Saturday, April 26, 2014

Kopi Sumatra Mandailing Ternyata Favorit Konsumen AS


Bisnis.com, JAKARTA – Kopi Sumatra Mandailing menjadi favorit konsumen Amerika Serikat selama acara Specialty Coffee Association of America (SCAA) ke-26 yang dihela di Washington Convention Center, Seattle akhir pekan ini.
Erna Knutsen, pencetus pertama terminologi specialty coffee, yang hadir pada acara pembukaan mengatakan kepada ribuan peserta dan buyer pameran SCAA bahwa Sumatra Mandailing merupakan kopi favoritnya. Erna Knutsen adalah penerima Life Achievement Award dari SCAA pada malam pembukaan pada Kamis (24/4/2014).
Menurut Atase Perdagangan Washington D.C. Ni Made Ayu Marthini, kopi Sumatra Mandailing ternyata menjadi sumber inspirasi bagi Erna Knutsen pada saat mencetuskan specialty coffee.
Bagi dunia perkopian, Erna Knutsen adalah tokoh legendaris dan pendiri Knutsen Coffee Ltd. Wanita berumur 92 tahun ini memperkenalkan terminologi specialty coffee pertama kali pada tahun 1974 di Tea and Coffee Trade Journal (knutsencoffee.com).
“Sudah sepantasnya specialty coffee Indonesia mendapat perhatian lebih di dunia perkopian internasional," kata Made, Sabtu (26/4/2014).
Paviliun Remarkable Indonesia kali ini menghadirkan setidaknya 34 jenis specialty coffee dari 6 pulau, yaitu Sumatra, Jawa, Bali, Sulawesi, Flores, dan Papua.
"Specialty coffee Indonesia memiliki keunikan tersendiri. Misalnya, cara pemrosesan tradisional yang dikenal dengan nama wet hulling [giling basah‘ yang menjadikan warna biji kopi Indonesia kebiruan," jelas Syafrudin.
Dia mengatakan specialty coffee Indonesia juga kaya akan rasa. Masing-masing daerah memiliki karakteristik rasa, seperti rasa buah-buahan, cokelat, tembakau, dan rasa keasamannya juga beragam seperti rasa wine dan butter.
Syarifudin menambahkan bahwa specialty coffee Indonesia memiliki variasi yang paling banyak di dunia dengan kualitas yang tinggi. "Setidaknya Indonesia memiliki enam variasi bibit specialty coffee," ujarnya.
Selain para produsen dan petani kopi, hadir juga Mira Yudhawati, barista Indonesia yang juga merupakan certified Q Grader dan juri resmi dari World Barista Championship (WBC). Kesuksesan Mira menunjukkan bahwa profesi terkait kopi seperti barista cukup menjanjikan.
Bicara mengenai kopi, Mira mengatakan bahwa Indonesia memiliki specialty coffee yang berkualitas dan beragam, namun pengetahuan para petani mengenai kopi harus lebih ditingkatkan supaya mereka dapat mengoptimalkan kualitas kopi dan meningkatkan nilainya.
Duta Besar Republik Indonesia untuk AS, Budi Bowoleksono, turut mengunjungi Paviliun Remarkable Indonesia.
“Bapak Dubes menegaskan pentingnya sinergi antara pemerintah dan pengusaha, serta petani dalam memajukan perkopian Indonesia. Digarisbawahi juga pentingnya peningkatan  kesejahteraan petani kopi mengingat permintaan kopi sangat tinggi dan harganya cukup baik. Beliau meminta agar seluruh pemangku kepentingan di Indonesia dapat bekerja sama melakukan kampanye positif untuk meningkatkan citra kopi Indonesia,” jelas Made Marthini.
Read More

Friday, April 18, 2014

Di Balik Nikmatnya Kopi

Kopi merupakan salah satu minuman favorit dalam menemani aktivitas keseharian, baik ketika sedang bekerja, saat bersantai di rumah, maupun saat bercengkrama dengan kerabat. Selain rasanya yang khas, kopi juga dipercaya dapat memberikan efek positif bagi penikmatnya. Asam klorogenat yang terkandung di dalam kopi, diyakini mampu menghambat penyerapan gula berlebih di dalam saluran pencernaan, sehingga dapat menurunkan risiko penyakit diabetes.

Namun di balik itu, minuman ini juga memiliki risiko yang tak kalah berbahaya.  Utamanya, bagi mereka yang memiliki penyakit maag dan penyakit jantung. Jika dikonsumsi secara berlebihan, kopi yang tadinya terasa nikmat justru menjadi ancaman serius bagi kesehatan.

Ahli gizi dari Universitas Kristen Indonesia (UKI), dr Leana Suniar, MSc, SpGK, mengungkapkan, bahaya pada kopi sebenarnya berasal dari kafein yang terkandung di dalamnya. Bagi mereka yang sensitif terhadap kafein, meminum kopi dapat menyebabkan sirkulasi darah menjadi lebih kencang. Sehingga, denyut jantung bertambah cepat. Risiko paling buruk dari situasi tersebut adalah kematian.

Bagi penderita penyakit maag, kata Leana, sebaiknya tidak mengonsumsi kopi saat perut kosong. Pasalnya, hal itu bisa menyebabkan asam lambung naik, sehingga membuat iritasi pada lambung. "Jadi, (kopi) memang bisa membuat asam lambung menjadi lebih tinggi," paparnya. 

Terkait manfaat kopi yang diyakini dapat mencegah kantuk, dia menilai, hal itu tetap mempunyai efek samping. Yakni, rasa lelah yang dialami penikmat kopi bisa menjadi dua kali lipat dari biasanya. 

"Karena yang seharusnya digunakan untuk waktu istirahat, tapi malah dipakai untuk belajar dan bekerja," tuturnya. 

Secara medis, tambahnya, meminum kopi tidaklah dianjurkan. Namun, jika Anda merasa benar-benar membutuhkan kopi untuk menunjang aktivitas pada malam hari atau pada saat kantuk menyerang, mengonsumsinya mungkin saja dilakukan. Namun dengan syarat, jumlahnya tidak terlalu banyak. Dalam sehari, sebaiknya cukup satu gelas saja.

Selain itu, pastikan Anda tidak memiliki rekam medis yang berisiko, seperti penyakit maag atau jantung. Sebab, seperti yang sudah dijelaskan, bagi penderita penyakit tersebut meminum kopi dapat membuka peluang menuju kematian. 

"Kalau dia biasa mengonsumsi kopi dan tidak berefek negatif bagi kesehatannya, silakan saja dikonsumsi," tuturnya.

