlah yang optimal;
2.      Mempermudah pemasukan cahaya kedalam tubuh tanaman kopi untuk merangsang embentukan bunga;
3.      Memperlancar peredaran udara, ini penting untuk mengintensifkan penyerbukan bunga;
4.      Membuang cabang-cabang tua yang tidak produktif, dengan demikian maka zat-zat hara akan dapat disalurkan kepada cabang-cabang muda yang lebih produktif;
5.      Membang cabang-cabang yang terserang hama ataupun penyakit. Dengan demikian maka kita telah menjauhkan tanaman kopi dari sumber-sumber infeksi.

Sedangkan untuk sistem pemangkasan tanaman kopi ini ada dua macam cara yang sering dipergunakan. Pertama adalah pemangkasan berbatang tunggal dan yang kedua adalah pemangkasan berbatang ganda.

A. Pemangkasan Berbatang Tunggal

Sistem pemangkasan berbatang tunggal kebanyakan dipakai oleh perkebunan-perkebunan kopi di Indonesia, sedangkan kalau pemangkasan berbatang ganda itu dipakai oleh para petani kopi.

Pemangkasan batang tungga ini dengan tujuan agar:
1.      Tanaman kopi tidak tumbuh terlalu tinggi;
2.      Pertumbuhan cabang-cabang lateral menjadi lebih kuat dan panjang;
3.      Pertanaman lebih cepat menutup

Untuk ini biasanya juga pohon tersebut dipangkas secara membentuk. Hingga dikenal dengan nama pemangkasan bentuk.

Tinggi pemenggalan ini juga sangat berbeda-beda, ada yang 1 meter namun ada juga yang 2,5 meter. Semuanya itu tergantung dari jenis dan pertumbuhan kopi. Semakin cepat dan kuat maka semakin tinggi pemenggalan dapat dilakukan.

Berhubung demikian maka sistem pemenggalan inipun dibagi lagi menjadi 2, yaitu:
1.      Pemenggalan tanpa bayonet;
2.      Pemenggalan dengan bayonet.

Pada tanaman yang kuat pertumbuhannya maka dapat dilakukan pemenggalan satu kali dengan tanpa bayonet. Untuk jenis kopi Robusta setinggi 1 meter dan untuk jenis kopi Arabika setinggi 1,5 meter sampai 1,8 meter.

Akan tetapi kalau untuk tanaman yang kondisinya lemah, pemenggalan perlu dilakukan sampai 2 atau 3 kali. Yaitu supaya tumbuh batang susulan dan batang inilah yang kemudian kita kenal dengan nama bayonet. Karena itulah maka pemenggalan dapat diatur sebagai berikut:

Tabel 1: Tinggi Pemangkasan Berbatang Tunggal pada Tanaman Kopi
Tinggi Pemangkasan Berbatang Tunggal pada Tanaman Kopi
Karena pemenggalan itu juga terdiri dari dasar pertumbuhan tanaman maka tinggi pemenggalannya pun masing-masing pohon pun tidak sama. Setelah ohon kopi itu dipenggal maka akan tumbuh banyak tunas-tunas air atau wiwilan. Bila sudah demikian maka itu semua tunas harus segera dibuang.

Pemenggalan ini haruslah dilakukan pada akhir musim kemarau, dan dilakukan pada batang yang beruas-ruas pendek. Itu semua dilakukan agar kelak pertumbuhan bayonet lebih kuat. Untuk mencegah agar batang tidak pecah bila kelak terjadi pertumbuhan, maka cabang primair ada kalanya harus dipotong. Pemotongan ini dilakukan bersamaan dengan waktu pemenggalan.

Untuk mengatur agar pembentukan cabang dan pembuahan lebih kontinue, serta tanaman tidak cepat berbentuk payung, maka beberapa cabang primair perlu diperpendek, ini untuk memberi kesempatan pembentukan cabang-cabang sekunder. Namun semua pemenggalan pohon itu sebenarnya tergantung juga pada keadaan setempat. Ada yang dibentuk seperti payung supay mudah pemetikannya, namun ada juga yang dibentuk seperti spiral.