Untuk meminimalisasi risiko gangguan kesehatan, dia menyarankan agar penikmat kopi memperbanyak konsumsi air putih dan susu. Sebab dua jenis minuman tersebut memiliki kemampuan untuk menetralisir dampak negatif dari kopi terhadap kesehatan. 

"Selain itu, sebaiknya jangan meminum kopi yang terlalu kental," tukasnya.
Read More

Wednesday, April 16, 2014

Misteri Nama Sanger di Warung Kopi Aceh

BANDA ACEH, KOMPAS.com — Satu racikan sedap dan sangat diminati warga di Banda Aceh adalah campuran kopi dan susu kental manis. Bedanya dengan kopi susu biasa adalah minuman ini memiliki komposisi 3 banding 1 antara kopi dan susu. Kopinya pun haruslah kopi yang disaring dengan gaya khas barista saring, bukan menggunakan mesin kopi, apalagiespresso

Hampir semua warung kopi di Kota Banda Aceh menyediakan menu kopi susu ala Aceh ini, namanya "sanger". Tetapi, nyaris tak ada pengunjung atau penikmat sanger di warung kopi yang tahu sejarah penamaan sanger untuk kopi susu dengan rasa nendang di lidah itu. 

“Wah, saya tidak pernah tahu juga kenapa minuman ini dinamakan sanger, yang jelas ini sangat nikmat dan ada perbedaan yang sangat kentara begitu terasa di lidah,” jelas Auliya, penikmat kopi di Banda Aceh, Selasa (26/11/2013). 

Menurut Auliya, dirinya mengenal minuman sanger sejak tahun 2008, ketika kembali ke Aceh, setelah sempat mengecap pendidikan di Ibu Kota Jakarta. “Nah, sejak itu saya kecanduan, tiada hari tanpa sanger,” ujarnya.

Hal senada juga dikatakan Deddy. Mahasiswa yang menjadikan warung kopi sebagai tempat tongkrongan "wajib"-nya setiap hari ini menjadikan sanger sebagai minuman sore harinya. “Rasanya asyik, bisa dikonsumsi panas atau dingin,” kata Deddy. 

Nurul, seorang mahasiswi di Banda Aceh, menyebutkan, sanger adalah racikan kopi yang menjadi pilihan bagi kaum hawa. “Biasanya kan kalau perempuan jarang minum kopi hitam. Nah, minum sanger ini tidak mengurangi cita rasa kopi yang ada,” jelas Nurul.

Pengusaha Coffee Café Solong Mini di kawasan Lampineung Banda Aceh, Sarbaini, mengatakan, minuman sanger mulai dikenal di warung kopi sejak tahun 1990. Berawal dari keinginan sejumlah mahasiswa yang berkantong tipis, tetapi ingin menikmati minuman bercita rasa tinggi. 

“Dulu, mahasiswa kan uang jajannya tidak banyak, tapi terkadang mereka ingin menikmati kopi dengan racikan susu. Katanya buat menambah vitamin. Alhasil, mereka mulai berkompromi dengan pemilik warung, dan minta sama-sama mengerti bahwa mahasiswa tidak punya banyak uang, tapi sesekali ingin minum kopi pakai susu,” jelas Sarbaini. 

Nah, ungkapan “sama-sama ngerti” yang disingkat menjadi “sanger” inilah yang kemudian dijadikan istilah oleh para mahasiswa yang nongkrong di warung kopi Jasa Ayah, Solong Ulee Kareng, untuk bisa menikmati kopi plus susu.

“Karena uangnya sedikit, makanya susunya juga tidak banyak, hanya seperdelapan ukuran gelas saja, lalu diberi kopi yang disaring. Nah, air kopi dari saringan yang ditarik tinggi oleh barista saring itulah yang menciptakan cita rasa khas dari sanger,” jelas pria yang dikenal sebelumnya juga menjadi barista saring di Warung Kopi Jasa Ayah Solong Ulee Kareeng, Banda Aceh. 

Meski misteri sanger tak terungkap di ajang Festival Kopi Aceh yang baru saja usai, tetapi sanger tetap menjadi pilihan utama selain racikan-racikan kopi lainnya. Harganya pun kini tetap masih bisa dijangkau oleh para penikmat kopi, hanya Rp 8.000 per gelasnya. 

Nah, jika Anda berkunjung ke Kota Banda Aceh, pastikan agenda meminum sanger menjadi salah satu agenda kuliner Anda.
Read More

Monday, April 14, 2014

Menjaring Turis dengan Kopi

JAKARTA, KOMPAS.com  Kopi menjadi minuman yang berkaitan erat dengan wisata kuliner sebagai bagian dari wisata minat khusus yang tengah dikembangkan Pemerintah Indonesia. Terlebih lagi, Indonesia memiliki beragam cita rasa kopi.
"Kopi kita memang berorientasi untuk ekspor. Kita punya kopi dari potensi Aceh, Sidikalang, Lampung, Jawa, Bali, Flores, Toraja, dan Wamena," tutur Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sapta Nirwandar di Gedung Sapta Pesona, Jakarta, Selasa (28/8/2012) lalu.
Terlebih lagi, luas areal perkebunan kopi di Indonesia mencapai 1,3 juta hektar. Sebagian besar kebun kopi tersebut dikembangkan sebagai agrowisata kopi yang diminati wisatawan mancanegara (wisman) dan wisatawan Nusantara.
Sapta memberikan contoh pasar wisman asal Eropa. Berdasarkan data kunjungan wisman ke Indonesia dari BPS, ada sekitar 1 juta wisman asal Eropa yang datang ke Indonesia. Sapta juga menjelaskan kebiasaan orang Eropa yang senang minum kopi.
"Sepengetahuan saya, orang Eropa minum kopi minimal 3 kali, minum di pagi, siang, dan sore hari, bahkan di sela-sela waktu seperti saat coffee break. Di Perancis, saya pernah tinggal di sana, orang Perancis dalam sehari bahkan bisa minum lima kali," ungkap Sapta.
Jika para wisman minum kopi dari biji kopi asli Indonesia, ataupun dengan penyajian khas Indonesia, maka hal itu tentu menjadi pasar besar bagi para petani kopi, produsen kopi, ataupun restoran dan kedai yang menyajikan kopi di Indonesia.
Sapta menuturkan bahwa keunikan kopi Indonesia tak hanya pada cita rasanya, tetapi juga cara pengolahannya dan penyajiannya. Oleh karena itu, pihaknya gencar mempromosikan kopi luwak yang berasal dari Indonesia serta kopi tubruk yang merupakan penyajian kopi khas Indonesia. Ia berharap keduanya lebih dikenal masyarakat dunia.
"Di dunia, juga ada perubahan dari peminum teh berat sekarang mulai minum kopi juga. China dan Korea dulu semuanya, 99 persen, minum teh. Sekarang mulai gerak minum kopi," ungkapnya.
Hal tersebut menurutnya tecermin pula dengan adanya kedai kopi luwak di Korea Selatan. Kedai asal Indonesia tersebut bisa menjual satu juta cangkir kopi sehari. Sapta pun berharap promosi kopi Indonesia dapat meningkatkan minat wisman untuk datang ke Indonesia dan mencobanya sebagai wisata kuliner.
Read More

Saturday, April 12, 2014

Indonesia Berpotensi sebagai Destinasi Pecinta Kopi



JAKARTA, KOMPAS.com – Indonesia memiliki cita rasa kopi yang beragam. Tak heran jika Indonesia berpotensi sebagai destinasi pecinta kopi.
"Ya, kita sudah bisa jadi destinasi kopi. Kopi kita punya dari ujung Aceh sampai ujung Papua. Beda misalnya kalau kayak kopi Kolombia ya kopi Kolombia. Kita beda, cita rasa itu berbeda-beda setiap daerah," jelas Veronica Herlina dari Asosiasi Kopi Spesial Indonesia saat ditemui di sela-sela kompetisi Indonesian Barista Competition 2013 di Jakarta, beberapa waktu yang lalu.
Ia menuturkan, susah mengatakan "Kopi Indonesia". Sebab mulai dari Aceh sampai Papua memiliki karakteristik berbeda-beda. Menurutnya citarasa yang beragam ini yang bisa mengangkat nama Indonesia melalui kopi.
Veronica mengakui perkembangan konsumsi kopi sendiri di Indonesia terutama kopi specialty mengalami perkembangan, baik dari hulu ke hilir, terutama di Jakarta.
"Jakarta makin banyak kafe dan kedai kopi. Ada peningkatan baik di level kebun, roaster, bahkan sampai barista. Semakin banyak kafe, semakin banyak konsumsi kopi," tutur Veronica.
Ia menambahkan masyarakat Indonesia sudah semakin sadar untuk mengonsumsi kopi lokal dari Indonesia. Sementara dunia sudah melirik kopi Indonesia, apalagi Indonesia masuk dalam tiga besar pengekspor kopi di Indonesia.
"Orang kíta semakin pintar memilih kopi dan mengenal cita rasa khas kopi dari masing-masing daerah di Indonesia. Mulai punya kesukaan sendiri-sendiri, misalnya suka kopi Flores," ungkapnya.
Setidaknya, lanjut Veronica, Indonesia sudah main di tingkat dunia untuk urusan kopi. Ia melihat merek-merek besar dunia untuk roaster dan grainer sudah mulai masuk Indonesia karena menangkap potensi tersebut.
Kopi dari Indonesia bisa dirunut mulai dari Aceh seperti kopi gayo dan kopi takengon, lalu kopi mandailing dari Sumatera Utara, kopi lampung, kopi jawa dari Kawah Ijen, kopi kintamani, kopi toraja, kopi flores, sampai kopi wamena.
Masing-masing kopi tersebut memiliki citarasa dan karakteristik tersendiri. Nah, kopi manakah favorit Anda?
Read More

Thursday, April 10, 2014

Kopi, Duta Pariwisata Indonesia

JAKARTA, KOMPAS.com - Kopi sangat erat kaitannya dengan pariwisata Indonesia. Sebab, kopi Indonesia merupakan salah satu kopi terbaik di dunia. "Salah satu dari industri kreatif yang tengah kita kembangkan, salah satu sektor terbesar yang harus kita jual adalah culinary. Dari culinary ini bisa makanan dan minuman. Pariwisata tanpa makanan dan minuman itu tidak mungkin. Kopi menjadi bagian penting dari industri kreatif," ungkap Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sapta Nirwandar di Gedung Sapta Pesona, Jakarta, Selasa (28/8/2012).
Sapta mengungkapkan potensi kopi di Indonesia sangat beragam mulai dari Aceh, Sidikalang di Sumatera Utara, Lampung, Jawa, Bali, Flores, Toraja, sampai Wamena. Menurut Director Indonesian Coffee Festival 2012, Ellyanthi Tambunan, ada 14 provinsi penghasil kopi kualitas ekspor di Indonesia. Ia menuturkan kopi-kopi dari 14 provinsi di Indonesia tersebut memiliki 14 cita rasa yang berbeda-beda.
"Karakter dan rasanya berbeda. Sangat unik dan kita tak bisa temukan di belahan bumi mana pun. Karena itu, kami ingin adanya awareness (kesadaran) ini, supaya masyarakat Indonesia bisa bangga dengan produk-produk lokal," tutur Ellyanthi.
Hal senada juga diungkapkan oleh Tuti Mochtar dari Indonesian Coffee Festival 2012 yang juga seorang ahli kopi. Ia mengungkapkan Indonesia merupakan produsen kopi terbesar ketiga di dunia.
"Pariwisata tidak bisa dipisahkan dengan minuman. Indonesia mempunyai kopi beragam dengan kualitas yang baik. Kita punya cara membuat kopi yang unik, seperti dengan kaos kaki, tubruk," ungkapnya.
Ia menambahkan bahwa kopi juga sudah menjadi bagian dari gaya hidup dengan dibukanya kedai-kedai kopi. Para barista Indonesia yaitu peracik kopi yang bekerja dengan mesin espresso pun diharapkan memiliki keahlian lebih mengenai kopi Indonesia dan mengeluarkan cita rasa kopi Indonesia dengan mesin espresso.
Untuk semakin mengangkat kopi Indonesia, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif pun berencana mengadakan Festival Kopi Indonesia pertama yang diberi tajuk Indonesian Coffee Festival 2012 di Ubud, Bali, pada 15-16 September 2012.
Festival ini merupakan hasil kerja sama Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Pemkab Gianyar, Kerajaan Ubud, Asosiasii Kopi Spesial Indonesia, Komunitas Kopi, dan Blogger Kopi. Nantinya, selain menampilkan kopi-kopi dari berbagai daerah di Indonesia, dalam festival juga cara mengolah dan menyajikan kopi khas Indonesia.
Misalnya penyajian Kopi Tubruk dan Kopi Aceh yang menggunakan kaus. Keunikan dalam penyajian kopi menjadi daya tarik wisata kuliner sebagai bagian dari wisata minat khusus. 
Read More

Tuesday, April 8, 2014

Piala Dunia dan Pemilu Bakal Dongkrak Konsumsi Kopi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ekspor kopi dari Indonesia diperkirakan akan turun, menyusul besarnya permintaan dari pasar dalam negeri, yang dipicu oleh pelaksanaan pemilihan umum (pemilu) dan gelaran Piala Dunia 2014 di Brasil.