PEMANGKASAN RINGAN:
Pemangkasan ringan ini akan meliputi antara lain; pembuangan-pembuangan cabang adventif (cabang balik dan cabang cacing) yang sering tumbuh pada cabang primair.

Juga pemangkasan cabang yang telah tua dan tidak produktif lagi. Hingga dengan demikian akan tumbuhlah cabang-cabang reproduksi yang terdapat pada cabang tersebut. Namun bila tidak ada cabang reproduksi maka sebaiknya cabang tersebut harus dipotong supaya zat hara dapat disalurkan bagi pertumbuhan cabang-cabang lain yang lebih produktif.

Kemudian pemangkasan wiwilan harus dilakukan sewaktu masih kecil, dengan interval dua minggu dalam musim penghujan dan empat minggu dalam musim kemarau. Kemudian pemangkasan cabang-cabang yang terserang hama dan penyakit, terutama sekali yang terserang bubuk cabang, agar tidak menjadi sumber infeksi.


PEMANGKASAN BERAT:
Pemangkasan ini dilakukan apabila produksi terlalu rendah, akan tetapi keadaan pohon itu sendiri masih cukup baik. Untuk kebun-kebun yang banyak hiat (+50 persen keatas) sebaiknya memang di dongkel dan dilakukan penanaman ulangan.

Pemangkasan ini dilakukan pada batang pada ketinggian +50 cm, juga dilakukan pada waktu menjelang musim penghujan. Apabila batang tampak halus, biasanya wiwilan suka keluar. Dalam hal ini, kira-kira 1 tahun sebelum rejuvenasi/pemotongan berat, sebagian cabang-cabang dibagian atas/cabang payung, harus dipotong. Sesudah wiwilan tumbuh barulah cabangnya dipotong.

Adapun dua aspek penting dari pemangkasan besar ini adalah:
1.      Mempermudah batang, dengan cara pemotongan;
2.      Memperbaiki mutu bahan tanaman dengan cara disambung dengan klon yang lebih unggul.

Untuk memperkecil pengurangan roduksi, pemangkasan rejuvenasi/pemangkasan berat ini hendaknya dilakukan pada khir tahun panen besar.

B. Pemangkasan Berbatang Ganda

Di Indonesia, sistem pemangkasan berbatang ganda terdapat banyak di perkebunan-perkebunan kopi rakyat. Sebagian besar pula menanam jenis kopi robusta, yang ditanam secara ekstensif. Akan tetapi diperkebunan-perkebunan besar sistem ini kadang-kadang dijumpai juga. Yaitu di kebun-kebun tua setelah di rejuvenasi. Karena jenis kopi robusta memang cenderung berbatang banyak. Dalam pertumbuhan alami, jenis kopi Robusta ini kira-kira 75 persen memiliki 3-8 buah batang.

Pada sistem berbatang ganda, pemangkasan bentuk ditujukan pada pembentukan suatu tunggul enyangga, untuk menumbuhkan beberapa batang. Sedangkan untuk pemangkasan produksi ditujukan terutama pada peremajaan batang. Itu baik dilakukan secara periodeik maupun secara insidentil.

Tapi ada juga sistem berbatang ganda tanpa peremajaan batang. Sebab dalam hal itu pemangkasan produksinya ditujukan pada peremajaan cabang tiap batangnya. Seperti pada sistem berbatang tunggal.

Untuk pembentukan tunggal penyangga dan batang dapat dilakukan beberapa cara seperti demikian:
1.      Memelihara beberapa wiwilan pada pangkal batang pokok (Metode Banyuwangi)
2.      Mencondongan batang pokok, atau menanam batang pokok dengan arah miring (Metode Toraja)
3.      Merundukkan batang pokok (Metode Agobiada)
4.      Menunggul batang pokok (Metode Kandelaber)

Memang disamping ini masih juga ada dikenal dengan metode-metode lain, yang mana peremajaannya tidak dilakukan pada batang akan tetapi pada pohonnya.