Dua helatan besar itu diperkirakan bakal mendorong laju konsumsi kopi di dalam negeri. Sementara itu, kondisi cuaca juga turut menyumbang penurunan produksi kopi.

Mengutip Bloomberg, Kamis (20/2/2014), Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia memproyeksikan permintaan kopi dari pasar domestik akan naik 7,5 persen per tahun. Level tersebut mengalami kenaikan dari sekitar 5 persen per tahun.

Turunnya pasokan tersebut dirasakan oleh produsen minuman instan, Nestle SA, sehingga mendorong naiknya harga komoditas tersebut di pasar berjangka.

Dalam kaitannya dengan pemilu di Indonesia, kampanye akan mendorong naiknya konsumsi berbagai komoditas, mulai dari beras, gula dan kopi. Piala Dunia juga akan mengerek permintaan yang ada di pasar dalam negeri.

“Tahun ini merupakan tahun politik, di mana sektor industri makanan dan minuman akan mendapatkan banyak keuntungan," ujar Hutama Sugandhi, Ketua Asosiasi EKsportir Kopi Indonesia.

Analis dari Oversea-Chinese Banking Corp (OCBC) Wellian Wiranto menyatakan kampanye akan mendorong naiknya konsumsi berbagai komoditas, mulai dari beras, gula dan kopi. Piala Dunia juga akan mengerek permintaan yang ada di pasar dalam negeri. 

“Secara umum, kami melihat konsumsi masyarakat menjadi kunci utama bagi perekonomian Indonesia. Kami akan mencermati sejumlah dampak dari naiknya suku bunga acuan," ujarnya.
Read More

Pengolahan Biji Kopi

Buah kopi ini masak biasanya pada bulan-bulan April/ Mei sampai bulan September/ Oktober. Untuk distribusi daerah-daerah basah panen dapat lebih merata bila dibandingkan dengan daerah-daerah kering. Hingga demikian maka masa panennya lebih panjang yaitu dari April samai Oktober. Buah kopi setelah masak akan berwarna merah, dan ini harus kita petik satu persatu dari tiap dompolnya dengan giliran petik antara 2-3 minggu.

Rendemen buah kopi, yaitu perbandingan antara berat kopi biji dan berat kopi gelondong, rendemen ini berbeda-beda menurut jenisnya:
a.      Rendemen Kopi Robusta; antara 22 samapi dengan 24 persen;
b.      Rendemen Kopi Arabika; antara 16 sampai dengan 18 persen;
c.       Rendemen Kopi Liberika; antara 10 sampai dengan 12 persen.

Pada prinsipnya pengolahan kopi ini bertujuan untuk memisahkan kopi dari dagingnya, kulit tanduk, dan kulit ari. Hingga tinggal biji kopinya. Pengolahan ini secara garis besarnya dibagi menjadi 2 cara yaitu pengolahan kering dan pengolahan basah.

Kalau diperkebunan-perkebunan besar, biasanya kopi ini diolah dengan secara basah, kecuali buah-buah inferior yang berasal dari pemetikan bubuk lelesan, racutan dan buah-buah yang masih muda. Sebaliknya kopi rakyat akan diolah secara kering.

A. Pengolahan Kering

Cara pengolahan kering atau Oost Indische Bereiding ini akan lebih sederhana dan terdiri atas pengeringan; pengupasan; dan sortasi. Pengeringan kopi gelondong dilakukan dengan jalan menjemur diatas lantai tanah ataupun semen. Untuk lebih mempercepat proses pengeringan, ada kalanya gelondong dimemarkan terlebih dahulu baru dijemur. Pengeringan dalam bentuk gelondong ini menyebabkan beberapa kerugian, yaitu:
1.      Memakan waktu lama antara 10 sampai 15 hari;
2.      Kulit ari melengket pada biji, hingga kopi menjadi kelemben;
3.      Warna lebih kekuningan;
4.      Menimbulkan fresh smell.

Kemudian setelah kopi kering baru dikupas, yaitu dipisahkan dari daging, kulit tanduk, dan kulit arinya. Hal ini biasanya dilakukan dengan cara menumbuk di lesung atau dengan cara buler.

Sortasi dilakukan untuk memisahkan dedek serta biji-bji yang pecah ataupun kena bubuk, hitam dan lain-lain.

Gambar 25: Penjemuran Biji Kopi
(menutup tempat penjemuran dengan plastik agar terhindar dari hujan)

B. Pengolahan Basah

Pengolahan basah atau West Indesche bereiding, dipakai di Indonesia ini semenjak kopi Robusta berkembang. Karena sebelum itu untuk jenis kopi Arabika hanyalah dipergunakan pengolahan kering.

Pengolahan basah ini memerlukan banyak air, yaitu sekitar 16-18 Liter/Kg kopi biji. Karena pengolahan justru terjadi di musim kemarau, maka masalah air sangatlah penting dalam cara pengolahan ini.

Pengolahan basah ini mengenal dua cara pula, yaitu dengan fermentasi dan tanpa fermentasi. Pengolahan dengan fermentasi ini akan menghasilkan kopi bersih dari lendir, sehingga dengan cepat dapat dicuci. Akan tetapi sebaliknya, cara fermentasi ini menyebabkan penyusutan berat kopi. Fermentasi selama 36 jam menyebabkan berat susut 2-4 persen dan ini tergantung dari temperatur. Makin tinggi temperatur (jadi makin rendah letak pabrik) makin besar pula penyusutannya.

Selama fermentasi biji kopi masih hidup, sehingga terjadi dessimilasi yang menghasilkan produk-produk yang menguap, ini yang menyebabkan penyusutan berat. Oleh karena itu kopi yang diolah dengan tanpa fermentasi mempunyai rendemen yang lebih tinggi.

Proses pengolahan basah terdiri dari beberapa tingkat pengolahan sebagai berikut:

Proses Pengolahan Basah pada Biji Kopi

1. Sortasi Kopi Gelondong

Setelah tiba di emplasemen, buah kopi akan kita pisahkan dari buah-buah yang berwarna hijau. Kemudian buah kopi yang berwarna merah akan dimasukkan dalam sifon (conische tank) untuk memisahkan:
a.      Kopi yang masak dan baik diolah secara basah
b.      Kopi yang inferior (bubuk, gabuk, kering, dan lain sebagainya) diolah secara kering.

Pemisahan ini didasarkan atas perbedaan berat jenis dengan jalan merambangnya dalam air. Hingga dengan demikian buah inferior yang mengambang akan kita pisahkan dan diolah secara kering. Buah yang bik dan tenggelam disedot masuk kedalam pulper, untuk diolah secara basah.

2. Pulping

Pulping bertujuan untuk memisahkan kopi dari pulp yang terdiri dari atas daging dan kulit buah. Juga terdapat 2 pulper, macamnya adalah disk puper; dan cylinder pulper. Akan tetapi sekarang ini praktis yang dipakai adalah cylinder pulper, yaitu Vis Pulper dan Raung Pulper (Aqua Pulper).

Raung pulper ini juga berfungsi sebagai pencuci, dari kopi yang keluar dari mesin ini tidak perlu difermentir dan dicuci lagi, karena memang sudah bersih dari lendir. Kopi yang baru dipetik haruslah di pulp pada hari itu juga, ini dilakukan agar lebih mudah dan juga loebih bersih. Lobang dalam saluran pulper harus disetel dengan seksama, agar kopi tidak terkelupas kulit tanduknya.

Ruang pulper ini memerlukan lebih banyak tenaga kalau dibandingkan dengan Vis Pulper. Oleh karena itu cocok sekali untuk kebun-kebun yang memiliki turbin air.

3. Fermentasi

Kopi yang telah di Pulp dengan Vis pulper masih diselaputi lapisan lendir. Lendir itu sendiri harus segera dihilangkan untuk mempercepat proses pengeringan. Ada beberpa cara untuk menghilangkan lendir ini, yaitu melalui fermentasi; bahan bahan kimia; air panas; dan penggosokan.

Adapun cara yang termurah dan banyak dipergunakan adalah fermentasi. Untuk inipun terdapat 2 macam fermentasi, yaitu:
a.      Fermentasi basah/ dengan direndam air;
b.      Fermentasi kering/ tanpa direndam air.

Fermentasi basah ini dilakukan dengan jalan merendam pada bak air selama 36-60 jam. Makin tinggi letak pabrik maka makin lama fermentasi. Setelah direndam 10 jam maka cairan fermentasi harus dikeluarkan melalui saluran bawah bak, kemudian nanti akan ditambah air dengan secara berangsur-angsur. Banyak air yang ditambahkn 2/3 volume kopi.

Fermentasi kering dilakukan dengan menggundukkan kopi yang keluar dari pulper dan kemudian ditutup dengan karung goni, agar fermentasi ini merata maka gundukan perlu dibolak-balik.

4. Pencucian

Setelah di fermentasi maka kopi harus dicuci bersih-bersih, dan kalau dipegang terasa kasar. Pencucian ini dapat dipergunakan dengan mesin dan dapat pula dipergunakan melalu tangan.

Kopi yang tidak difermentir di pulp Vis Pulper haruslah dicuci dengan mesin cuci. Namun kalau yang di pulp dengan Raung Pulper tidak perlu dicuci, karena mesin tersebut telah sekaligus melakukan  pulping dan pencucian.

5. Pengeringan

Setelah kopi itu dicuci maka akan mengandung air 52 sampai dengan 54 persen terhadap berat basah. Kandungan tersebut dibagi menjadi 20 persen air permukaan; dan 80 persen air dalam sel.

Tujuan dari pengeringan itu sendiri adalah untuk menurunkan kandungan air kopi dari +54 persen menjadi +10 persen. Pengeringan ini dapat dilakukan dengan cara penjemuran; pengeringan mekanis; dan pengeringan kombinasi penjemuran dan mekanis.

Kalau diperkebunan-perkebunan jenis kopi Robusta ini dikeringkan dengan cara mekanis. Sedangkan untuk jenis kopi Arabika biasanya dipergunakan kombinasi antara penjemuran dan mekanis. Hal ini bertujuan supaya lebih mempercepat proses pengeringannya.

Pada kopi jenis Arabika ini penjemuran dilakukan untuk pembentukan aroma, walaupun penjemuran dilakukan lama maka jenis ini tak akan menjadi kurang, karena kulit arinya lebih mudah lepas bila dibandingkan dengan kopi jenis Robusta.

Untuk cara pengeringan melalui mekanis, dilakukan melalui penguapan dengan jalan pemanasan. Didalam proses penguapan ini dibedakan 2 stadium yaitu:
a.      Stadium Lembab
Terjadi penguapan air permukaan sehingga kandungan air turun dari 54 persen menjadi 30 persen.

b.      Stdium Higroskopis
Terjadinya penguapan air dari dalam sel. Kandungan air diturunkan dari 30 persen menjadi 10 persen. Stadium ini sangat penting karena mempengaruhi mutu dan warna kopi.

Sedangkan temperatur untuk kedua stadium tersebut dapat dilakukan dengan cara:
a.      Stadium lembab untuk fase pertama;
b.      Temperatur 100-120 derajat Celsius, hingga kandungan air mendekati 30 persen, aliran udara pengering yang besar;
c.       Stadium higroskopik fase kedua, temperatur diturunkan sehingga 70 sampai 60 derajat Celsius.

Untuk pengeringan secara mekanis ini memang terdapat beberapa type, antara lain adalah Vis Drier; Mason Drier; dan American Drying Systems. Vis Drier ini berbentuk rumah dengan lantai berlubang-lubang dan kopi dihamparkan pada lantai setelabl 8 cm. Pemanasan dilakukan dari pipa-pipa udara yang dipanaskan.

Mason drier ini berbentuk silinder berputar-putar dengan kecepatan 1-4 putaran per menit dan berdinding lubang-lubang. American Drying Systems, ADS drier berbentuk menara dan menggunakan pemanasan dari solar yang dibakar dalam burner gas. Gas hasil pembakaran ini langsung digunakan untuk pengeringan, setelah dicampur dengan udara segar.

6. Hulling

Setelah kering maka kopi dimasukkan dalam huller untuk melepaskan kopi dari kulit tanduk dan kulit ari. Untuk menghindari pecahnya biji kopi dan juga supaya kadar air kopi itu sama rata, maka baiknya kopi tersebut disimpan dulu sekitar 2 sampai 3 hari sebelum dikupas.