C. Metode Banyuwangi

Pada metode Banyuwangi ini terdapat dua variasi, yaitu dengan pemenggalan dan dengan tanpa pemenggalan. Peremajaan dilakukan secara periodik terhadap batang yang telah menurun produksinya. Metode ini biasanya dilakukan pada tanaman yang berumur kurang lebih 1 tahun dan dipelihara 2-4 batang yang terletak berhadapan pada pangkal batang.

Gambar 18: Pemangkasan Kopi dengan Metode Banyuwangi

D. Metode Toraja

Metode ini telah dilakukan di tanah Toraja – Sulawesi Selatan sejak permulaan abad 20. Dengan cara kalau tanaman telah berumur kurang lebih 1 tahun, maka tanaman tersebut dicondongkan kira-kira 45-60 derajat, dengan membuat lubang pada sisi pangkal batang.

Lubang tersebut kemudian ditimbun agar supaya pohon tetap dalam posisi condong. Setelah wiwilan keluar 3-4 lalu batang pokoknya dipotong, akan tetapi pohon dicondongkan dengancara diikat dengan tali yang diikatkan pada pasak di tanah. Peremajaan dilakukan dengan secara periodik atau insidentil.
Gambar 19: Pemangkasan Kopi dengan Metode Toraja

E. Metode Agobiada

Egitu tanaman pohon kopi telah berumur antara 1,5 tahun sampai 2 tahun, maka pucuk pohon ditundukkan dengan jalan ditarik dan diikat dengan tali yang dipasang pasak pada tanah. Kemudian setelh wiwilan keluar, batang pokoknya dipotong.

Untuk ini peremajaannya pun dilakukan secara periodik. Metode ini banyak dipergunakan di Tanzania, Porto Rico dan disana terkenal dengan nama metode Agobiamento.
Gambar 20: Pemangkasan Kopi dengan Metode Agobiamento

F. Kandelaber

Untuk metode ini terdapat du variasi, yaitu pertama dengan penunggulan dan yang kedua dengan variasi penunggulan dan diikuti dengan perundukan. Pada variasi pertama itu bibit dipotong setinggi 20-30cm pada umur antara 3-4 bulan. Juga demikia denganwiwilan yang keluar, hingga dengan demikian akan memperoleh 4 atau 8 buah batang.

Akan tetapi sistem ini sekarang akan kurang disukai sebab dengan demikian maka letak batang terlalu berdekatan.

Pada variasi kedua, tanaman dipotong sekitar 30-40cm pada waktu berumur 1 tahun. Kemudian 2 buah wiwilan yang tumbuh berhadapan dirundukkan hampir horizontal kemudian dipotong setelah tumbuh wiwilan diatasnya.

Beberapa modifikasi dari variasi pertama adalah antara lain:
1.      Pemangkasan kissing di Sumatera;
2.      Pemangkasan Fukunaga di Hawai, dimana pada batang pokok yang ditungul dipelihara 4 sampai 5 batang yang berbeda-beda umurnya, kemudian diremajakan secara bergiliran.



Gambar 21: Pemangkasan Kopi dengan Metode Kandelaber Ditunggul
Gambar 22: Pemangkasan Kopi dengan Metode
Kandelaber Ditunggul & Dirundukkan

G. Pemangkasan Beaumont – Fukunaga

Pemangkasan ini yang mula-mula dikembangkan untuk kopi jenis Arabika di Hawaii dan kemudian banyak dipakai di Porto Rico, dan ini yang merupakan sistem paling up to date.

Dipandang dari segi pemangkasan bentuk, pemangkasan Beaumont Fukunaga termasuk metode Kandelaber. Akan tetapi kalau dipandang dari segi pemangkasan produksi atau peremajaan, pemangkasan ini merupakan metode tersendiri.

Gambar 23: Pemangkasan Kopi dengan Metode Beaumont Fukunaga 
Pada umur antara 1-2 tahun tanaman kopi ditunggul setinggi satu kaki, dan kemudian pada tunggul tersebut dipelihara 4 buah batang. Pemangkasan peremajaan setelah rumpun batang berbuah satu kali. Ini dilakukan dengan cara memotong batang-batang rumpun setinggi 10-20cm diatas tempat pemotongan sebelumnya. Peremajaan ini dilakukan dalam satuan-satuan yang terdiri dari 4 baris, ini dengan mempergunakan rumus 1-3-2-4. Sesuai dengan nomor urut barisan pohon.