7. Sortasi Biji Kopi

Setelah dikupas maka kopi harus dipisahkan untuk memilih biji-biji yang baik dari kotoran yaitu sisa-sisa kulit tanduk, kulit ari, debu, dll. Juga disortir untuk memisahkan biji-biji inferior, yang pecah atau biji-biji yang sangat kecil.
Gambar 26: Proses Sortasi Biji Kopi

8. Warna

Warna kopi harus rata dan hidup serta segar. Juga tidak boleh mengandung biji berkulit ari. Warna yang dikehendaki ini tergantung dari pemasaran. Bisa saja dibuat hijau muda atau kuning kehijau-hijauan. Setelah kita mewarnai maka siaplah kopi tersebut kita lempar ke pasaran bebas.
Read More

Sunday, April 6, 2014

5 Manfaat Kopi Untuk Atlet

Sebagai atlet, strategi energi Anda mungkin melibatkan empat jenis minuman, yakni air, susu, minuman protein, serta minuman energi. Tetapi studi menunjukkan, secangkir kopi di pagi hari bisa bermanfaat untuk stamina. 
Kopi bukan hanya bermanfaat untuk para atlet tapi juga mereka yang termasuk "gila olahraga".
1. Mengurangi rasa sakit
Berlatih olahraga dengan keras hingga membuat otot sakit mungkin sudah jadi bagian sehari-hari para atlet. Kopi ternyata bisa menurunkan rasa sakit tersebut. Penelitian tahun 2009 menyebutkan, kafein yang dikonsumsi dalam jumlah moderat sebelum berolahraga bisa mencegah rasa sakit pada otot.
2. Mengurangi pegal setelah olahraga
Setelah berolahraga, terkadang bukan hanya rasa bugar yang kita rasakan tapi juga sakit pada otot-otot. Kopi diketahui bisa menurunkan rasa sakit hingga 48 persen. 
3. Mengembalikan energi
Minuman protein (protein shake) menjadi minuman para atlet setelah berlatih. Studi tahun 2008 menyebutkan, para atlet yang minum kopi setelah berolahraga memiliki glikogen otot 66 persen lebih tinggi dibanding yang hanya mengonsumsi plasebo. Glikogen otot ini bisa membantu kita lebih berenergi untuk latihan selanjutnya.
4. Menunda rasa lelah
Menyesap nikmatnya kopi ternyata bisa membantu menunda timbulnya rasa lelah. Mereka yang tidak mengonsumsi kopi diketahui lebih cepat lelah setelah berlatih sehingga secara psikologis lebih siap untuk berlatih lagi.
5. Menurunkan berat badan
Selain mengonsumsi makanan rendah kalori dan berolahraga, percepat usaha penurunan berat badan Anda dengan kopi. 


Penulis: Lusia Kus Anna
Sumber Kompas
Read More

Cara Pembiakan Tanaman Kopi

Pembiakan dari tanaman kopi ini ada dua macam cara, yaitu cara generatif dan cara vegetatif. Cara pembiakan secara generatif dengan menggunakan persemaian, yaitu menanam biji. Cara ini sebenarnya yang paing sederhana dan tidak perlu memakai kepandaian khusus. Akan tetapi cara ini buat kopi Robusta akan kurang baik hasilnya, karena binih kopi jenis Robusta ini pada umumnya banyak mengalami segregasi. Tanaman semaian ini sering tidak seragam, baik itu pertumbuhannya maupun produktivitasnya.

Pembiakan Vegetatif:
Cara pembiakan vegetatif semakin banyak dipergunakan orang luntuk menanam kopi jenis Robusta. Untuk pembiakan vegetatif ini pun dikenal denga 2 cara, yaitu: Sambungan dan Stek.

Kalau di Indonesia kebayakan yang dipergunakan adalah cara sambungan namun sekarang juga telah mulai diperhatikan pula cara-cara stek. Sebab pembiakan dengan cara-cara stek ini mempunyai banyak keuntungan, yaitu:
1.      Tidak perlu menggunakan tenaga terlatih;
2.      Dapat dilakukan dengan secara masal;
3.      Tidak mengalami kemungkinan pengaruh buruk dari batang bawah;
4.      Berbuah 1 tahun lebih awal;
5.      Akar serabut lebih banyak;
6.      Wiwilan hanya sedikit diwaktu mudanya;
7.      Tidak ada persoalan dengan tunas palsu.

Namun disamping ada keuntungannya, juga cara stek ini mempunyai beberapa kekurangan, yang antara lain adalah:
1.      Bagi pembentukan akar diperlukan kondisi yang perlu diatur dengan lebih seksama;
2.      Akar tunggang lebih pendek.

Untuk penanaman kopi jenis Robusta dengan cara stek ini tidak boleh ditanam hanya dengan 1 jenis klon saja. Sebab Robusta adalah kopi yang penyerbukannya bersilang.Jadi paling sedikit harus ditanam 3 sampai 5 jenis klon. Namun juga tidak boleh terlalu banyak jenis klonnya, karena semakin banyak semakin besar kemungkinan kopi yang dihasilkan juga kurang seragam.

A. Pembiakan dengan Sambungan

Bagi penyambungan ini maka diperlukan batang bawah dan calon batang atas (Entres). Batang Bawah ditanam dengan jarak 20x25 cm atau 20x30cm. Untuk batang bawah ini sebaiknya dipergunakan semaian yang berasal dari klonal yang mempunyai sistem perakaran yang baik. Batang bawah ini mulai dapat disambung pada umur 10 samai 12 bulan, kalau kira-kira batang itu sendiri telah setebal pensil.

Calon batang atas (Entres) dikenal 2 macam, yaitu entres pucuk dan entres cabang. Untuk biasanya yang dipergunakan adalah entres pucuk yang berasal dari wiwilan. Sedangkan entres cabang ini berasal dari cabang primair, akan tumbuh kesamping. Ini umumnya hanya dipakai untuk keperluan rehabilitasi penanamn. Entres ini sebaiknya diambilkan dari kebun entres, sebab kalau dari entres tanaman produksi sering kurang baik.

B. Cara Menyambung

Saat yang baik untuk mengadakan penyambungan ini adalah pada waktu awal musim penghujan, ketika batang bawah sedang tumbuh dengan aktif. Kalau penyambungan dilakukan pada waktu musim penghujan, maka ini biasanya hasilnya akan kuran baik. Sebab batang bawah itu telah kurang aktif.

Kita juga mengenal dua cara penyambungan pada tanaman kopi, yaitu sambungan celah dan sambungan tempel. Akan tetapi yang sering dipergunakan adalah cara sambungan celah, karena lebih mudah dan hasilnya sama-sama memuaskan bila dengan mempergunakan sambungan tempel.

C. Sambungan Celah

Batang bawah dipotong rata dengan mempergunakan gunting stek, kemudian kita buat celah sepanang 3-4cm dengan pisau. Sedangkan entres dipotong seruas-seruas sepanjang +7cm. Daun dari cabang dipotong 1½ cm dari sumbu entres kemudian diruncingkan sepanjang 3-4cm. Entres lalu dimasukkan dalam celah-celah batang bawah dan lalu diikat dengan tali. Tebal batang bawah dan entres hendaknya dipilihkan yang sama.
Gambar 24: Contoh Gambar Entres dan Bentuk Sambungannya

D. Sambungan Tempel

Batang bawah dan entres dipotong miring, kemudian ditempelkan satu dengan lainnya. Setelah itu kita ikat dengan tali. Untuk melindungi dari kekeringan atau pun pembusukan maka biasanya akan kita gunakan lilin sambung (ent-was) atau ita tutup dengan kertas. Akan tetapi dalam praktek sehari-hari, sering kita jumpai mereka itu menutup dengan mepergunakan daun-daun, entah itu daun tanaman kopi sendiri ataupun daun pisang.

E. Pembiakan dengan Stek

Bahan stek ini biasanya dipergunakan wiwilan yang berasal dari kebun entres, sebab kalau stek yang kita pergunakan dari kebun produksi maka hasilnya kurang memuaskan. Sebab makin tua umur bahan stek maka aan makin kecil daya perakarannya.

F. Memperakarkan Stek

Stek diperakarkan pada medium yang terdiri dari campuran tanah dan pasir. Dengan perbandingan 1 banding 1 ; atau 1 bading 2, sebab makin berat jenis tanahnya makin banyak memerlukan pasir.

Tebal medium yang paling baik adalah 20cm, kemudian bawahnya kita beri lapisan kerikil untuk memperbaiki drainase dan tata udara. Sebab kalau medium terlalu basah dan tata udaranya jelek, stek akan menjadi kekeringan, kemudian busuk dan mati. Stek ditanam hingga daunnya akan menyentuh medium pada jarak antara 5x10cm.

Stek dapat juga diperakarkan dalam bak stek atau bedengan stek. Dalam bak sjtek kondisi tanaman dapat diatur dengan lebih mudah, bila dibandingkan dengan bedengan stek. Sedangkan faktor pertumbuhan yang perlu diatur adalah kelembaban udara, temperatur dan intensitas cahaya.

G. Bak Stek

Dalam bak stek ini kelembababn udara dapat diatur dengan pipa air yang berlubang-lubang, sehingga air dapat menetes dengan secara pelan pada tutup kaca yang dilapisi dengan kain. Kelembaban harus dijaga agar berkisar antara 85 sampai 90 persen.

Temperatur dan intensitas cahaya dapat diatur dengan mempergunakan naungan buatan. Temperatur rata-rata kit usahakan berkisar antara 23 sampai dengan 26 derajat Celsius. Medium harus disiram secukupnya akan tetapi jangan sekali-kali tergenang air.

H. Bedengan Stek

Bedengan stek ini biasanya dipergunakan didaerah yang agak tinggi dan mempunyai temperatur rata-rata lebih rendah. Kelembaban udara diatur dengan penyiraman air, setiap 2-3 jam pada siang hari. Sedangkan untuk temperatur dan intensitas cahaya diatur dengan naungan buatan, atau kombinasi naungan alam dan naungan buatan.

I. Pemindahan Stek

Stek telah cukup berakar dalam waktu antara 10-12 minggu. Kemudian stek ini perlu dipelihara dulu dalam pembibitan sebelum dipindahkan kepetanaman. Baiknya dalam pembibitan itu stek ditanam dalam jarak 20x20cm atau 20x25cm, atau kalau tidak dapat juga dipelihara dalam plastik ataupun keranjang. Setelah umur 8 sampai 10 bulan barulah dipindahkan kepetanaman.

J. Jadwal Pembuatan Stek

Waktu yang baik untuk pembuatan stek adalah awal dari musim penghujan, maka baiknya saja menurut jadwal umum:
1.      Bulan Oktober s/d Desember; tahap Pengakaran di bak stek
2.      Bulan Januari s/d Oktober; tahap Pemeliharaan dan Pembibitan
3.      Bulan Oktober s/d Nopember; tahap Penanaman di kebun atau petanaman.
Read More

Saturday, April 5, 2014

Pemupukan Tanaman Kopi

Kebutuhan pemupukan dalam tanaman kopi ini ditentukan oleh 2 faktor utama, keduanya tu adalah:
1.      Pengambilan hara oleh tanaman dari dalam tanah
2.      Persediaan kandungan hara dalam tanah.

A. Pengambilan Hara

Tanaman kopi ini mengambil hara dari dalam tanah untuk pertumbuhan vegetatif dan juga untuk pertumbuhan buah. Pertumbuhan vegetatif ini sama pentingnya dengan pembuatan buah, karena buah kopi ini hanya terbentuk oleh cabang-cabang lateral yang merupakan produk pertumbuhan vegetatif.

Sedangkan pengambilan hara dari tanaman kopi ini sangat berbeda-beda dan menurut jenis kopi itu sendiri. Kebutuhan pengambilan hara oleh panen 1 ton kopi biji per hektar/tahun adalah sebagai berikut:

Tabel 2: Kebutuhan Pengambilan Hara Tanaman Kopi
Kebutuhan Pengambilan Hara Tanaman Kopi
Pengambilan tersebut belum termasuk kebutuhan untuk pertumbuhan vegetatif, yang justru lebih besar jumlahnya. Apabila kebutuhan ini juga diperhitungkan, maka hara mineral yang diambil oleh kopi jenis Robusta dari areal 1 hektar selama setahun adalah sebagai berikut:
Jumlah tersebut adalah setara dengan 672 Kg pupuk yang terdiri dari Urea, DS, dan ZK seperti yang disebutkan diatas.

B. Persediaan Hara dalam Tanah

Praktis semua wilayah kebun-kebun kopi di Jawa Tengah maupun Jawa Timur memiliki kandungan N yang rendah sekali. Disamping kekuranagn N ada juga daerah-daerah yang kekurangan P, K, atau Mg, misalnya saja daerah:
1.      Daerah pegunungan Kendeng Selatan (Jawa Timur), kekurangan NPMg
2.      Daerah Semeru Selatan dan Kawi; kekurangan NK
3.      Daerah Jawa Timur dan Ungaran Jawa Tengah; kekurangan NPK

Keadaan tanah cukup berbeda-beda, bahkan dalam satu kebun sekalipun. Maka karena itulah untuk mengetahui kebutuhan pemupukan diperlukan analisa tanah dan analisa daun, yang sedapat mungkin dilengkapi dengan percobaan lapangan.