Pohon-pohon tersebut akan berbuah paling lambat dalam tahun ketiga setelah pemangkasan, jadi dalam setiap satuan barisan (4 baris) selalu terdapat paling sedikit 2 barisan yang berbuah. Serta masing-masing barisan memperoleh kesempatan berbuah paling sedikit dua kali sebelum dipangkas.
Read More

Tuesday, April 1, 2014

Naungan Tanaman Kopi

Naungan ini sebenarnya hanya diperlukan bagi tanaman kopi yang ditanam di daerah-daerah yang kurang subur. Sebab tanaman kopi sendiri sebenarnya bisa ditanam tanpa naungan. Dalam hal ini, yang dimaksud dengan daerah-daearah yang kurang subur adalah pada daerah yang kering apabila kita menanamnya di perkebunan. Disamping itu juga, kalau semakin baik tanaman kopi tersebut, maka semakin tidak perlu kita mempergunakan naungan.

Sebab kalau terlalu gelap maka respon terhadap pemumupukan akan berkurang.

Kebaikan maupun keguanan pohon naungan adalah sebagai berikut:
1.      Mengurangi penyinaran langsung, hingga dengan demikian maka humus tidak akan cepat hiang;
2.      Mengurangi erosi;
3.      Mencegah embun upas (frost) pada daerah0daerah tinggi;
4.      Sebagai bahan sumber organik;
5.      Megurangi pertumbuhan rumpai;
6.      Sumber bahan bakar, ini diperlukan nanti pada saat pengeringan kopi.

Keburukan maupun dampak negatif adanya pohon naungan:
1.      Saingan air dan zat hara tanah;
2.      Mengurangi rangsangan pembuangan;
3.      Perlu pemeliharaan dan pengaturan;
4.      Kadang-kadang menjadi inang hama dan penyakit

Oleh karena itulah maka pohon pelindung atau naungan ini harus memenuhi beberapa syarat, anatara lain adalah:
1.      Berakar dalam, ini untuk memperkecil saingan air dan zat hara;
2.      Mudah diatur secara periodik agar tidak menghambat pembuangan;
3.      Tidak menjadi tanaman inang hama atau penyakit kopi;
4.      Termasuk jenis leguminosa;
5.      Menghasilkan banyak bahan organik;
6.      Menghasilkan banyak kayu bakar yang baik dalam arti nilai bakarnya tinggi.

Lalu kegunaan dari pohon pelindung sementara dan pohon pelindung tetap itu adalah, bahwa pohon pelindung sementara dipergunakan untuk memberi naungan kepada tanaman kopi seblum pohon pelindung tetap dapat berfungsi dengan baik.

Beberapa jenis pohon pelidung sementara yang baik buat tanaman kopi adalah:
1.      Flemingia Congesta;
2.      Leucaena Glauca;
3.      Crotalaria Anaggyroides;
4.      Crotalaria Usaramoensis;
5.      Tephrosia Candida;
6.      Tephrosia Vogelii;
7.      Desmodium Gyroides;
8.      Acacia Villosa

Acacia Villosa ini baik sekali ditanam ditempat-tempat yang sukar ditumbuhi oleh lamtoro. Sedangkan untuk daerah-daerah nematoda, hendaknya kita pakai saja Crotalaria dan kalau untuk tempat yang tempatnya tinggi dan lebih dari 1000meter dpl, sebaiknya memang dipakai jenis Tephrosia karena akan cepat tumbuh.

Kemudian kalau untuk pohon naungan atau pohon pelindung yang tetap biasanya akan digunakan:
1.      Lamtoro atau Leucaena Glauca;
2.      Dadap/Erythrina Subumbrans dan Dadap Serep atau E. Mocropteryx;
3.      Sengon.