C. Manfaat Pemupuan

1.      Perbaikan Kondisi Tanaman
Tanaman yang dipupuk secara optimal dan teratur maka akan memiliki daya tahan yang lebih besar, dengan demikian maka tidak mudah dipengaruhi oleh keadaan yang ekstrim. Misalnya; kekurangan air karena musim kemarau yang terlalu panjang, temperatur tinggi atau rendah, pembuahan terlalu lebat dan sebagainya.

2.      Peningkatan Produksi dan Mutu
Dalam tahun pertama maka pemupukan akan lebih banyak berpengaruh terhadap pertumbuhan vegetatif. Sebab cabang-cabang menjadi lebih banyak. Walaupun dalam tahun pertama produksi belum banyak meningkat, tetapi pemupukan telah memberikan keuntungan besar, yaitu:
a.      Biji kopi menjadi lebih besar dengan mutu yang lebih baik;
b.      Rendaman atau uitivering lebih tinggi, sehingga biaya pemetikan relatif lebih murah
Efek pemupukan ini pengaruhnya terhadap produksi pada umumnya baru terjadi pada tahun  kedua setelah pemupukan.

3.      Stabilisasi Produksi
Tanaman kopi ini bersifat biennial bearing, yang artinya suatu saat akan panen tinggi dan kemudian akan panen rendah. Pada tahun panen rendah, biasanya akan menurun 40% dibandingkan dengan panen sebelumnya (panen tinggi). Apalagi kalau makin buruk kondisi tanaman, maka akan makin buruk pula penurunannya. Namun kalau tanaman yang dipupuk secara optimal, maka biasanya hanya akan mengalami penurunan sebesar 20%, hingga dengan demikian maka produksi agak bisa setabil.

D. Jenis dan Dosis Pemupukan

Pupuk itu dibagi menjadi 2 golongan, yaitu pupuk tunggal (single fertilizer) dan pupuk majemuk (compound fertilizer). Pupuk tunggal itu hanya mengandung satu jenis unsur hara, yaitu N,P, atau K. Sedangkan kalau pupuk majemuk mengandung lebih dari satu unsur hara dalam berbagai kombinasi.

Bila saja mengandung NK, NP, NPK, dan NPKMg, dan lain sebagainya. Pupuk majemuk ini mempunyai beberapa kelebihan kalau dibandingkan dengan pupuk tunggal.

Akan tetapi sayangnya sekarang kebanyakan pupuk majemuk yang beredar di pasaran bebas tidaklah sesuai dengan pupuk untuk jenis tanaman kopi. Lebih-lebih pada daerah-daerah tertentu. Misalkan saja untuk jenis tanah yang hanya memerlukan N, pemberian P atau K baik secara sendiri-sendiri atau pun dikombinasikan dengan N tetap saja tidak akan memberi efek menguntungkan. Sebab pemberian pupuk yang salah itu bukannya saja tidak efektif, akan tetapi sering kali juga bahkan menurunkan produksi. Hal itu karena tanaman kopi sendiri kurang mempunyai daya serap selektif pada pemberian pupuk yang tidak seimbang.

Disamping itu, semua dosis juga sangat penting. Dosis yang diberikan kalau terlalu kecil dan kurang, maka sama saja dengan tidak akan memberikan keuntungan. Demikian juga kalau terlalu tinggi memberikan dosis harus pula didasarkan pada asil analisa tanah, daun dan juga harus dilakukan percobaan-percobaan terlebih dulu baik atau tidak hasilnya.

Berikut tabel dosis sementara yang lazimnya dipakai untuk pemupukan kopi, untuk dosis  per pohon tiap tahunnya:

Tabel 3: Dosis Pemupukan Tanaman Kopi (Pohon Per Tahun)



Dosis Pemupukan Tanaman Kopi (Pohon Per Tahun)

E. Saat Pemupukan

Saat pemupukan ini haruslah kita sesuaikan dengan kebutuhan tanaman, dan juga iklim. Biasanya yang lazim dilakukan sebagai berikut:

Waktu dan Dosis Pemupukan:





F. Efisiensi Pemupukan

Pemupukan hanya bisa menguntungkan dan efektif bila memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
PENGATURAN NAUNGAN:
Naungan diatas kopi itu harus seminim mungkin dan sebaliknya naungan diatas tanah harus semaksimal mungkin. Sebab pemupukan itu tidak akan banyak berpengaruh terhadap kenaikan produksi kalau keadaan gelap.

Namun harus pula diingat kalau pengurangan naungan ini haruslah dilakukan dengan cara bertahap. Tanaman yang baru saja dipupuk, jangan dulu terlalu banyak dikurangi naungannya. Dengan demikian maka tanaman tersebut akan lebih banyak memperoleh kesempatan memperbaiki kondisi vegetatifnya.

Hingga dengan demikian maka produksi tahun berikutnya akan meningkat. Juga akan memiliki cadangan-cadangan hara untuk mencegah terjadinya overbearing dan die back.

PEMANGKASAN:
Pupuk hendaknya baru diberikan setelah tanaman dipangkas. Hal ini untuk menghindarkan supaya sebagian hara tak terbuang bersama pemangkasan wiwilan dan cabang-cabang sewaktu dipangkas. Tanaman yang dipupuk maka akan mengeluarkan wiwilan lebih banyak. Pupuk ini hanya akan memberi efek maksimal apabila wiwilan dipangkas sekecil mungkin. Maksudnya semuda mungkin.

PERLAKUAN TANAH:
Teras ada tanah-tanah yang letaknya miring haruslah kita pelihara. Dengan demikian maka pupuk tidak mengalir terbuang karena erosi. Juga pengairan harus kita perbaiki. Jangan sampai ada rumpai disekitar pohon paling sedikit antara 1-3 bulan sejak pemberian pupuk. Perlu diketahui kalau pupuk N ini sebulan saja telah habis terserap. Akan tetapi untuk pupuk K dan P akan habis dalam waktu antara 2 sampai 3 bulan.

G. Cara Pemberian Pupuk

Pupuk akan kita berikan pada lingkar piringan pohon. Tentu saja setelah kita pacul dengan secara pelan dan kita buat parit. Kalau kita mempergunakan pupuk urea hendaknya dibenamkan ditanah supaya tidak hilang menguap. Kalau pupuk itu menguap maka akan sia-sia kita memberikannya, sebab tak akan memberikan hasil keuntungan buat kita.
Read More