Akan tetapi kalau untuk perkebunan maka praktis pemakaian dadap tidak diperguakan. Hal ini disebabkan karena pohon dadap memiliki tajuk yang sukar untuk diatur serta banyak mengalami serangan hama dan penyakit. Selain itu, Pohon Dadap juga dinilai tidak memberi menjadi kayu bakar yang baik dan tidak bernilai tinggi.

Kemudian kalau sengon ini hanya dipakai di daerah-daerah tinggi yang ketinggiannya lebih dari 1000 meter sampai dengan 1500 meter, sebab di daerah-daerah tersebut Pohon Lamtoro akan tumbuh dengan lambat.

A. Pengaturan Pohon Naungan/Pelindung

Untuk pengaturan pohon pelindung yang tetap, dilakukan melalu pemangkasan. Adapun tujuan pengaturan pohon pelindung ini terutama untuk:
1.      Memberi cahaya matahari;
a.      Untuk merangsang pembentukan rimordia bunga
b.      Primordia bunga terbentuk pada akhir musim penghujan dan awal kemarau antara bulan April, Mei, dan Juni.
2.      Mempermudah peredaran udara dalam pertanaman;
a.      Bila cabang pohon pelindung  terlalu rendah dan rimbun, udara akan sukar beredar.
b.      Peredaran udara penting untuk penyerbukan, terutama sekali bagi tanaman kopi jenis robusta yang memerlukan penyerbukan bersilang.
3.      Mengurangi kelembaban udara selama musim penghujan;
a.      Bila terlalu lembab, maka akan mengakibatkan banyak buah yang gugur. Biasanya akan mencapai 20 – 30 persen.
b.      Untuk mencegah agar pertumbuhan cabang-cabang primair tidak lemah.

B. Pemangkasan Pohon Pelindung

Untuk pohon pelindung ini harus kita usahakan agar cabangnya paling rendah adalah dua kali dari pohon kopi itu sendiri. Sehingga dengan  demikian maka semakin tinggi pohon kopi tersebut, semakin tinggi pula cabang pohon pelindung itu kita pangkas.

Pengaturan Pemangkasan:
Pemangkasan ini dilakukan pada awal musim penghujan, adapun caranya adalah memotong batangnya, pemotongan ini dilakukan 50% dari jumlah pohon naungan. Pemenggalan ini dilakukan dengan secara bergiliran setiap tahunnya. Ini bisa dilakukan secara larikan atau silangan. Kalau pelindung untuk tanaman kopi jenis Robusta sambungan atau klonal maka pemangkasan pelindungnya dipangkas secara silangan. Hal ini untuk mengarahkan dan mendorong angin supaya memotong barisan klon yang berlainan.
Gambar 16: Contoh Pengaturan Pemangkasan
Pengaturan ini kalau tidak kita gunakan sistem pemenggalan, kita juga bisa mempergunakan sistem rempesan, artinya, kalau pada musim penghujan maka akan banyak cabang-cabang yang tumbuh, maka pada akhir musim penghujan cabang-cabang tersebut akan di rempe (dipotong), ini untuk merangsang pembentukan Primordia bunga kopi. Rempesan ini terutama ditujukan pada pohon-pohon yang tidak dipenggal, namun juga pada pohon-pohon yang telah dipenggal pada awal musim penghujan. Itupun kalau pertumbuhan cabangnya terlalu banyak.

C. Penjarangan

Apabila tanaman kopi telah menutup dengan pertumbuhan yang baik. Sehingga dapat memberi perlindungan satu dengan lainnya maka jumlah pohon pelindung dapat diperpanjang.

Intensitas penjarangan ini tergantung dari jenis pohon naungan dan sistem jarak tanam kopi. Untuk mengatasi kemungkinan-kemungkinan diluar perhitungan, penjarangan ini dapat dilakukan dengan memotong lamtoro pada tinggi kurang lebih 1 metr. Hal ini dilakukan bahwa nantinya kalau dalam keadaan darurat masih bisa ditumbuhkan lagi.
Gambar 17: Tinggi Percabangan Pohon Pelindung Tanaman Kopi
Read More